Timur Tengah

Kematian Ismail Haniyeh Merupakan Pukulan Besar bagi Kekuatan Hamas

Haniyeh ia dipandang oleh banyak diplomat sebagai seorang yang moderat dibandingkan dengan anggota kelompok garis keras yang didukung Iran di Gaza.

Editor: Agustinus Sape
AFP/KHAMENEI.IR
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kiri) saat bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (kanan) di Teheran, Iran, Selasa (30/7/2024). 

Pada tahun 2003, dia menjadi salah satu ajudan Yassin yang dipercaya, difoto di rumah Yassin di Gaza sambil memegang telepon di telinga pendiri Hamas yang hampir lumpuh total sehingga dia dapat mengambil bagian dalam percakapan. Yassin dibunuh oleh Israel pada tahun 2004.

Haniyeh adalah pendukung awal Hamas memasuki dunia politik. Pada tahun 1994, dia mengatakan bahwa membentuk partai politik "akan memungkinkan Hamas menghadapi perkembangan yang muncul".

Awalnya ditolak oleh kepemimpinan Hamas, namun kemudian disetujui dan Haniyeh menjadi perdana menteri Palestina setelah kelompok tersebut memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006, setahun setelah militer Israel menarik diri dari Gaza.

Kelompok ini menguasai Gaza pada tahun 2007.

Pada tahun 2012, ketika ditanya oleh wartawan Reuters apakah Hamas telah meninggalkan perjuangan bersenjata, Haniyeh menjawab "tentu saja tidak" dan mengatakan perlawanan akan terus berlanjut "dalam segala bentuk - perlawanan rakyat, perlawanan politik, diplomatik dan militer".

(reuters.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
 
 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved