Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Sabtu 3 Agustus 2024, Menghormati Allah dan Menaati Firmannya
harus merespons kepada Allah untuk memenuhi panggilan dalam hubungan dengan-Nya secara pribadi tanpa ada allah yang lain.
Pokok-Pokok Renungan
Pertama, orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pelayanan mengikuti aturan-aturan, ketetapan dari lembaga darinya ia diutus. Kemudian mengikuti standar aturan etis moral yang berlaku secara umum dalam masyarakat. Aturan dan ketetapan bukan sebagai sebuah beban tetapi sebagai “alat kontrol” untuk merawat keselamatan. Perenungan kita tentang Firman ini menunjukkan bahwa Allah mengasihi kita. Oleh karena itu, sebagai orang percaya melaksanakannya dengan gembira dan syukur kepada Allah.
Sepuluh Perintah Allah merupakan anugerah Allah bagi umat manusia sehingga diresponi oleh kita semua. Sepuluh Perintah Allah bukan untuk membebani umat namun mengatur hubungan orang Israel dengan Tuhan dan sesama. Dengan Sepuluh Perintah Allah, orang Israel beribadah kepada Tuhan dengan tertib dan juga menjalani kehidupan bersama secara tertib. Mereka bisa menjauhkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain. Firman Allah melalui sepuluh hukum ini mengingatkan kita agar kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan sesama kita.
Kedua, keselamatan adalah anugerah Allah. Anugerah itu datang setelah perintah Allah. Orang Israel telah diselamatkan dari perbudakan, setelah itu baru diberikan sepuluh hukum. Oleh karena itu, keselamatan bukan karena perbuatan baik kita, bukan berbuat baik supaya selamat tetapi karena kita telah diselamatkan sehingga kita berbuat baik. Itulah yang membedakan kekristenan dengan ajaran agama lain.
Kita menaati perintah Tuhan karena kita telah diselamatkan. Orang tua melahirkan kita bukan karena kita baik sehingga dilahirkan, tetapi setelah kita dilahirkan baru dibentuk menjadi orang baik. Lalu apakah ketika kita nakal, kita tidak lagi menjadi anak? Tidak. Kita akan tetap dididik menjadi anak yang baik sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dalam rumah dan secara umum di masyarakat.
Saat kita menyetir sepeda motor, lalu kedapatan oleh pihak berwajib bahwa kita melanggar peraturan lalulintas: apakah kewargaan negara kita dihapus? Tidak. Kita dikenai tindakan disiplin dan aturan yang berlaku secara umum. Itulah makna sepuluh hukum, bukan untuk menghukum kita tetapi membentuk, mendidik dan mengatur kita hidup sebagai anak-anak Allah dalam dunia ini.
Ketiga, dalam Perjanjian Baru Yesus menyimpulkan sepuluh hukum bahkan seluruh isi hukum Taurat dalam Hukum Kasih, yakni mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Mengasihi Allah dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi (Mat. 22:37). Artinya, bahwa mengasihi dengan segala totalitas hidup kita dan dinyatakan dalam bentuk kesetiaan kita kepada-Nya. Oleh karena itu tidak ada ruangan dalam hati untuk allah yang lain.
“Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu…”, kata “cemburu” digunakan istilah ‘e^l qanna^’ dipakai untuk Allah, yang menunjukkan; pertama, kualitas dari karakter-Nya yang menuntut pengabdian penuh agar dapat mengenal secara benar siapa yang mereka sembah, kedua, menunjukkan sifat Allah yang tegas kepada setiap orang yang melawan-Nya dan ketiga, menunjukkan kuasa yang Dia gunakan untuk menghakimi umat-Nya. Dengan demikian, kecemburuan Allah adalah suatu ungkapan emosi yang olehnya Allah tergerak atau terdorong untuk bertindak atas apa saja karena kasih-Nya. Oleh karena itu orang Kristen diminta untuk mengabdi dengan segenap hati kepada Tuhan.
Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mar. 22:39). Bagaimana kita memperlakukan diri kita, demikian juga kita memperlakukan orang lain. Sesama tidak menunjuk kepada kelompok tertentu tetap kepada semua manusia, jadi mengasihi bukan hanya sesama orang Kristen tetapi kepada sesama manusia dari berbagai latar belakang. Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.