Undana

Prodi Psikologi Undana Gelar Pelatihan Resiliensi Cegah Bunuh Diri Pada Mahasiswa di Poltekes Kupang

Menurut Ketua Tim Pengabdian, Mernon Yerlinda Carlista Mage, kegiatan ini diikuti oleh 30 mahasiswa semester III dari Jurusan Kebidanan Poltekkes

Penulis: Ray Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Psikologi Undana dengan mahasiswa Poltekes Kemenkes Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Studi Psikologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Poltekes Kemenkes Kupang.

Kegiatan bertajuk "Pelatihan Peningkatan Resiliensi untuk Pencegahan Bunuh Diri pada Mahasiswa" dan diikuti oleh 30 mahasiswa dari Program Studi Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kupang pada, 26 Juli 2024.

Kegiatan ini dipimpin oleh Mernon Yerlinda Carlista Mage, S.Pd.K., M.Si, dengan anggota tim Theodora Takalapeta, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan Dr. Mariana Ch. Lerik, M.Si. Pelatihan ini juga melibatkan lima mahasiswa Psikologi, yaitu Maleakhi Ludji, Avlyn Rambu Kawi, Akira Nandine, Angga Huki, dan Firsta Alta.

Menurut Ketua Tim Pengabdian, Mernon Yerlinda Carlista Mage, kegiatan ini diikuti oleh 30 mahasiswa semester III dari Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang

Kata dia, pelatihan ini dilatarbelakangi oleh peningkatan kasus bunuh diri di Indonesia, khususnya di NTT, yang sangat meresahkan. 

Dalam tiga tahun terakhir, menurut dia banyak kasus bunuh diri di Kota Kupang terjadi di kalangan remaja berusia 12-25 tahun, terutama mereka yang berada di bangku pendidikan tinggi.

"Kejadian bunuh diri sering kali bermula dari ide bunuh diri yang muncul akibat ketidakmampuan mengelola emosi negatif, yang kemudian berkembang menjadi stres, frustrasi, dan depresi," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 31 Juli 2024.

Lanjut kara Yerlinda, faktor pemicu stres dan depresi dapat bersifat internal maupun eksternal, termasuk kepribadian, keluarga, pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial, kondisi keuangan, dan lingkungan sosial.

Ia berujar, generasi Z saat ini tidak terbiasa dilatih untuk memecahkan masalah dan bertahan dalam tekanan karena perkembangan teknologi yang mempermudah penyelesaian masalah secara cepat dan instan. 

"Hal ini membuat mereka rentan mengalami krisis mental dan berpikir untuk bunuh diri," ungkapnya.

Baca juga: Prodi Ilmu Komputer Undana Ajak Pemuda Jemaat Ebenhaezer Oeba Lindungi Data Pribadi

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. 

Kegiatan ini membantu peserta memperoleh pengetahuan tentang resiliensi sebagai kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan, keterampilan meningkatkan resiliensi untuk bertahan dan berjuang di masa sulit, serta sikap untuk menjadi agen edukasi pencegahan bunuh diri bagi teman sebaya dan lingkungan sekitar.

Materi pelatihan meliputi Konsep Terapi Perilaku Emotif-Rasional (Model A-B-C) yang bertujuan mengubah keyakinan irasional individu terhadap penyebab tekanan personal, latihan fokus, menenangkan pikiran dan mencari solusi, serta menyusun rencana resiliensi untuk mengidentifikasi kemampuan diri, support system, strategi, keyakinan, nilai, dan harapan serta latihan pemecahan masalah.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan para peserta sangat antusias serta terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, terdapat peningkatan pemahaman tentang resiliensi sebagai kekuatan untuk menjadi tangguh serta mencegah ide atau perilaku bunuh diri.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Dr. Mareta Bakale Bakoil, S.ST., M.PH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Kupang, dan Matje Meriaty Huru, M.Si, selaku Koordinator Bidang Kemahasiswaan. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved