Prodi Ilmu Komputer Undana Ajak Pemuda Jemaat Ebenhaezer Oeba Lindungi Data Pribadi

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Prodi Ilmu Komputer, Universitas Nusa Cendana (Undana) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan sosialisasi bertajuk keamanan siber dan perlindungan data pribadi, untuk mencegah penipuan berbasis online terhadap masyarakat.

Sosialisasi diadakan di Panti Asuhan Kristen GMIT 221 Oeba, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang diikuti oleh puluhan pemuda Jemaat GMIT Ebenhaezer Oeba.

Koordinator program studi Ilmu Komputer, Ir. Meiton Boru, S.T., M.Kom., IPM mengatakan pengabdian masyarakat merupakan salah satu dari 3 tugas utama perguruan tinggi.

“Pengabdian ini adalah bentuk implementasi dari ilmu yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa, untuk menjawab permasalahan atau berkontribusi menjawab masalah di masyarakat,” ujarnya Sabtu, 29 Juli 2024.

Salah satu masalah yang menjadi atensi prodi Ilmu Komputer adalah keamanan siber dan perlindungan data pribadi.

“Salah satu kontribusi adalah menyampaikan sosialiasaii tentang kemanaan siber dan perlindunagn data pribadi, untuk mencegah penipuan berbasis online yang marak terjadi,” ucapnya.

Dosen Ilmu Komputer Undana sekaligus pemateri, Juan Rizky Mannuel Ledoh. S.Kom.,M.Cs mengungkapkan penipuan berbasis online adalah ancaman serius bagi pengguna internet.

“Penipuan berbasis online merupakan ancaman serius, bagi keamanan dan privasi pengguna internet. Masyarakat yang kurang berpengalaman di bidang teknologi cenderung menjadi sasaran penipuan. Sosialisasi tentang keamanan siber sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penipuan berbasis online dan cara mencegahnya,” ungkapnya.

Juan menuturkan berdasarkan data yang bersumber dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas), sepanjang tahun 2022 Polri telah menindak 8.831 kasus terkait kejahatan siber sejak 1 Januari sampai 22 Desember 2022. 

Baca juga: Prodi Psikologi Undana Kupang Edukasi Literasi Kesehatan Mental di Baumata

Jumlah penindakan terbanyak berada pada kasus manipulasi data autentik sebesar 3923 kasus, diikuti penipuan melalui media elektronik, cybercrime, pencemaran nama baik secara online, dan kasus lainnya.

“Pada awal tahun 2023 muncul tren kejahatan baru seperti modus penipuan menggunakan undangan pernikahan elektronik APK, yang disebarkan melalui pesan langsung pada sosial media seperti Whatsapp. Jika penerima pesan mengakses berkas apk tersebut, maka pelaku kejahatan akan mendapatkan akses terhadap SMS korban termasuk token SMS-banking. Selain itu, modus penipuan perbankan juga marak terjadi, dimana serangan phishing pada nasabah bank sering dilakukan dengan modus penipu berpura-pura menjadi pihak bank dan mengirim pesan palsu yang meminta data pribadi atau keuangan nasabah,” jelasnya.

Juan menambahkan kaum muda jemaat GMIT Ebenheazer Oeba menjadi fokus penyampaian sosialisasi, karena berada di usia produktif dan penguna aktif internet.

“Komunitas pemuda terdiri dari anggota jemaat, usia produktif dan merupakan pengguna internet aktif. Meskipun melek teknologi secara sadar atau tidak mereka bisa menjadi korban penipuan online. Pengetahuan yang dibagikan melalui sosialisasi ini diharapkan dapat diserap dengan baik, oleh pemuda dan dapat meneruskan pengetahuan ini kepada anggota,” kata Juan.

Selain menyampaikan tentang modus penipuan, juga disampaikan tentang dampak dan cara menghadapi keadaan tersebut agar tidak menjadi korban penipuan online atau kebocoran data pribadi.