Kabar Artis

Wisata NTT, Kunjungi Kampung Adat Melo dan Temukan Warisan Budaya yang Menakjubkan

Kabupaten Manggarai Barat tidak sekedar memiliki keindahan alam yang spektakuler. Peninggalan budaya di Manggarai Barat juga menakjubkan seperti

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
parekrafntt.id
Kampung Adat Melo di Manggarai Barat 

Kampung ini terbuka untuk umum. Wisatawan yang berkunjung selalu ingin mengetahui lebih dalam suku asli dan kearifan lokalnya. Selain keindahan alam dan bangunan adat yang ada juga terdapat atraksi budaya yang ditampilkan dan dapat dinikmati adalah

a. Penyambutan tamu, Penyambutan wisatawan di pelataran gerbang dilakukan dengan ritual adat khas Kampung Melo.

Ketua adat beserta penduduk lokal akan menyambut dengan ramah disertai iringan musik tradisional.Sebuah kain selendang khas Kampung Melo akan dilingkarkan di leher para wisatawan sebagai tanda kedatangannya disambut dengan gembira.

Baca juga: Menunggu Langkah Catur Demokrat di Pilgub NTT, Merapat ke Golkar atau Bangun Poros Keempat?

Selanjutnya para tamu akan diajak ke sebuah rumah utama di tengah kampung yang disebut Rumah Gendang.

Di dalam rumah inilah ritual adat dimulai yang diawali dengan pembacaan mantra dalam Bahasa setempat oleh Ketua adat.

Setelah itu, tamu diberikan minuman khas setempat yang disebut sopi serta pinang berisi sirih.

Setelah ritual selesai, ketua adat akan mengajak ke sebuah rumah utama di tengah kampung yang bernama Rumah Gendang. Rumah ini menyimpan berbagai alat atraksi seni budaya khas Kampung Melo.

b. Tari Caci, Tarian Caci adalah sebuah tarian untuk memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Tarian ini juga merupakan tarian peperangan yang dipertunjukan oleh para pemuda Kampung Melo dengan mengunakan alat cambuk, dan dilakukan dengan menari sesuai iringan lagu.

Sambil menari setiap penari saling mencambuk satu sama lain. Walaupun timbul rasa sakit, memar dan ada darah yang keluar dari tubuh penari, namun hal ini dianggap merupakan tradisi sebagai bentuk persembahan kepada para leluhur

c. Ndudu ndake Merupakan tarian masal yang biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu dan syukuran lainnya. Para penari perempuan ini mengenakan songke (kain tenun khas) dan mbero (kebaya). Biasanya para tamu akan diajak ikut menari bersama mengikuti alunan musik. Adalah menarik sekaligus menghibur melihat gerak-gerik kocak teman-teman mengikuti irama. Tari ndudu ndake punya beat lebih ceria.

d. Tetek Alu Tetek alu alias tari bambu dimana penari harus meloncat-loncat menghindari batang bambu yang dihentak-hentakan di tanah seiring irama musik.

Makin lama ritme makin cepat, bambu makin menghentak, penari makin melonjak. Penonton menahan napas tegang karena ngeri kaki penari terjepit batang-batang bambu. Penonton juga diberi kesempatan untuk ikut menari tetek alu, namun dengan tempo yang diperlambat.

e. Sanggar Compang To’e Terletak di ketinggian, sehingga dari sini dapat melihat pemandangan perbukitan serta laut sisi Barat dan Utara Flores di kejauhan. Pusat kegiatan Sanggar Compang To’e adalah sebuah rumah adat Manggarai.

Rumah adat ini berdiri di tengah-tengah lapangan dan menjadi tempat berkumpul secara rutin untuk bersama-sama melestarikan kesenian dan adat-istiadat mereka. Pada saat penerimaan tamu, sekelompok ibu-ibu memainkan irama khas setempat dengan seperangkat alat musik tabuh yang menjadi ilustrasi dari keramahan warga dalam menyambut tamu.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved