Berita NTT

Sikapi Cacar Monyet dengan Bijaksana

Kasus Mpox pada manusia ditemukan pertama kali tahun 1970 pada seorang anak usia 9 tahun di Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo / RDK).

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Sikapi Cacar Monyet dengan Bijaksana
POS-KUPANG.COM/HO
Soeharsono, Mantan Penyidik penyakit hewan.

Penularan terjadi pada orang-orang yang melakukan pemburuan monyet untuk dikonsumsi, Saat menguliti monyet hasil buruan inilah terjadi penularan lewat kontak langsung. 

Gejala Mpox berupa demam, kebengkakan kelenjar limfe (lymphoglandula) terutama yang ada di daerah selangkangan dan ketiak.

Kematian karena Mpox sangat jarang, bila ada umumnya pada anak-anak di Afrika.

Mpox pernah ditemukan di Amerika tahun 2003 akibat mengimpor tikus raksasa Gambia (Crisetomis gambianus) yang jinak dan diperlakukan sebagai hewan piara (pet animal). Tikus raksasa Gambia membawa virus Mpox tanpa terlihat sakit.

Di pet shop tikus Gambia ini menularkan Mpox pada rodensia asli Amerika prairie dog (Cynomis ludovicianus). Kedua hewan piara ini menularkan Mpox pada pembeli kedua rodensia ini lewat cakaran. Dalam tempo relatif singkat ditemukan 37 kaus Mpox tersebar di Illinois, Indiana, Kansas, Misouri, Ohio dan Wisconsin. 

Sejauh ini rantai penularan Mpox di hutan (sylvatic cycle) hanya terjadi di Afrika. Orang asing tertular Mpox di Afrika masih bisa pulang ke negaranya, karena umumnya penyakit bersifat ringan. Namun di negerinya bisa menularkan lewat kontak langsung ke orang-orang terdekat.

Virus Mpox relatif tahan di luar tubuh hewan atau manusia. Oleh karena itu handuk atau pakaian yang dipakai pasien Mpox bisa menularkan ke orang lain, meskipun amat jarang dilaporkan.

Ada 2 tipe genetik (clade) virus Mpox, yakni clade Congo Basin (clade I) dan Afrika Barat (clade II). Clade I tersebar di RDK dan Republik Afrika Tengah, sedangkan clade II tersebar di Nigeria, Siera Leon dan Ghana. Clade II terbagi menjadi Clade IIa dan IIb, kemudian terbagai lagi menjadi galur (lineage). Sebagian kasus Mpox tahun 2022 termasuk clade IIb, lineage B.1. Clade I lebih ganas dibanding clade II.
Mencegah Mpox

Meskipun tersedia vaksin Mpox, PBB tidak menganjurkan vaksinasi masal Mpox seperti waktu terjadi pandemi covid. Menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan setelah kontak dengan bahan yang diduga tercemar virus Mpox sangat dianjurkan.

Memperhatikan kasus Mpox di Singapura dan di Indonesia selama ini, kita perlu waspada namun tidak perlu panik. Hindari kontak langsung dengan teman atau orang diduga tertular Mpox. Penderita Mpox perlu mengikuti petunjuk Dinas Kesehatan setempat, karena memerlukan isolasi agar tidak menularkan ke orang lain, sampai benar-benar sembuh.

Meskipun belum ditemukan Mpox pada monyet di Indonesia, sebaiknya tidak dilakukan pemburuan monyet untuk dipiara atau dikonsumsi, karena ada selain Mpox, ada beberapa penyakit yang bersumber monyet.

Sebagai contoh demam kuning (yellow fever) dan virus zika ditularkan nyamuk, tanapox dan chromobacteriosis menular secara kontak, dan Kyasanur Forest disease ditularkan oleh caplak Haemaphysalis sp. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved