Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen, Manusia Berharga dan Mulia di Mata Tuhan, Yesaya 43:1-7

Dari sisi nilai kehidupan, laki-laki dan perempuan adalah sama-sama manusia yang juga sama berharga di mata Tuhan.

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen, Manusia Berharga dan Mulia di Mata Tuhan, Yesaya 43:1-7
POS-KUPANG.COM/HO
Pdt. Selvy N.Nalle-Ndun,M.Th

Di Bebel, konsep keselamatan Allah kepada Israel akan dilakukan dalam konteks politik. Di mana raja Persia akan mengijinkan mereka kembali ke Yerusalem dengan harapan Israel akan mendukung Persia untuk menguasai Mesir, Etiopia dan Syeba suatu lokasi yang ada di sebelah Barat Daya Arab (ayat 3).

Satu alasan Allah untuk mengangkat kembali Israel dari kegagalan hidup mereka sebagai satu bangsa ialah karena Israel adalah ciptaan Allah yang berharga, milik kepunyaan Allah.

Dengan kata lain, Allah mau menyelamatkan Israel dari berbagai penindasan karena Allah memandang Israel sebagai manusia yang berharga di mataNya.

Cara pandang Allah kepada Israel sebagai ciptaan yang berharga inilah yang menghantar Israel berproses dan mengalami keselamatan.

Hampir seluruh ayat mulai dari ayat 1 sampai ayat ke7 menggambarkan tentang alasan ini, yakni atas dasar cara pandang Allah bahwa tidak boleh ada penindasan karena harkat dan martabat manusia sama di mata Allah (ayat 4).

Penghargaan Allah untuk manusia tidak hanya untuk laki-laki tetapi juga untuk perempuan. Panggilan keselamatan dari Allah itu berlaku  baik kepada laki-laki maupun kepada perempuan (ayat 6). Harkat kaum laki-laki dan kaum perempuan sama di mata Tuhan Allah. Dalam ayat 6 dinyatakan demikian: “....Bawalah anaKu laki-laki dari jauh, dan anak-anakKu perempuan dari ujung-ujung bumi.” Hal ini menunjukan tentang kasih Allah tanpa bias gender.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Sabtu 10  Agustus 2024, Sila Pertama: Tuhan Itu Esa

Kasih Allah juga tidak hanya berlaku untuk generasi masa lampau yang diwakilkan oleh Yakub sebagi cikal bakal pembentukan satu bangsa yang disebut Israel tetapi juga generasi kini dan mendatang sebagai bukti anugerah kasih Tuhan kepada Israel sebagai satu bangsa yang tidak akan punah. Hal ini dinyatakan lewat sapaan penyertaan Tuhan kepada anak cucu mereka.

Dengan kata lain, Allah berjanji bahwa anak cucu mereka tidak akan pernah punah. Ketidakpunahan generasi menjadi bukti pemeliharaan Allah terhadap kelanjutan kehidupan suatu turunan termasuk sebuah bangsa.  

Kasih Tuhan terselami bagi Israel baik di masa lampau, masa kini maupun bagi generasi di masa depan.

Empat kata kunci  tentang kasih Allah yang terselami yang menjadi alasan Allah mengasihi Israel, yang tercatat dalam bacaan yaitu “menciptakan engkau (ayat 1), menyertai engkau (ayat 1,5), menebus engkau (ayat 3). Semua ini dilakukan Allah mengarah kepada tujuan memuliakan nama Allah (ayat 7).

Dari bacaan ini, ada beberapa catatan refleksi bagi kita, antara  lain:

1.      Berbicara tentang Israel berarti berbicara juga tentang kepentingan semua manusia yang berhak mendapatkan perlakuan yang baik. Allah tidak hanya menciptakan manusia sebagai satu individu tetapi sejarah terbentuknya suatu bangsa merupakan bukti tentang karya dan kehendak Allah. Begitu juga dnegan kita sebagai bangsa Indonesia. Kemerdekaan kita merupakan sejarah tentang kasih Allah yang mau mnejadikan kita sebagai bangsa yang sederat dengan bangsa-bangsa lain. Jika Allah membentuk dan memanggil kita sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia, maka pembentukan itu menunjukan tentang kasihNya yang akan terus menyertai kita menjadi bangsa yang tidak punah sepanjang kita juga mau menjadilakan nilai-nilai kemanusiaa dan keTuhanan sebagai nilai yang benar dalam berelasi baik dengan sesama maupun dengan Tuhan Allah.

2.      Tuhan berkata; “jangan takut” (lih. Ayat 1,5). Penyatan ini merupakan bentuk dari penyertaan perlindungan terhadap berbagai ancaman hidup. Tidak ada satu alasan sebuah bangsa untuk menjadi takut dalam perjuangan kebangsaannya sepanjang bangsa itu mau menjadi bangsa yang takut akan Tuhan. Tuhan akan tetap menyetakan kehadiranNya bersama bangsa yang takut akan Dia. Penyertaan Tuhan tidak bearti meniadakan tantangan, cobaan, ujian hidup, bahkan hukuman. Namun itu semua bukan untuk membinasakan, melainkan sebagai proses teguran yang mendatangkan kehidupan yang lebih baik. 

3.      Semua orang sama harkat dan martabatnya di mata Tuhan. Orang-orang yang berharga di mata Tuhan mesti menunjukan kualitas hidup yang baik, antara lain hidup yang mengarah kepada kehendak Tuhan serta mau menjadi berkat bagi sesama. Karena itu, kita tidak boleh melecehkan harga diri kita dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, sebaliknya kita dipanggil untuk mengembangkan kehidupan penuh damai sejahtera sebagai perwujudan dari kasih dan keadilan Allah yang telah kita terima.

4.      Nasihat Firman Tuhan ini juga mengajarkan kita untuk menghindari sikap pelecehan terhadap harkat dan martabat manusia dalam bentuk apapun dan terhadap siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang dewasa maupun kepada anak-anak. Kemanusiaan yang adil dan beradap harus mampu dipraktikan oleh setiap individu dalam relasi sosialnya.  Hal ini sama artinya dengan kita juga dilarang untuk melakukan praktik bullying baik dalam rumah tangga, dunia kerja, dunia pendidikan, dan di mana saja. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan FirmanNya. Amin. (*)

 Ikuti Berita POS-KUPANG.COM  lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved