Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Selasa 9 Juli 2024, Wujudkan Hospitality Kristus di dunia Maya dan Nyata

Akhirnya saya ingin mengajak para pembaca yang Budiman untuk memayangkan seorang anak kecil yang sering membuat keributan di sekolahnya.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA 

Paulus ingin Filemon juga memiliki pikiran dan perasaan seperti Kristus untuk bisa menerima kembali Onesimus. Onesimus telah mengalami perubahan hidup sejak berjumpa dengan Paulus di penjara.

Mungkin sikap dan perbuatan Onesimus dahulu buruk di mata Filemon, namun sekarang dia sudah berubah. Mungkin dulu Onesimus tidak berguna, tetapi sekarang dia berguna. Paulus mengatakan dalam Filemon 1:11, "Dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku."

Di sini, Paulus menggunakan permainan kata dalam bahasa Yunani, yaitu achrēstos (tidak berguna) dan euchrētos (berguna), untuk menarik perhatian Filemon. Onesimus yang dulu tidak berguna sekarang telah berguna karena pertobatannya. Ia berguna bagi Paulus dan Filemon, dan Paulus sendiri telah melihat perubahan sikap Onesimus yang melayani Paulus di penjara.

Dari firman Tuhan ini, kita belajar untuk menjadi gereja sebagai komunitas penyembuh. Kita harus membawa damai di tengah-tengah konflik, bukan justru memperkeruh atau memprovokasi. Dalam menyelesaikan konflik, Paulus menekankan kerendahan hati dan kasih.

Ia tidak menggunakan kuasa dan otoritasnya sebagai rasul, tetapi merendahkan diri dan menjadi sahabat bagi semua pihak yang bertikai. Paulus tidak terjebak pada blok tuan dan blok hamba. Nampak juga bahwa dalam menyelesaikan konflik, Paulus tidak memerintah, tetapi meminta dan memohon agar Filemon menerima kembali Onesimus.

Kita bisa belajar dari sikap Paulus ini untuk terbiasa meminta tolong dengan rendah hati, bukan memaksakan. "Jika berkenan, beta minta tolong ko?" Lebih enak terdengar, bukan?

Akhirnya saya ingin mengajak para pembaca yang Budiman untuk memayangkan seorang anak kecil yang sering membuat keributan di sekolahnya. Setiap hari, guru-gurunya merasa kewalahan dengan tingkah lakunya yang sulit diatur.

Suatu hari, seorang guru baru datang dan melihat anak ini bukan sebagai pengganggu, tetapi sebagai anak yang butuh perhatian dan kasih sayang. Guru ini mulai menghabiskan waktu bersama anak tersebut, mendengarkannya, dan menunjukkan kepadanya bahwa ia berharga.

Perlahan, sikap anak tersebut berubah. Ia mulai menunjukkan perilaku yang lebih baik dan bahkan menjadi salah satu murid yang paling rajin dan penuh kasih di kelasnya. Guru ini menunjukkan bahwa dengan kasih dan kerendahan hati, kita bisa mengubah hidup seseorang dan menciptakan komunitas yang penuh kasih dan damai.

Begitu juga dengan kita, hendaknya kita mampu menunjukkan keramahan Kristus dan menjadi komunitas penyembuh bagi sesama. Amin. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved