Pilgub DKI Jakarta

Dukungan NasDem ke Anies Baswedan Bisa Dicabut, Begini Kata Ahmad Sahroni

Meski Partai NasDem disebut-sebut telah mendukung Anies Baswedan ke Pilgub DKI Jakarta, dukungan itu rupanya belum memiliki dasar pijakan yang kuat.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
BISA DICABUT – Ahmad Sahroni mengungkapkan kemungkinan terburuk yang dialami Anies Baswedan. Partai NasDem bisa saja mencabut dukungan untuk Pilgub DKI Jakarta 

POS-KUPANG.COM – Meski Partai NasDem disebut-sebut telah mendukung Anies Baswedan untuk Pilgub DKI Jakarta, namun dukungan itu rupanya belum memiliki dasar pijakan yang kuat. Pasalnya, NasDem bisa saja mencabutnya kembali dan mengalihkan ke figur yang lain.

Hal tersebut disampaikan Ahmad Sahroni, Bendahara Umum Partai Nasdem. Ia bahkan secara blak-blakan mengatakan bahwa sampai sekarang partainya belum mengeluarkan surat rekomendasi untuk Anies Baswedan.

Pernyataan ini tentunya kontras dengan fakta politik yang terjadi baru-baru ini. Pasalnya, saat itu, NasDem secara terang-terangan menyatakan dukungannya penuh kepada mantan calon presiden tersebut.

"Gue sebagai orang NasDem belum tahu (surat rekomendasi kepada Anies) itu. Gue sebagai orang NasDem belum tahu, karena gue bukan di Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) ya," ujar Ahmad Sahroni.

Bisa saja, lanjut dia, Nasdem mengeluarkan surat rekomendasi itu kepada Anies Baswedan, namun bisa saja tak akan dilanjutkan sampai ke tahap pendaftaran di KPU atau Komisi Pemilihan Umum.

Untuk itu, lanjut Ahmad Sahroni, ia meminta semua pihak agar menunggu kepastiannya pada saat tanggal pendaftaran calon ke KPU.

"Ya kan belum, belum. Kuncian itu nanti setelah dia mendaftarkan. Nah, jadi jangan kecelek. Rekomendasi bisa aja dikasih, tapi tahu-tahu nggak didaftarin," ujar dia.

"Bisa dicabut, bisa saja tidak dilanjutkan untuk pendaftaran," lanjutnya.

Baca juga: Jamiludin Ritonga Soroti Pertemuan Tak Terduga Anies Baswedan – Baba Alun, Begini Katanya

Sahroni mengakui Jakarta merupakan daerah yang unik ketimbang wilayah lain. Dia yakin tidak ada yang bisa memprediksi siapa yang akan maju di Jakarta.

Dan menurutnya jumlah poros yang akan bertarung di Pilkada Jakarta juga tidak bisa diprediksi.

"Belum tentu (2 atau 3 poros). Pengamat bisa saja menafsirkan antara A, B, C. Tapi pelaku lapangan secara politis itu sangat dinamis. Ini kan masih sangat dinamis, Jakarta agak sedikit unique. Karena ini tidak mudah dan tidak bisa ditafsirkan oleh para pengamat-pengamat itu," tutur Sahroni. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved