Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 3 Agustus 2024, “Kepala Yohanes Pembaptis”
tak pernah takut untuk menyuarakan kebenaran dan tidak jatuh dalam konspirasi politik yang kotor hanya untuk memenangkan egoisme diri yang sempit.
Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 3 Agustus 2024, “Kepala Yohanes Pembaptis”
Hari Sabtu Biasa Pekan XVII
Bacaan I: Yer. 26:11-16.24
Injil:Matius14:1-12
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua.Kepala adalah simbol kesadaran dan akal budi manusia karena di kepala itu pusat kesadaran manusi dalam akal budinya sebagai manusia. Maka kepala juga lambang dari diri manusia itu sendiri.
Jika isi kepala bermasalah maka tentu hidup kita juga akan bermasalah. Dengan demikian, kepala itu perlu dijaga karena pentingnya tugasnya bagi hidup manusia. Mahkota kehidupan manusia itu terletak di kepala.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada akhir pekan ini di pekan XVII ini, kita masih disegarkan oleh kisah nabi Yeremia pada bacaan pertama. Yeremia ditangkap oleh umat untuk dibunuh karena dia telah bernubuat untuk bangsa itu di bait suci. Bangsa itu sangat marah atas ulah Yeremia yang telah bernubuat akan keruntuhan bangsa itu di hadapan Allah.
Maka Yeremia sebagai utusan Tuhan pun tak mau kalah dengan ancaman mereka, sehingga dia pun berbalik melawan mereka: “Tuhanlah yang telah mengutus aku bernubuat tentang kota dan rumah ini; Tuhanlah yang mengutus aku menyampaikan segala perkataan yang telah kalian dengar itu.
Oleh karena itu, perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu sehingga Tuhan mencabut kembali malapetaka yang diancamkanNYa atas kalian. Tetapi aku ini, sesungguhnya aku ada di tanganmu. Perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar menurut anggapanmu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kalian membunuh aku maka kalian mendatangkan darah orang tak bersalah atas dirimu dan atas kota ini beserta penduduknya.”
Yeremia membela dirinya dengan sangat kuat dan berani menyampaikan apa yang sesungguhnya bahwa semua yang disampaikannya adalah langsung dia dengar dari Tuhan dan semua itu adalah Firman Tuhan yang harus dia sampaikan kepada mereka agar mereka bertobat dari tingkah laku hidup mereka yang salah dan berbalik kepada Allah agar Allah bisa membatalkan malapetaka atas diri mereka.
Pembelaan diri Yeremia menghasilkan pembenaran atas dirinya dan dia diselamatkan. Yeremia mau mengajarkan kepada kita bahwa apapun yang kita kerjakan atas dan di dalam nama Tuhan, maka kita tak perlu takut apapun juga karena kita telah melaksanakan kehendak Tuhan atas diri kita dan menggunakan kita untuk kebaikan banyak orang. Maka tak ada kata menyerah tapi semakin kuat dan berani mewartakan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita laksanakan. Tantangan dan masalah pasti akan tetap ada, tetapi selama kita masih berjalan dalam nama Tuhan, kita tak perlu kuatir tentang apapun juga.
Namun sebaliknya, ketika kita bersekutu dengan si jahat alias setan maka kita pun akan hancur dalam kuasa maut dan terlebih atas kematian kekal. Kisah Yeremia pun kita bisa sandingkan dengan kisah Yohanes pembaptis yang kita renungkan hari ini. Atas kesalahan yang dibuat oleh Herodes, Yohanes pembaptis secara tegas menegur Herodes: “Tidak halal engkau mengambil Herodias.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.