Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024, “Jangan Tinggalkan Aku di Masa Tuaku”
sesuai kebutuhan hidup setiap hari. Dengan demikian mereka dapat bertahan dalam hidup dan tidak mati kelaparan.
Oleh: Pastor John Lewar,SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 28 Juli 2024, “Jangan Tinggalkan Aku di Masa Tuaku”
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Minggu Biasa XVII
Hari Orangtua, Kakek dan Nenek Sedunia
Lectio:
2Raja 4:42-44
Mazmur 145:10-11,15-16,17-18; Ef. 4:1-6;
Injil:Yohanes 6:1-15.
Meditatio:
Hari ini kita merayakan Hari orangtua, kakek dan nenek sedunia yang keempat. Kita menghormati dan mengenang peran penting mereka dalam keluarga dan masyarakat. Adapun tema perayaan Hari Orangtua, Kakek dan Nenek pada Hari
Minggu Biasa XVII, hari ini adalah: “Jangan tinggalkan aku di masa tuaku” (Mazmur 71: 9). Kesepian menjadi inti sari pesan Bapak Paus Fransiskus kali ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 26 Juli 2024, Kita dan Mata
Tema ini mengingatkan kita akan pentingnya kasih sayang dan perhatian bagi mereka yang telah lebih dahulu daripada kita dalam perjalanan hidup ini.
Bacaan-bacaan suci pada hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan memperhatikan orang-orang kecil dan sederhana dengan memberi makan kepada mereka sesuai kebutuhan hidup setiap hari. Dengan demikian mereka dapat bertahan dalam hidup dan tidak mati kelaparan.
Elisa seorang nabi dalam Perjanjian Lama memerintahkan pelayan-pelayannya agar memberi makan kepada orang yang lapar. Kisah nabi Elisa yang menerima roti jelai dan gandum baru mengajarkan kita tentang iman dan semangat berbagi. Elisa yang meyakinkan pelayannya bahwa roti itu cukup untuk 100 orang menunjukkan, bahwa dalam tangan Tuhan berkat sekecil apapun bisa menjadi berlimpah( 2 Raja 4: 44).
Elisa yang memberi santapan dan perhatian kepada mereka yang berkekurangan melambangkan Allah yang tak henti-hentinya memenuhi keinginan segala makhluk hidup ( Mazmur 145: 10). Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam merawat orangtua dan lansia dengan iman dan kelutulusan hati, kita bisa memberikan yang terbaik dan Tuhan akan melipatgandakannya.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Efesus (4:1-6)mengingatkan kita untuk hidup dalam kerendahan hati, lemah lembut dan sabar serta saling membantu dalam kasih. Kerendahan hati dan berlaku lemah lembut sebenarnya tidak sulit, sebab orang diminta hanya untuk mengakui kelemahan dan ketidakmampuannya serta kekecilannya.
Bagi seorang kristen yang bermental sehat, ada seorang tokoh panutan yaitu Kristus, yang rela merendahkan diriNya
bahkan mengosongkan diriNya, supaya dapat hidup di antara manusia, sehingga dengan demikian Dia dapat membuat kita layak memiliki Kerajaan Allah.
Kesabaran menuntut suatu ketahanan mental yaitu menahan dengan penuh pengertian kesalahan dan kekurangan sesama. Semakin iklas cinta kita kepada sesama, semakin besar pula kesabaran yang dituntut dari pihak kita karena cinta itu banyak resikonya.
Orang yang sabar tahu dan rela mengampuni. Inilah panggilan untuk merawat dan menghormati orangtua kakek dan nenek kita dengan memberikan waktu untuk berbicara, mendengarkan cerita mereka dan membantu dalam kegiatan sehari-hari sebagai bentuk kasih dan rasa terimakasih kita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.