Berita NTT

Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI di NTT Soroti Minimnya Dokter Spesialis di Daerah

Hingga saat ini di NTT terdata memiliki 68 dokter obgyn, 2 diantara saat ini belum aktif dalam pelayanan dikarenakan kondisi fisik. 

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke XXVII di Kupang, Provinsi NTT, Senin, 22 Juli 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengadakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke XXVII di Kupang, Provinsi NTT. Pertemuan ini dihadiri oleh 2.600 peserta, yang terdiri dari dokter umum dan berbagai dokter spesialis baik secara internasional maupun nasional serta offline dan online.

Pada pertemuan ini, POGI menyoroti minimnya dokter spesialis di daerah terutama di wilayah terpencil.

Ketua Umum Pengurus Pusat POGI, Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.O.G, Subsp. Onk, D.MAS, M.Kes menyampaikan Indonesia memiliki wilayah yang luas dan medan yang bervariasi, banyak daerah yang memiliki medan yang sulit di jangkau salah satunya yang ada di Provinsi NTT.

“Kewajiban negara adalah memberikan pelayanan kesehatan yang sama, di seluruh wilayah Indonesia. Problemnya adalah pertama fasilitas di daerah, kedua SDM yang berkualitas yang mampu memberikan pelayanan. Dokter spesialis kita masih sangat terbatas. Saat berhadapan dengan fasilitas yang sudah lengkap, SDM tidak terpenuhi. Selain itu jumlah dokter spesialis harus ditingkatkan dan didistribusikan secara merata hingga ke daerah,” ujarnya kepada POS-KUPANG.COM Senin, 22 Juli 2024 di Harper Hotel.

Lebih lanjut Yudi mengungkapkan kebutuhan dokter spesialis ini menjadi salah satu atensi POGI dalam PIT. Untuk itu Yudi yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, mengusulkan kepada pemerintah Provinsi agar menyediakan SDM dari daerah asal untuk disekolahkan menjadi dokter spesialis.

“Karena itu kami mengupayakan untuk mendidik putra daerah, agar nantinya kembali bekerja di daerah tersebut. Karena kalau kita mengharapkan dokter dari luar yang mengabdi, belum tentu ada yang mau menetap. Untuk itu saya sebagai Dekan punya kebijakan yang berpihak pada putra-putri daerah supaya bisa mengenyam pendidikan spesialis,” jelasnya.

Menurut Yudi di fakultasnya telah berlaku program afirmasi untuk putra-putri daerah.

“Program ini sudah kita lakukan, anatara pemangku kebijakan seperti gubeenur dan dinas kesehatan, berbicara dengan institusi pendidikan tentang kebutuhan dokter spesialis. Bisa saja kebutuhannya berbeda-beda mungkin ada yang butuh spesialis penyakit dalam, spesialis obgyn, dan lain sebagainya,” kata Yudi.

Program afirmasi ini sambungnya sudah berjalan, namun belum optimal, karena perhatian pemerintah belum maksimal dalam memelihara dan menjaga SDM yang ada.

“Pemerintah harus kita dorong dalam konteks perhatian dan memelihara SDM yang sudah ada dari segi keamanan, intensif, dan lain sebagainya karena ada kepala daerah yang konsen dengan masalah ini ada juga yang tidak. Ini juga perlu mendapat perhatian,” ungkapnya.

Untuk mengapresiasi peran pemerintah di daerah POGI memberikan penghargaan PAKIAS (Penurunan angka kematian ibu, anak, dan stunting) yang diberikan kepada kepala daerah.

Penghargaan ini bertujuan memberikan apresiasi dan mendorong para kepala daerah untuk peduli pada 3 hal ini. Penerima penghargaan PAKIAS tahun 2024 mendapat uang apresiasi sebesar Rp. 100 juta dari organisasi POGI.

Baca juga: Kupang Jadi Tuan Rumah Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI ke XXVII

Ketua POGI NTT, dr Laurens David Paulus, Sp.O.G, Subsp. Onk, FISQua bersyukur NTT terpilih sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan. 

“Kami bersyukur NTT di pilih sebagai tuan rumah kehiatan. Dukungan yang diberikan oleh Pemda dan organisasi sangat terasa. Secara fisik peserta yang hadir hari ini 1.400, kegiatan sudah dimulai sejak tanggal 18 Juli 2024 yang disaksikan secara offline dan online semuanya total 2.400 peserta,” jelasnya.

Kehadiran para peserta dikatakan Laurens membawa dampak positif bagi Kota Kupang.

“Para peserta yang hadir, ada juga adik-adik kami yang baru saja lulus menjadi dokter umum ini bisa sekaligus memperkenalkan kepada mereka kondisi di Kupang. Mungkin ada yang tertarik untuk mengabdi di daerah meskipun hanya 1 tahun, wilayah NTT bisa menjadi pilihan dan itu sangat membantu kami,” ucap Laurens.

Hingga saat ini di NTT terdata memiliki 68 dokter obgyn, 2 diantara saat ini belum aktif dalam pelayanan dikarenakan kondisi fisik. 

“Kita punya banyak dokter spesialis dan guru besar yang hadir di pertemuan ini, bisa membantu adik-adik kita untuk berkonsultasi tentang sekolah spesiali. Untuk sekolah spesialis ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya rekomendasi. Kami harus betul-betul melihat, menyeleksi, dan meyakini bahwa dokter yang akan disekolahkan nanti kembali mengabdi ke daerah asal,” tuturnya.

Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G.L. Kalake, S.H., M.D.C., menyambut baik masukan dari POGI

“Peserta ini datang dari berbagai daerah untuk mengikuti kegiatan. Ini adalah saat yang tepat untuk membahas berbagai isu dan tantangan, termasuk minimnya dokter spesialis. Untuk dukungan bagi dokter spesialis, kalau sudah ada permohonan rekomendasi di meja saya tidak sampai satu menit saya tanda tangani,” tegasnya.

Ayodhia menambahkan peran POGI sangat membantu pemerintah menjawab persoalan minimnya dokter spesialis terutama di NTT

“Tema PIT POGI ini yakni Culture, Tradition and Digital Challenge in Maternal Care sangat relevan dengan kondisi di NTT. Kita bersama bersinergi, dan berkomitmen menjawab tantangan ini,” ucapnya. (cr19).

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved