Pilkada Jakarta 2024

Di Mata Efriza, Anies Baswedan Masih Jauh dari kata Andal Berpolitik

Sudah jatuh ditimpa tangga itulah yang dialami Anies Baswedan saat ini. Gagal maju di Jakarta, kini muncul asumsi yang semakin memojokkannya.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
MASIH JAUH – Anies Baswedan dinilai masih jauh dari kata andal dalam membangun negosiasi politik. 

POS-KUPANG.COM – Ibarat sudah jatuh ditimpa tangga, itulah yang dialami Anies Baswedan saat ini. Setelah gagal maju ke Pilkada Jakarta 2024, kini muncul asumsi yang semakin menempatkan Anies di posisi terpojok.

Menurut Pengamat Politik Citra Institut, Efriza, bila dilihat dalam beberapa bulan terakhir, Anies Baswedan sepertinya tidak memiliki etika dalam berpolitik.

Sebagai misalnya, kata Efriza, PDIP sempat ingin menduetkan kadernya dengan Anies Baswedan. Namun Anies justru tidak peduli dan tak melanjutkan lobi-lobi politik dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Maka menjadi wajar kalau Ketua Umum PDIP Megawati menyidir, 'sekarang mendekat, kemarin sore ke mana? Pakai maksa lagi. Aku kaget yo, suruh gotong pak Anies. Enak aja, ngapain suruh dukung Pak Anies. Mau didukung jangan gitu yo'," kata Efriza meniru ucapan Megawati, Kamis 29 Agustus 2024.

Dikatakannya, dari ucapan Megawati tersebut, tampak jelas betapa cara pendekatan dan lobi-lobi Anies tidak disukai dan sepertinya tidak beretika.

Harusnya, kata Efriza, Anies Baswedan membuka komunikasi, saling negosiasi dan menyamakan pandangan. Dengan begitu, tercipta kesamaan, hingga akhirnya saling mendukung. 

"Tapi inikan tidak terjadi. Itu menunjukkan kelas bahwa Anies sebagai politisi, masih kurang banyak baik itu cara berkomunikasi, etika berpolitik dalam menyamakan pandangan, saling menegosiasikan kepentingan. Makanya Anies masih jauh dari kata andal," tegasnya.

Sebelumnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kehilangan arah untuk maju di Pikada Jakarta karena tidak ada dukungan dari partai politik.

Beberapa hari terakhir, isu Anies bakal diusung oleh PDIP ternyata hanya prank. 

Sebab, PDIP mengusung Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta.

Efriza pun meminta agar Anies intropeksi diri dan bercermin kepada kenyataan agar ke depan bisa lebih baik lagi.

"Menggunakan bahasa sarkas, ia tengil, dan kepedean. Ini politik loh, sebagai politisi ia harus gercep, dan harus bisa mengayuh kepentingan, bahasa sarkasnya bukan seperti sekarang suka-suka gue," kata Efriza.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komaruddin Watubun menyebutkan bahwa Anies dan Ahok adalah korban dari kepentingan orang lain.

Hal tersebut, kata Komaruddin terungkap berdasarkan perbincangan yang dilakukan antara Ahok dan Anies, Selasa kemarin.

Demikian diungkapkan Komarudian Watubun saat dikonfirmasi dan dikutip dari laman kompas.tv, Rabu.

Komaruddin menjawab pertanyaan mengapa PDI Perjuangan tidak mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur untuk Pilkada Jakarta kemarin.

“Kemarin tidak ada agenda umumin Anies,” ujar Komaruddin, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV, Selasa 27 Agustus 2024.

Baca juga: Efirza Bicara Soal Anies Baswedan: Jangan Persalahkan Parpol, Tapi Salahkan Diri Sendiri

Baca juga: MENGEJUTKAN! Anies Baswedan Tolak Permintaan PDIP Maju di Jawa Barat

“Tapi Anies boleh omon omon, kan boleh. Baru mulai terungkap juga. Oh....Ahok dan Anies ini korban dari kepentingan orang lain, dari omon omon itu baru (ketahuan -red). Oh… dulu Ahok sampe masuk penjara ternyata ada yang bermain di belakang itu,” papar Komaruddin Watubun.

Komaruddin mengaku menyambut baik perbincangan yang dilakukan oleh Anies dan Ahok pada Selasa kemarin.

Menurut dia, dengan membangun komunikasi tersebut, keduanya menjadi saling mengerti.

“Hal hal begini supaya saling diskusi satu sama lain saling mengerti,” ujar Komaruddin. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved