Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 20 Juli 2024, “Lalu Menyingkir dari sana”

maka kita harus selalu siap untuk disingkirkan atau bahkan dimusuhi sampai bisa dibunuh hanya karena hal-hal baik yang sudah kita kerjakan.

Editor: Rosalina Woso
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 17 Februari 2023 dengan judul Dengarkanlah Dia. 

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 20 Juli 2024,  “Lalu Menyingkir dari sana”

Hari Sabtu Biasa Pekan XV

Bacaan I:Mi. 2:1-5

Injil: Matius12:14-21                                                              

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Dalam hidup kita, biasanya ada saat di mana kita mengalami hal buruk seperti penolakan dari orang-orang sekitar kita.

Ketika ditolak kita pun akan merasa  tidak  nyaman maka yang sering kita lakukan adalah kita pasti tak akan  ke tempat yang sama  tetapi  lebih memilih untuk pergi dari situ dan   mencari tempat yang lainnya.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di akhir pekan minggi biasa ke XV ini, kita kembali disodorkan lagi dengan pergulatan bangsa Isreal di mata Allah nenek moyang mereka. Dalam bacaan Mikha dikisahkan  bahwa Allah merancangkan malapetaka bagi bangsa Israel: “Sungguh, Aku merancangkan malapetaka terhadap kaum ini. Dan kalian takkan dapat menghindarkan lehermu dari padaNya.” Allah akan selalu merancangka  malapetaka bagi semua orang  yang  tak mengikuti  kehendakNya.

Namun bagi semua yang menjalani kehendakNya akan memperoleh keselamatan. Namun Allah tetaplah Allah yang baik hati dan berbelas kasih. Dia akan mengasihi kembali semua orang yang bertobat dan berbalik kepadaNya. Dan itu ditunjukkan oleh Yesus di dalam Injil hari ini.

Yesus sudah melakukan banyak perbuatan baik dengan penyembuhan dan mujizat atau pengajaranNya. Namun masih saja ada yang tidak menyukaiNya dan kita juga pasti tahu orang-orang Farisi adalah kelompok orang yang tidak sepaham dengan Yesus dan selalu beradu argumen.

Hasilnya mereka selalu kalah dan reputasi mereka menjadi terancam. Maka hari ini kita mendengar orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Mengapa orang sekelas macam orang Farisi masih saja mau berbuat begitu? Kaum Farisi adalah pemimpin spiritual Yahudi yang berkembang pada masa Bait Allah ke-2, sekitar abad ke 2 SM.

Menurut para ahli, kaum Farisi adalah perkembangan dari kelompok Hasidim.Kelompok Hasidim adalah kelompok yang menganggap diri mereka sebagai orang beragama yang saleh.Kelompok Hasidim memisahkan diri dari orang biasa. Kaum Farisi juga memiliki pengaruh di bidang politik, terutama pada masa Salome Alexandra (76-67 SM).

Namun, setelah Roma berkuasa pada tahun 63 M, kaum Farisi kembali pada peranan asli mereka sebagai kelompok yang menjelaskan hukum secara terperinci, dan arbitrator perselisihan-perselisihan dalam komunitas tersebut.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved