Pilgub NTT
Gerindra Ungkap Harapan Peluang Melki Laka Lena Gandeng Johni Asadoma di Pilgub NTT
DPP Gerindra sudah memutuskan mendukung Melki Laka Lena sebagai Calon Gubernur NTT. Wakilnya, akan diumumkan setelahnya.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Melki Laka Lena berpeluang menggandeng Johni Asadoma di Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT. Gerindra NTT telah mengungkap harapan atas hal itu.
Keduanya punya kans kuat diusung Golkar dan Gerindra sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT di Pilgub kali ini. Rabu, 31 Jili 2024, Sekretaris Gerindra NTT, Fernando Soares masih enggan membuka ke publik tentang duet itu.
Meski tidak menjawab gamblang ihwal keputusan duet Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, Fernando Soares menyebut keputusan itu hampir final.
"(Informasinya sudah ada surat keputusan Melki dan Johni Asadoma berpasangan), Belumlah. Sama seperti kemarin, ketika kita bicara-bicara, DPP melalui Pak Sekjen diumumkan. Kemudian wakil akan diumumkan, kita tunggu saja," kata dia, Rabu petang.
Baca juga: Gabriel Beri Bina Jawab Survei Duet Bersama Melki Laka Lena di Pilgub NTT
Anggota DPRD NTT terpilih ini menyebut pengumuman disampaikan oleh DPP Gerindra. Ia mengungkit lagi pengumuman dukungan Gerindra ke Melki Laka Lena sebagai Calon Gubernur, yang dilakukan DPP Gerindra.
"Kita mengusulkan Pak Johni Asadoma. Peluangnya 99,95 persen. Jadi itu," kata dia, menyebut peluang Johni Asadoma diduetkan dengan Melki Laka Lena.
Fernando Soares menyebut, apapun keputusan dari DPP semua kader Gerindra akan patuh. Loyalitas dari semua kader di tiap tingkat, kata dia, tidak perlu diragukan lagi. Ia yakin semua mesin partai akan bekerja maksimal.
"Kader Gerindra itu tunduk dan patuh pada keputusan tertinggi. Jadi loyalitas itu tergantung tanda tangan Pak Prabowo Subianto. Ketika sudah ada tantangan maka semua akan tunduk, patuh dan melaksanakan," ujarnya.
Sebelumnya, DPP Gerindra sudah memutuskan mendukung Melki Laka Lena sebagai Calon Gubernur NTT. Wakilnya, akan diumumkan setelahnya.
Kala itu, Sekjen DPP Gerindra, Ahmad Muzani mengaku keputusan itu dari Ketua Umum Prabowo Subianto. Keputusan tentang wakil gubernur juga akan dibuat Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo juga mengusung Emmanuel Melkias Laka Lena di Pilkada Nusa Tenggara Timur. Sama, (untuk) wakil gubernur juga terus berkomunikasi untuk beliau putuskan," ujar Wakil Ketua MPR RI ini.
Sangat Tergantung KIM
Pengamat politik Unwira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona menyebut duet Melki dan Jhoni Asadoma itu sangat tergantung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Data, yaitu data survei juga modal sosial dan ekonomi Jhoni Asadoma secara pribadi.
Sebab, kepentingan Presiden terpilih, Prabowo Subianto adalah memiliki dukungan Gubernur NTT yang sejalan dengan ide-ide pemerintahannya maka sosok wakil Melki akan ditentukan oleh Prabowo dan para elit KIM.
"Sehingga keputusan soal duet ini, menurut saya akan menunggu hasil musyawarah para pimpinan KIM di Jakarta," katanya.
Petinggi di jajaran KIM akan menganalisa semua data survei terbaru lalu memutuskan Wakil mana yang paling pas untuk Melki. Semua pertimbangan itu akan berbasiskan data survei-survei terbaru itu.
Selain itu, variabel lain yang juga bisa berpengaruh adalah kelenturan komunikasi dan lobi-lobi yang bisa dilakukan Jhoni Asadoma dalam masa-masa ini bersama timnya. Dia menduga, mantan Kapolda NTT itu sudah membangun komunikasi dengan para elit KIM.
"Hal berikutnya yang juga bisa membantu Jhoni adalah unjuk diri Jhoni sebagai figur yang sudah siap secara sosial dan ekonomi," katanya.
Dengan kemampuan Jhoni dari aspek ini, Mikhael bilang, KIM bisa menerima Jhoni. Sebab, Jhoni memang tokoh publik yang masuk ke politik dengan semua sumber daya yang dimiliki.
Bekal pengalaman sebagai Kapolda, juga kekuatan ekonomi yang dimilikinya, Johni
punya kemampuan meyakinkan para elit KIM tentang infrastruktur pendukung yang dimilikinya yaitu modal sosial dan ekonomi, disamping jejaring.
"Tiga hal itu yang saya kira bisa meyakinkan para elit KIM untuk menerima Jhoni sebagai wakilnya Melki," ujarnya.
Melihat fakta lainnya, kata dia, PAN dan PSI menyodorkan Jane Natalia Suryanto. Sementara Demokrat yang belum memberikan keputusan, tapi arah dukungan itu sudah mulai terlihat sejak adanya keputusan Gerindra untuk mendukung Melki.
"Di mana Prabowo sebagai simbol dan lokomotif politik KIM bisa menarik gerbong kereta KIM lainnya termasuk Demokrat, maka kecepatan Jhoni melakukan komunikasi dengan para elit KIM plus Demokrat, bisa memberi dia peluang terbuka untuk berduet dengan Melki," jelasnya.
Pada situasi terakhir, Melki memang masih punya pilihan nama lain seperti Jane Natalia Suryanto, Gabriel Beri Bina maupun Johni Asadoma sendiri. Duet itu bisa dikabulkan bila elit KIM setuju merujuk data dan kemampuan lobi serta sosial ekonomi.
Karena, ujar dia, duet yang sudah disimulasikan dalam survei SMRC misalnya, menunjukan bahwa Melki itu elektabilitasnya tinggi ketika berpasangannya dengan Jane Natalia Suryanto, juga Gabriel Beri Bina.
Ketika Melki diduetkan dengan dua tokoh ini, elektabilitas Melki cukup kuat. Bahkan Melki unggul hingga lebih dari 10 persen dari Simon Petrus Kamlasi dan Ansy Lema dengan pasangan masing-masing.
"Sebuah margin yang cukup tebal dalam pertarungan elektoral," tambah dia.
Dari data yang sama, ketika disimulasikan Melki berpasangan dengan para calon Wakil, SMRC menjelaskan bahwa, elektabilitas calon Wakil Gubernur Melki itu justru tinggi adalah Anita Gah di posisi 15,8 persen.
Kemudian Emi Nomleni di posisi kedua dan seterusnya Andreas Hugo Parera, Adrianus Garu, Ahmad Yohan, baru Jane Natali, dan disusul Jhoni Asadoma di posisi elektabilitas 2,6 persen.
"Data ini menjelaskan bahwa peluang Jhoni berpasangan dengan Melki itu secara elektabilitas masih kecil, kurang kuat tetapi bukan tidak bisa," ujarnya.
Secara elektoral, elektabilitas Jhoni itu masih bisa meningkat. Apabila ada keputusan resmi KIM dan semua partai untuk bekerja keras memenangkan duet ini maka peluang peningkatan elektabilitas itu tetap terbuka. Artinya, duet ini akan sangat bergantung pada putusan para elit KIM.
Dari aspek infrastruktur pendukung hingga logistik, Mikhael melihat Jhoni punya semuanya itu. Jhoni cukup siap. Hanya saja, karena dalam politik elektoral yang semakin rasional, di mana variabel ini bukan satu-satunya penentu.
Preferensi pemilih dan akseptabilitas pemilih terhadap setiap tokoh menjadi sangat menentukan, maka data akan memainkan peranan yang signifikan.
"Jika para elit KIM akhirnya setuju menduetkan Melki dan Jhoni Asadoma maka menurut saya, konstelasi politik ke depan akan langsung berubah. Sebab Jane Natali misalnya akan memutuskan arah dukungannya. Dan itu yang menarik ditunggu," katanya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.