Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 8 Agutus 2024,"Tetapi, Apa Katamu"

santo Dominikus, imam. Dominikus lahir pada tahun 1170 di Calaruega, Spanyol. Orangtuanya, Don Felix de Guzman dan Joana dari Aza

Editor: Rosalina Woso
Dok. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Kamis 8 Agutus 2024, "Tetapi, Apa Katamu" 

Oleh: Bruder Pio Hayon

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 8 Agutus 2024, "Tetapi, Apa Katamu"

Hari Kamis Biasa Pekan XVIII

PW. Sto. Dominikus, Imam

Bacaan I:Yer. 31:31-34

Injil: Matius16:13-23                                                                       

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Setiap kata yang kita ucapkan biasanya keluar  dari  perbendaharaan  pengetahuan  yang kita miliki atau pemahaman  yang kita punya dan juga bisa lahir  dari satu satu konsep pemikiran kita sebagai hasil dari  pendidikan atau refleksi kita.

Intinya kata yang terucap itu pasti selalu punya kisah dibaliknya dan akan membuat satu kisah lain sesudahnya entah menghidupkan tapi juga bisa mematikan orang lain. Kata-kata itu berbisa jika dipakai untuk menyerang.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini gereja secara khusus memperingati santo Dominikus, imam. Dominikus lahir pada tahun 1170 di Calaruega, Spanyol. Orangtuanya, Don Felix de Guzman dan Joana dari Aza dikenal sebagai bangsawan Kristen yang saleh dan taat agama.

Joana ibunya kemudian dinyatakan Gereja sebagai 'beata'; kakaknya, Mannes dan Antonio mencurahkan hidupnya bagi Tuhan dan Gereja sebagai imam; dua orang keponakannya menjadi imam dalam ordo religius yang didirikannya, Ordo Dominikan.

Mannes dikemudian hari digelari 'beato' karena kesucian hidupnya dan pengabdiannya yang tulus kepada Tuhan dan Gereja.Masa kecil dan mudanya ditandai dengan kesucian dan semangat belajar yang tinggi. Pendidikan awalnya ditangani langsung oleh pamannya yang sudah menjadi imam.

Dominikus kemudian melanjutkan studinya ke sekolah Katedral Palencia. Pada umur 24 tahun ia masuk biara di Osma dan tak lama kemudian ditabhiskan menjadi imam. Karier imamatnya dimulai di Osma didukung oleh doa kontemplatif yang sungguh mendalam.Albigensianisme, yang lahir pada awal abad ke-13 di kota Albi, Prancis Selatan ini, merongrong ajaran iman yang benar.

Aliran ini mengajarkan bahwa segala yang jasmani itu jahat. Ajaran Gereja tentang Tritunggal MahaKudus, peristiwa penjelmaan dan Penebusan umat manusia dalam Pribadi Yesus Kristus diingkarinya; juga semua sakramen, ibadat dan apa saja yang merupakan ungkapan iman Gereja ditolak.Terdorong oleh desakan batin untuk memberantas pengaruh jahat aliran sesat ini, Dominikus mendapat ilham untuk mendirikan sebuah tarekat religius yang lebih memusatkan perhatian pada soal Pewartaan Sabda.

Ordo religius Dominikus ini kemudian lazim dikenal dengan nama 'Ordo Praedicatorum' atau 'Ordo para Pengkhotbah'.Pandangan hidup yang dianut Ordo Dominikan, yang dikenal dengan nama 'Ordo Predicatorum' atau 'Ordo Pengkhotbah' ini merupakan sesuatu yang belum dikenal pada masa itu. Dominikus menggabungkan corak hidup kontemplatif dengan kehidupan aktif: mewartakan Injil di luar biara, kerja tangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, belajar dan lain-lain.

Misinya sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang baru, karena pada masa itu hal pewartaan adalah tugas khas pada Uskup. Dengan kekhasan ini, Dominikus bermaksud memberikan Gereja suatu Ordo Religius Imam yang berbobot dan handal

Dominikus meninggal dunia di Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah menderita sakit keras. Kesucian Dominikus sungguh luar biasa. Ia seorang pendoa yang merasakan benar makna kehadiran Allah. Kisah hidup santo Dominikus ini lalu memberi inspirasi bagi kita semua bahwa kita semua adalah juga murid Tuhan yang siap menjadi pewarta kebenaran. Dan itu bisa terjadi kalau kita mempunya kedekatan yang mendalam dengan Tuhan sendairi  seperti  yang dipraktekkan oleh santo Dominikus dalam hidup kontemplatifnya yang mendalam. Dan itu yang kita dengar dalam injil  hari ini.

Yesus bertanya kepada para muridNya: “Kata orang, siapaka Anak Manusia itu?”  Dan para muridNya ramai-ramai menjawab tentang pandangan orang lain tentang guru mereka. Lalu Yesus mengubah pertanyaannya: “Tetapi, apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka diantara semua murid itu, hanya Petrus yang menjawab: “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup.”

Jawaban Petrus bukan saja lahir dari dirinya sendiri melainkan Bapalah yang menyatakannya. Kita pun dalam hidup kadang atau bahkan tak berani untuk mengakui iman kita kepada Yesus di depan umum. Kita bahkan merasa malu  mengungkapkan siapa itu Yesus bagi kita.

Maka marilah kita semakin belajar mendekatkan hidup dan hati kita kepada Yesus agar semua yang keluar dari  hati dan mulut kita adalah kebenaran dan bukan ujaran kebencian atau konflik.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua adalah murid Tuhan yang dipanggil menjadi pewarta FirmanNya.

Kedua, maka tugas utama kita adalah mewartakan kebenaran iman kita kepada siapa saja.

Ketiga, dan itu bisa terjadi kalau kita memiliki Tuhan dalam hidup kita setiap hari.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

                                                                                                                                                 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved