Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Jumat 23 Agustus 2024, Hamba Allah atau Wakil Allah?
Begitu pula dengan setiap kita yang tidak berjabatan apa pun, marilah kita sadar bahwa kita semua sama-sama hamba Allah.
POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Jumat 23 Agustus 2024, Hamba Allah atau Wakil Allah?, merujuk pada KITAB 1PETRUS 5:1-6.
Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).
POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penulis Komunitas Suluh Injil edisi Juli 2024.
Suluh Injil Renungan Harian Juli 2024 merupakan Bulan Kebangsaan dengan Tema “GMIT DI BUMI PANCASILA
Mewujudkan Nilai-Nilai Pancasila”
Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:
Sila keempat dari Pancasila menyebutkan salah satu aspek kedaulatan rakyat yakni musyawarah perwakilan.
Artinya negara ini tidak dipimpin oleh satu orang atau segelintir orang yang empunya kekuasaan, atau golongan agama, partai politik, atau suku tertentu.
Demokrasi Indonesia ialah demokrasi perwakilan semua unsur bangsa yang bermufakat bersama dalam pengambilan keputusan.
Mereka yang diutus untuk mewakili suara rakyat adalah wakil rakyat bukan tuan atas rakyat. Saat yang sama mereka adalah hamba Allah.
Adakalanya kita salah memahami wakil rakyat sebagai wakil Allah. Para pemimpin masyarakat, gereja dan keluarga adalah hamba Allah.
Mereka bertugas memimpin orang lain, namun saat yang sama mereka harus menghambakan diri kepada Allah. Mereka melakukan apa yang Allah kehendaki untuk mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera bagi banyak orang. Karena itu yang paling diperlukan agar mampu menjalankan kepemimpinan sebagai seorang hamba Allah ialah hikmat kebijaksanaan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Jumat 23 Agustus 2024, "Mewujudkan Keadilan Bagi Kaum Lemah"
Tanpa hikmat bijaksana, seorang pemimpin akan berpikir dialah sang penguasa yang berdaulat mutlak memutuskan segala sesuatu.
Hal inilah yang sering terjadi dalam kepemimpinan gereja. Rasul Petrus menasihatkan para penatua, untuk sungguh-sungguh mengabdikan diri kepada kehendak Allah. Di pasal 2 sudah diperingatkan bahwa mereka adalah hamba Allah.
LANGKAH IMAN.
Hikmat bijaksana nampak dalam diri para pemimpin yang mengenal diri dan posisinya sebagai hamba Allah, walaupun ia memiliki jabatan atau kuasa, sebab jabatan atau kuasa itu merupakan otoritas pemberian Allah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.