Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 27 Agustus 2024, “yang lain Jangan Diabaikan” 

Monika terus berdoa bagi Agustinus selama 17 tahun hingga akhirnya Agustinus mau mengubah hidupnya

Editor: Rosalina Woso
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 27 Agustus 2024, “yang lain Jangan Diabaikan”  

Dari bacaan Injil hari ini, kita fokus kepada pada kecaman pertama dalam bacaan hari ini yang  berfokus pada kelalaian orang Farisi dan ahli Taurat yang cuma urus hal-hal yang tidak penting dan melupakan hal-hal inti dan penting dalam hukum Taurat yaitu tentang: keadilan, belas kasih dan kesetiaan.

Hal-hal yang dibuat oleh orang Farisi dan ahli Taurat ini  juga telah membentuk  satu pola tingkah laku hidup yang juga masih kita terjadi  dan yang kita lakukan di  tempat kerja kita masing-masing  dan komunitas hidup kita baik dalam keluarga juga dalam kelompok masyarakat kita. Hal yang paling menonjol adalah kita suka sekali munafik hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Kita gampang sekali jatuh pada hal-hal yang remeh temeh saja tapi terlihat megah agar terkesan luar biasa untuk dipuji. Lalu setelah itu kita abaikan hal-hal lain bahkan itu adalah hal-hal yang inti atau yang utama.

Kita suka dan bahkan dianggap itu baik ketika kita mengabaikan hal-hal inti itu hanya untuk kita dikenal atau dipuji dan kita merasa bangga telah melakukannya padahal itu hanya satu tipuan mata saja karena hal yang  sebenarnya sebagai inti itu tak pernah disetuh. Itu semua karena egoisme diri kita yang sangat kuat mempengaruhi kita. Maka marilah kita belajar untuk menjadi rendah hati dan setia untuk hal-hal inti yang tampak dalam hal-hal sederhana yang kita lakukan dengan komitmen dan ketulusan. Maka atas cara itu, kita layak mendapat kasih karunia di hadapan Allah

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:kita semua adalah murid-murid Tuhan yang telah dipilih untuk tugas yang dipercayakan kepada kita. Kedua, namun kadang atau sering kita masih terjebak dalam egoisme diri yang kuat sehingga kita tak lagi fokus pada tugas kita malah masih saja hidup dalam kemunafikan. Ketiga, maka kita butuh pertobatan agar kita layak mendapat kasih karunia di hadapan Allah. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved