Pilgub NTT
Mengenal Empat "Don" yang Menentukan Arah Politik NTT
Melki menyebut, keempatnya merupakan tokoh politisi senior yang bisa mengarahkan NTT.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Arah politik provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa waktu terakhir tidak lepas dari campur tangan empat "Don".
Mereka merupakan politisi kawakan asal NTT yang malang melintang di etalase nasional sebagai wakil rakyat.
Meski di ibukota negara, namun keempat "Don" ini ikut menentukan arah politik di NTT dengan segala kecakapan dan sumberdaya mereka.
Baca juga: Dipilih Prabowo untuk Maju Pilgub NTT, Klaim Melki Laka Lena Soal Gerindra dan KIM Terbukti?
Adapun istilah "Don" merujuk pada gelar untuk kepala keluarga elit atau kelas bangsawan (dalam konteks politik) yang berasal dari Italia, Portugis dan Spayol hingga daerah jajahan mereka.
Mimpi Laka Lena
Dalam berbagai kesempatan, politisi Golkar, Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan mimpi agar keempat "Don" ini bertemu dan duduk bersama. Melki yang sedang menapak langkah untuk maju pada Pilgub NTT 2024 ini bahkan berihtiar mempertemukan keempatnya.
Melki menyebut, keempatnya merupakan tokoh politisi senior yang bisa mengarahkan NTT.
“Saya memahami dan memaknai bahwa empat tokoh NTT yang paling senior di DPR RI, Kaka Benny Harman, Bang Melki Mekeng, Kaka Victor Bungtilu Laiskodat, dan Bang Herman Heri. Dan memang kita lihat tidak mudah untuk mempertemukan keempatnya," ujar Melki Laka Lena saat mendaftar sebagai Bakal calon gubernur di DPD Demokrat NTT, 19 Mei 2024 lalu.
"Kalau kakak Victor, Bang Benny, Bang Mekeng dan Bang Herman Heri bisa bareng-bareng menyepakati tentang sebuah proses dan hasilnya nanti, itu sangat membantu NTT kedepan,” sebut Melki Laka Lena kala itu.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu meyakini, jika keempat tokoh senior itu telah duduk bersama dan menelurkan kesepakatan politik, maka NTT akan lebih mudah diurus.
“Saya berharap suatu waktu nanti empat tokoh kita ini bisa duduk bersama. Siapa saja yang maju dan siapa saja yang nanti terpilih dalam proses ini, empat tokoh ini bisa bersama-sama, dan itu adalah mimpi saya. Karena keempat ini bisa duduk bersama maka NTT akan dengan mudah diurus. Siapapun yang terpilih nanti itu urusan teknsi. Semua urusan akan muda dilakukan untuk NTT jika bereempat ini bisa Bersatu dan bersepakat,” ujar dia.
Empat Don
Publik di provinsi paling selatan Indonesia tentu tidak asing dengan empat tokoh politik asli NTT itu. Mereka merupakan politisi yang memiliki rekam jejak serta nama besar di belantika perpolitikan nasional.
Viktor Bungtilu Laiskodat
Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H., M.Si merupakan politisi yang lahir di Kupang pada 17 Februari 1965. Ia menjadi salah satu politisi yang ikut membidani lahirnya Partai Nasdem bersama Surya Paloh. Sebelum membangun Nasdem, mereka awalnya merupakan kader Golkar.
Viktor mulai duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI pada periode 2004–2009. Saat itu ia masih merupakan anggota Fraksi Golkar. Pada Pemilu 2014, Viktor yang telah menjadi kader Nasdem terpilih kembali sebagai anggota DPR RI. Ia kemudian ditunjuk menjadi Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI.
Pada Pilgub NTT 2018, Viktor memutuskan untuk bertarung berpasangan dengan politisi Golkar, Josef Nae Soi. Paket Victory Joss yang mengusung mereka menang dalam Pilgub NTT dan Viktor menjadi Gubernur NTT periode 2018-2023.
Pada Pemilu 2024, Viktor kembali maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil NTT 2. Dia mendapatkan suara terbanyak kedua di Partai Nasdem setelah Ratu Wulla Talu yang mengundurkan diri.
Adapun pendidikannya dasar dan menengahnya ditempu di SD Semau Kupang, SMPN 1 Kupang, dan SMA PGRI Kupang. Selanjutnya mengambil studi hukum di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia lalu melanjutkannya magister serta doktoral pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Sebelum terjun ke dunia politik, Viktor merupakan konsultan hukum dan pengacara di Viktor B. Laiskodat Law Firm. Ia juga tercatat sebagai Direktur PT Elok Kurnia Sejati. Selain menjadi Ketua Bidang Pertanian dan Maritim DPP Partai NasDem pada kurun 2013–2018, Viktor juga masuk dalam Badan Pemenangan Pilpres Jokowi-JK pada 2014.
Viktor dikenal sebagai jenderal lapangan partai nasdem yang juga dekat dengan Presiden Jokowi.
Herman Hery
Herman Hey merupakan politisi PDI Perjuangan yang duduk di DPR RI selama empat periode. Sama seperti Viktor, ia menjadi anggota DPR RI sejak 2004 dari Frakasi PDI Perjuangan.
Pada periode keempat, tahun 2019-2024, Herman Hery dipercayakan sebagai ketua Komisi III yang membidangi Hukum, HAM dan Keamanan.
Selain sebagai politisi, pria yang lahir di Ende Flores, 26 November 1962 itu juga dikenal sebagai pengusaha food and beverage. Sebelum terjun ke dunia politik, Herman Hery pernah melanglang buana di beberapa perusahaan hingga menjadi Ceo Dwi Mukti Group sejak 1995.
Ia juga tercatat aktif di KADIN NTT, HIPMI, DPP BMI, Badiklat PDI Perjuangan hingga Harley Owner Group sebagai ketua umum.
Herman Hery memutuskan tidak mencalonkan diri pada Pileg 2024. Sebagai gantinya, politisi berkacamata itu mendorong anaknya, Stefano Rizky Adranacus untuk maju pada Pileg dan memperoleh suara terbanyak kedua setelah Ansy Lema di Dapil NTT 2.
Dalam tubuh PDIP, Herman Hery juga dikenal sebagai salah satu pengurus yang dekat dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Melky Mekeng
Melchias Marcus Mekeng atau akrab disapa Melky Mekeng lahir pada 8 Desember 1963. Politisi Golkat ini juga menjabat sebagai anggota DPR-RI selama empat periode yakni pada 2004–2009, 2009–2014, 2014–2019 dan 2019–2024. Saat ini, ia duduk di Komisi XI.
Politisi asal Maumere Kabupaten Sikka ini pernah dipercayakan sebagai Ketua Badan Anggaaran DPR RI atau Banggar sebelum akhirnya memilih mengundurkan diri pada 28 Agustus 2012.
Melky yang merupakan lulusan De La Sale University, Metro – Manila (1982-1987) menjadi anggota MPR RI Utusan Daerah NTT pada 1999-2004. Pada 2007, ia dipercayakan menjadi Wakil Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR-RI. Sejak 2009, ia menjadi anggota Badan Anggaran DPR RI sekaligus Wakil Bendahara Umum Partai Golkar hingga 2015.
Pada periode 2019-2024, melky menjadi Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Hubungan Kelembagaan DPP Partai Golkar.
Benny Kabur Harman
Harman Benediktus Kabur, S.H., M.H. atau lebih dikenal dengan nama Benny Kabur Harman merupakan politisi Partai Demokrat yang menjabat sebagai anggota DPR RI empat periode sejak 2004.
Benny yang lahir pada 19 September 1962 di Manggarai Flores tercatat pernah mengikuti Pemilihan umum Gubernur Nusa Tenggara Timur sebanyak dua kali yaitu 2013 dan 2018.
Politisi yang kerap dipanggil BKH kini menduduki posisi sebagai anggota Komisi II DPR RI. Pada periode 2009-2014, Benny menjadi Ketua Komisi III Bidang Penegakan Hukum, Pemberantasan Korupsi, dan Hak Asasi Manusia DPR RI. Selanjutnya pada periode 2014-2019, Benny bertugas sebagai Wakil Ketua Komisi III.
Sebelum bergabung dengan Demokrat, BKH pernah menjadi anggota DPR RI dari PKPI (Partai Keadilan dan Persatuan) tahun 2004-2009 dan merupakan satu-satunya caleg terpilih dari PKPI.
Ia tercatat juga menjadi Wakil Ketua Komisi VI bidang BUMN, Koperasi dan UKM, Perindustrian dan Perdagangan DPR RI serta Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI (2012-2014) hingga Ketua Departemen Penegakan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini juga tercatat mendirikan dan memimpin sejumlah organisasi seperti Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) (1996), Center for Information and Economic-Law Studies (CINCLES) (1999), SETARA Institute for Democracy (2006), hingga National Institute for Legal-Constitutional Government (2008).
Ia juga tercatat sebagai Wakil Presiden South-East Asian Parliamentarian Forum Against Corruption (2005-2010)—bagian dari organisasi parlemen dunia untuk antikorupsi.
Pada Pemilu 2024, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil NTT 1 yang meliputi Flores, Lembata dan Alor. Ia juga dikenal sebagai salah satu Ketua DPP dan dekat dengan Ketua Umum AHY. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.