KKB Papua

Geoffrey Foster Beri Kesaksian Soal Tindakan KKB Papua Bunuh Pilot Glen Conning: Dia Sudah Ditembak

Pembunuhan pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning (50) oleh anggota KKB Papua, hingga kini masih menjadi bahan perbincangan publik.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
BERI KESAKSIAN - Geoffrey Foster, teman Glen Malcolm Conning mengungkapkan fakta mengerikan tentang pembunuhan pilot asal Selandia Baru oleh anggota KKB Papua. 

POS-KUPANG.COM – Pembunuhan pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning (50) oleh anggota KKB Papua, hingga kini masih menjadi bahan perbincangan publik. Peristiwa itu menjadi luka paling dalam di kalangan anak bangsa. 

Pasalnya, sosok tak berdosa bagi Tanah Papua itu, dihabisi dengan sangat kejam oleh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata. Padahal yang dilakukan pria berkewarganegaraan Selandia Baru, adalah mengantar anak-anak Papua untuk bertugas di wilayah Distrik Alama, Kabupaten Mimika.

Untuk diketahui, transportasi udara merupakan satu-satunya transportasi andalan di wilayah pegunungan Papua. Pasalnya, akses darat hingga saat ini belum bisa menjangkau wilayah pedalaman Papua.

Ini terjadi, karena setiap kali ada upaya membangun jalan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, ada-ada saja tindakan anggota KKB Papua yang menghalang-halangi atau menghambat pekerjaan Pembangunan ruas-ruas jalan tersebut.

Tak hanya itu, anggota KKB Papua juga melancarkan aneka tindakan terhadap pembangunan fasilitas kesehatan untuk masyarakat setempat. Bahkan gedung-gedung sekolah pun dibakar padahal gedung itu dibangun untuk kepentingan masyarakat setempat.

Lantas, bagaimana dengan tindakan kejam anggota KKB papua terhadap pilot Glen Malcolm Conning

Glen Conning dibunuh sesaat setelah mendaratkan dengan sempurnah helicopter yang dipilotinya di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin 5 Agustus 2024.

Setelah helikopter mendarat, anggota KKB Papua pun langsung melancarkan tindakan anarkis. Mereka menurunkan pilot Glen Conning dari helicopter kemudian menembaknya di depan penumpang yang telah diantar ke tempat itu.

Melihat adegan nan kejam tersebut, teman korban yang juga seorang pilot helikopter, yakni Geoffrey Foster, langsung membatalkan niatnya untuk mendaratkan helikopternya di tempat kejadian perkara atau TKP.

Ada pun kesaksian yang disampaikan pada detik-detik menegangkan yang menima Glen temannya, adalah sebagai berikut.

Saat itu, katanya, ia juga yang juga menerbangkan helikopter, tiba di sekitar Bandara Alama.

Ia melihat helikopter jenis IWN MD 500 ER PK sudah mendarat di landasan dan baling-balingnya tak berputar.

Baca juga: Australia Berkabung, Pilot Berpengalaman Itu Temui Ajal di Tangan KKB Papua

Baca juga: Hadi Tjahjanto Meradang, KKB Papua Bunuh Pilot Australia: Aparat akan Beri Pelajaran

Foster yang juga berasal dari Selandia Baru itu, lantas mengitari helikopter tersebut dengan jarak lebih kurang 1.000 kaki di atas permukaan tanah.

Setelah itu, ia kemudian mendarat di samping helikopter. Namun, sesaat mencapai tanah, Foster melihat situasi yang tidak biasanya di tempat pendaratan helikopter tersebut.

Dia melihat barang-barang yang diduga berasal dari dalam helikopter yang dipiloti Glen Malcolm Conning, sudah berserakan di tanah.

Pada kesempatan itu juga, Foster melihat kalau Glen dalam keadaan sudah bersimbah darah.

Keterangan Foster itu diungkapkan kembali oleh Kepala Satgas Ops Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa 6 Agustus 2024.

"Ketika saksi hendak mendarat dengan jarak sekitar 10 kaki, saksi melihat tas-tas berserakan dan pilot terkulai di kursi dengan darah di sekujur tubuhnya," kata Faizal.

Melihat kondisi itu, Foster memutuskan kembali lepas landas. "Saksi langsung lepas landas kembali dan tidak jadi mendarat," ungkapnya.

Setelah menjauh dari area bandara, Foster menyaksikan sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit yang saat ini sedang dibangun.

Jenazah Pilot Glen Telah Dievakuasi

Sementara itu, jenazah Glen telah berhasil dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Selasa.

Evakuasi jenazah setelah tiga helikopter TNI Angkatan Udara (AU) diterbangkan ke Distrik Alama.

Jenazah Glen tiba di Landasan Lanud Yohanis Kapayau Timika sekitar pukul 13.00 WIT, dilansir Tribun-Papua.com.

Kronologi Pembunuhan Pilot Glen

Dengan sadisnya, KKB membunuh dan membakar Glen bersama helikopter jenis IWN MD 500 ER PK, sekitar pukul 10.00 WIT.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, para penumpang dan pilot langsung dihadang oleh KKB setibanya di Distrik Alama.

"Jadi saat itu juga pilot Glen Malcolm Conning langsung dibunuh oleh KKB di Landasan bandara Alama," kata Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Pol Bayu Suseno, dalam keterangannya yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa.

Baca juga: Berniat Serang Brimob, Anggota KKB Papua Malah Terkulai Kena Tembakan

Baca juga: Bunuh Pilot Asal Selandia Baru, Komnas HAM Kecam KKB Papua

Bayu menjelaskan, kejadian bermula saat Glen menerbangkan helikopter dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Distrik Alama.

Setibanya di Distrik Alama, mereka dicegat KKB menggunakan senjata api.

Kemudian sang pilot dan penumpang diturunkan dari helikopter.

Selanjutnya, pilot dan penumpang dikumpulkan di lapangan, tepatnya sekitar lokasi helikopter mendarat.

Setelah itu, KKB langsung melakukan pembunuhan terhadap Glen.

"Jenazah pilot dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersamaan dengan helikopter," tandasnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved