Pertambangan

Asap Belerang Muncul di Lokasi Tambang SoE Makmur Resource

Asap sulfur belerang muncul secara tiba-tiba di blok 5 lokasi tambang batu mangan milik PT SoE Makmur Resource (SMR)

Editor: Agustinus Sape

POS KUPANG. COM, SOE -- Asap sulfur belerang muncul secara tiba-tiba di blok 5 lokasi tambang batu mangan milik PT SoE Makmur Resource (SMR) di Desa Noebesa, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sejak tanggal 12 Juli 2013. Asap sulfur itu tetap muncul dan radiusnya seluas 60 x 60 cm.

Kepala bidang Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan Migas dan Ketenagalistrikan (P3MK) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) TTS, Oktas B Tallo, ST, MT,  dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (29/7/2013), membenarkannya. "Kami mendapat laporan dari masyarakat bahwa asap sulfur itu muncul sejak tanggal 12 Juli 2013.

Tanggal 20 Juli 2013 Dinas ESDM menurunkan tim untuk memantau. Hasil pengamatan tim, asap sulfur itu muncul akibat terjadinya pembakaran batu lempung. Dan, langkah yang diambil pemerintah adalah meminta tim Geologis SMR untuk mengkaji lebih lanjut soal asap itu," katanya.
Menurut dia, pihak SMR sudah menyatakan kesediaannya dan siap melakukan penelitian lebih lanjut. Hasilnya akan dilaporkan kepada pemerintah melalui Dinas ESDM.

Kopian laporan tertulis General Manager PT SMR, Franciscus Janto Insandjaya, yang diperoleh Pos Kupang menjelaskan,  pihak SMR telah melakukan pengecekan di lapangan, sekaligus mengamankan daerah sekitar fenomena alam tersebut dengan memasang tanda pengaman dan meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi kejadian.

Menurut Franciscus, pada tanggal 20 Juli 2013, pihak SMR sudah melakukan pengamatan dan ditemukan adanya gas berbau sulfur dengan suhu yang cukup panas dan penyebab efek bakar (self combustion) sehingga menghanguskan batu lempeng di sekitar lubang pada radius 60 cm. Selain itu, kata Franciscus, diperkirakan bahwa gas yang keluar adalah gas hidrokarbon bercampur sulfur dari batuan sekitar melalui retakan (patahan) di dalam bumi.

"Kami duga bersumber dari sisa-sisa kantong gas kecil yang berasosiasi mud diapir. Fenomena alam yang banyak ditemukan di batu lempung formasi Bobonaro, Pulau Timor. Dan, untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar, kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya," ujar Franciscus. (mas)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved