Berita Timor Tengah Utara

Kondisi SMA Negeri di Perbatasan RI-RDTL Memprihatinkan, Siswa-siswi Belajar di Ruang Darurat 

Namun, dinding papan tersebut hanya dibangun setelah dari tinggi bangunan. Sebagian lainnya dipasang trali yang dibuat dari kawat.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Kondisi bangunan SMA Negeri Bikomi Nilulat di Kabupaten Timor Tengah Utara yang digunakan siswa-siswi untuk mengikuti proses belajar mengajar. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM KEFAMENANU - Kondisi memprihatinkan dialami siswa-siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Siswa-siswi yang mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan berada tepat di wilayah perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse tersebut terpaksa memanfaatkan ruang belajar tidak layak untuk proses belajar mengajar.

Sebanyak 3 ruangan darurat yang dimanfaatkan oleh siswa-siswi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dinding ruangan ini dibuat dari irisan bambu, papan dan tripleks. Dinding bagian depan ruang kelas ini dibuat dari papan. 

Namun, dinding papan tersebut hanya dibangun setelah dari tinggi bangunan. Sebagian lainnya dipasang trali yang dibuat dari kawat.

Kepada POS-KUPANG.COM, Minggu, 25 Agustus 2024, Kepala SMAN Bikomi Nilulat Drs. Gregorius Maria Roga mengatakan, penggunaan 3 ruangan karena ruang kelas tidak cukup untuk menampung jumlah siswa.

Menurutnya, ruang belajar darurat tersebut, diperuntukkan bagi siswa kelas X IPA, IPS dan kelas XI IPS. Sedangkan Kelas  XI IPA menggunakan ruang belajar laboratorium Kimia. Ruang laboratorium tersebut merupakan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun anggaran 2021.

Bahkan, sebelumnya pihak SMA Negeri Bikomi Nilulat meminjam ruangan SDN Sunkaen untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Pasalnya, sejak dibangun pada tahun 2011 lalu, sekolah ini tidak  memiliki ruangan khusus, 

"Waktu itu kita gunakan ruang SDN Sunkaen yang kebetulan mereka memiliki 3 ruangan lebih, maka kita diperkenankan untuk gunakan ruangan tersebut,"bebernya.

Beberapa bulan setelah sekolah tersebut beroperasi, mereka kemudian mendapatkan bantuan 1 unit gedung dari anggaran PNPM. Satu unit gedung itu terdapat tiga ruangan. 

 jadi dua ruangan saat ini kita pakai untuk kelas XII IPA, IPS sementara yang satu kita gunakan, untuk ruangan guru, perpustakaan, tata usaha, untuk terima tamu dan juga ruang berdoa, 

Sejak tahun 2011 sekolah ini hanya memiliki 3 ruangan permanen. Pemanfaatan ruang kelas bantuan PNPM tersebut pada tahun 2012.

Pada tahun 2021, SMA Negeri Bikomi Nilulat memperoleh bantuan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Provinsi NTT.

Pada tahun 2020, SDN Sunkaen menerima bantuan gedung Merah Putih dari pemerintah. Oleh karena itu seluruh bangunan direnovasi. Pasca renovasi gedung SDN Sunkaen, mereka kewalahan untuk melakukan proses belajar mengajar karena 3 ruang kelas tidak bisa lagi digunakan untuk proses pembelajaran.

Pihak sekolah bersama komite sekolah kemudian berinisiatif meminta bantuan dari masyarakat Desa Sunkaen untuk mendirikan sekolah darurat demi menunjang kelancaran KBM. Gedung darurat ini dimanfaatkan sejak tahun 2021.

Meskipun dikerjakan pada tahun 2021, ruang kelas darurat ini tidak menunjang aspek keamanan, kenyamanan, dan juga konsentrasi baik guru dalam kegiatan belajar mengajar. Apa yang dialami oleh oleh seluruh civitas akademik di SMA Negeri Bikomi Nilulat mesti menjadi perhatian pemerintah. 

Gregorius menuturkan,  kondisi di sekolah tersebut ini sebenarnya sudah diketahui semenjak masih bergabung dalam Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Timor Tengah Utara. Pasalnya, mereka pernah dikunjungi oleh mantan Wakil Bupati Aloysius Kobes, S.Sos saat memimpin apel kesadaran di Desa Sunkaen Kecamatan Bikomi Nilulat.

Sekolah tersebut juga pernah dikunjungi beberapa pegawai dari Pemerintah Provinsi NTT. Saat itu, lanjutnya, mereka meminta untuk dicatat sejumlah kebutuhan dari sekolah tersebut.

Sebagai kepala sekolah, Gregorius mencatat sekitar 3 atau 4 permintaan dan kebutuhan mereka. Namun, hingga saat ini belum ada respon nyata dari Pemerintah Provinsi NTT.

Semestinya, ucap Gregorius, SMA Negeri Bikomi Nilulat menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya, sekolah ini terletak tepat di Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse yang mana menjadi wajah terdepan Negara Indonesia.

Dia berharap, pemerintah pusat bisa memberikan perhatian serius terhadap kondisi yang dialami SMA Negeri Bikomi Nilulat.

Baca juga: Dialiri Listrik, Warga Kampung Baheka Haumeni Ana Sampaikan Terima Kasih

Sementara itu, seorang guru SMA N Bikomi Nilulat bernama Maria Yosefina Hoar S.Pd.,Gr menjelaskan, bangunan darurat yang digunakan untuk proses belajar mengajar ini sangat mengganggu konsentrasi belajar dan kenyamanan guru serta siswa-siswi.

Semestinya, siswa-siswi di sekolah tersebut harus menikmati fasilitas pendidikan sebagaimana yang dialami siswa-siswi di belahan wilayah lain di Indonesia. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved