Pilkada 2024

Para Selebriti Ikut Pilkada Indikasi Partai Bermasalah Bina Kader untuk Jadi Pemimpin

Ini ditandai majunya calon dari kalangan selebriti dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di sejumlah wilayah.

Editor: Dion DB Putra
KOMPAS/TOTO SIHONO
Ilustrasi. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari menyoroti adanya beberapa partai politik (parpol) di Indonesia yang gagal membangun kader yang mumpuni untuk menjadi pemimpin.

Ini ditandai majunya calon dari kalangan selebriti dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di sejumlah wilayah.

"Yang disoroti adalah partai gagal membangun kader sendiri untuk bisa mumpuni menjadi pemimpin di tingkat daerah," kata Feri, Minggu (7/7/2024).

Feri menilai, hal ini terjadi lantaran tidak ada program kaderisasi yang mampu membuat kader parpol tersebut tampil lebih baik di mata publik. Tak ada program yang benar-benar menyentuh masyarakat.

Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari dalam acara diskusi bertajuk Mencari Hakim Pelindung Hak Konstitusi, di Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari dalam acara diskusi bertajuk Mencari Hakim Pelindung Hak Konstitusi, di Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019). (KOMPAS.com/Devina Halim)

Publik pun masih mempersepsi partai politik secara negatif. "Program-program yang menyentuh masyarakat sangat kurang, lebih banyak menyangkut perspektif negatif publik kepada partai," ucapnya.

Feri menjelaskan, semakin partai mengajukan figur-figur yang tidak pernah bekerja di internal partai, sebenarnya semakin memperlihatkan partai tersebut bermasalah.

Menurut dia, pemilih seharusnya lebih selektif mempertimbangkan figur artis yang maju di pilkada.

Ia mengatakan para calon harus ada pengkaderisasian di tubuh partai yang mengusungnya. "Itu sebabnya pemilih seharusnya makin tidak memilih kalau partai sekadar memajukan artis, tanpa adanya proses pengkaderisasian di tubuh partai," kata Feri.

Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai artis yang maju di Pilkada 2024 harus didampingi konsultan politik.

Hal ini harus dilakukan agar artis yang menjadi kandidat itu dapat memahami daerah dan konstituen di wilayah tempat ia dicalonkan.

Agung mengatakan, jika tidak didampingi konsultan, hal tersebut justru akan menjadi musibah. Maka saat para selebriti yang maju tidak mampu menempatkan diri di lingkungan mereka yang baru.

"Partai-partai yang memajukan artis sebagai kandidat, wajib mendampingi melalui konsultan atau tim ahli agar mereka bisa utuh memahami daerah, konstituen maupun perihal politik yang relevan," kata Agung.

"Karena bila tidak, ini bisa menjadi musibah bukan berkah politik karena resistensi sangat mungkin muncul dari mitra koalisi dan publik bila para artis ini tak mampu menempatkan diri di lingkungannya yang baru," tambahnya.

Fenomena selebriti diusung dalam Pilkada 2024 semakin mengemuka. Indikasi itu terlihat dengan rencana PKB ingin menduetkan Bobby Nasution dengan Nagita Slavina.

Hal yang sama juga terlihat di Gerindra mengusung Marshel Widianto menjadi calon wakil wali kota Tangerang Selatan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved