Pertambangan
Indonesia Temukan Lebih dari 100 Lokasi Cadangan Nikel Baru yang Potensial
Setidaknya ada 100 situs tambahan di Indonesia yang berpotensi mengandung cadangan nikel yang masih belum dieksplorasi
POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Setidaknya ada 100 situs tambahan di Indonesia yang berpotensi mengandung cadangan nikel yang masih belum dieksplorasi, menurut temuan terbaru Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Banyak yang bilang cadangan nikel kita akan habis di tahun-tahun mendatang, tapi temuan kami menunjukkan setidaknya ada 100 lokasi baru yang berpotensi untuk dieksplorasi lebih lanjut,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, Kamis, menurut laporan media setempat.
Tahun lalu, Indonesia memproduksi 1,8 juta metrik ton nikel, yang mewakili setengah produksi dunia. Pada saat yang sama, negara kepulauan ini memperoleh pendapatan sebesar USD33,5 miliar dari ekspor komoditas tersebut.
Kerja sama dengan Tiongkok
Sementara itu, Indonesia bermitra dengan Tiongkok untuk meningkatkan produksi minyak melalui kerja sama teknologi antara Sinopec dan Pertamina EP, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.
“Kami menggandeng mitra Tiongkok untuk kerja sama penerapan teknologi yang dilakukan antara Sinopec (dan Pertamina EP) di lima lapangan Pertamina EP,” kata Tasrif, Jumat.
Lima lapangan Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) yang dimaksud adalah Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu.
“Kami akan mengundang Sinopec ke Zulu, dan saat ini tinggal menunggu tindak lanjut lebih lanjut,” ujarnya.
Menurut Tasrif, kerja sama tersebut merupakan salah satu langkah yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan produksi minyak.
Melalui kerja sama teknologi dengan Sinopec, Menkeu menargetkan peningkatan produksi minyak melalui metode Enhanced Oil Recovery (EOR) yang melibatkan penambahan energi berupa bahan atau cairan khusus yang tidak terdapat pada reservoir minyak. Cara ini biasanya diterapkan pada sumur-sumur tua.
“Kalau dulu pemulihannya hanya 30 persen, kini kita upayakan sampai 50 persen,” jelasnya.
Tasrif mengatakan, teknologi China mampu meningkatkan kesembuhan hingga di atas 50 persen.
“Kita kombinasikan (dengan teknologi China) untuk tambahan pengangkatan,” ujarnya.
Terkait prospek produksi minyak secara keseluruhan, ia menyatakan ada enam lapangan prospektif yang ditargetkan bisa menghasilkan minyak pada tahun 2028.
Enam lapangan baru tersebut antara lain Forel yang diperkirakan mulai berproduksi pada kuartal keempat tahun 2024; Ande Ande Lumut pada triwulan I tahun 2028; Singa Laut Kuda Laut triwulan IV tahun 2026; Hidayah pada triwulan I tahun 2027; BUIC pada triwulan III tahun 2024; dan OO-OX pada kuartal pertama tahun 2026.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.