Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Romo Thomas Ulun: Belum Ada Jadwal Paus Fransiskus Bertemu Jokowi dan Prabowo
Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo Thomas menjawab pertanyaan soal pendanaan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Dan aneka pertanyaan juga, saya enggak mau menyebutnya kepentingan ya, tapi pertanyaan dan juga animo yang terwujud dalam berbagai macam hal itu diserahkan pertanyaannya begitu banyak kepada kami. Dan kami juga dibantu oleh relawan inti.
Relawan inti itu relawan yang bukan di GBK, tapi relawan yang menemani masing-masing seksi. Jadi saya bersyukur untuk orang-orang yang juga saya bagikan masalahnya. Jadi kalau saya enggak bisa tidur, saya ajak orang lain juga enggak bisa tidur.
Jangan saya doang yang enggak bisa tidur. Jadi ada relawan keuskupan masing-masing, PIC, ada relawan bidang surat-menyurat, kalau di tempat saya, saya aja bisa di tempat saya. Ada relawan penanganan anak sekolah, ada relawan khusus yang namanya pendataan, itu memang situasinya ya kita berbagi susah, tapi ini kepanitiaan setahun sekali lah. Kepanitiaan sekali seumur hidup.
Jadi itu pasti akan membawa sejarah tak tersendiri ya, Romo?
Betul
Romo, boleh saya tahu dari seluruh persiapan ini, yang paling berat di sisi apa? Paling berat menurut Romo. Apakah dari sisi peribadatan nanti di GBK yang paling rumit atau yang lain?
Kalau saya yakin semuanya itu punya taraf (?) berbeda-beda. Taraf kerumitan berbeda-beda. Kalaupun ada yang namanya hubungan dengan lembaga-lembaga lain. Itu kan butuh bukan hanya surat menyurat tapi diplomasi. Ada yang namanya hubungan dengan umat yang juga butuh semangat pastoral bukan hanya semangat sebagai pemberi perintah tapi semangat kebersamaan.
Tapi kalau saya pribadi, ini pengalaman saya pribadi, ada banyak permintaan untuk berjumpa dengan Paus, ataupun banyak permintaan untuk datang ke GBK dan lain sebagainya. Saya itu pribadi, saya akan mengatakan kalau saya bisa iakan, saya iakan semua. Tapi saya nggak bisa. Saya gak bisa.
Ada yang mau ketemu Paus, mau memberi dan lain sebagainya. Dan itu bukan hanya saya, kalau saya pribadi, kalau saya bisa, saya mau. Kalau saya bisa mengiakan, saya mau. Tapi sayangnya saya nggak bisa. Jadi saya hanya bisa mengatakan nanti akan dikomunikasikan ke pihak-pihak terkait dan Saya komunikasikan.
Jadi intinya banyak pihak yang ingin bertemu langsung dengan Paus. Kira-kira gitu ya?
Banyak yang mau ketemu, entah memberi barang dan saya nggak punya kuasa untuk itu. Jadi kalau saya mendengarkan cerita seorang ibu yang datang kepada saya, "Romo anak saya sakit Keras, lalu kemudian pengen banget ikut datang misa bersama dengan Paus ataupun cium tangan Paus. Saya jawab dalam hati. Kalau saya bisa iakan, saya iakan. Tapi saya mengatakan, silahkan kontak ke Romo Paroki, ceritakan situasinya, mudah-mudahan dari Paroki. Paroki itu bawahannya keusupan, bukan bawahnnya, (tetapi) gereja-gereja dalam domain keusupan yang mungkin bisa mengikut sertakan ini.
Saya tentu saja kalau itu kan kadang-kadang juga bisa menambah susah tidur. Tapi yang pasti itu saya yakin beberapa pihak di Kepanitiaan juga dihubungi hal yang sama. Jadi secara emosional ini kalau saya bisa mengiakan, saya akan iakan semuanya. Tapi saya nggak bisa mengiakan semuanya. Saya mengatakan saya akan hubungi dengan, silahkan jalurnya seperti ini. Ini yang bisa saya lakukan.
Saya lupa satu pertanyaan tadi Romo, ini baru Inget. Apakah dalam pertemuan dengan tokoh republik ini termasuk dengan Pak Prabowo dan Gibran Rakabuming sebagai presiden dan wakil presiden yang baru, di jawdal ada enggak Romo?
Sejauh ini belum ada, belum ada jadwal. Tapi kita belum tahu yah apakah ada di twist. Jadi saya gak mau mengatakan pasti tidak ada, saya gak mengatakan pasti tidak ada. Saya mengatakan di jawdal yang saya ketahui belum ada. Apakah itu akan ketemu bersama-sama mungkin saja kita enggak tahu, jadi itu kalo memang itu perjumpaannya nanti dengan kepala negara itu adalah domain kepresidenan itu yah atau hal yang lain. Tapi saat ini di jadwal belum ada, begitu.
Romo, silahkan kalau Romo kepingin memberikan closing statement, terutama kepada umat Katolik di Republik Indonesia dan orang lain terkait dengan kunjungan bersejarah dari Paus Fransiskus. Silahkan, Romo?
Baik, terima kasih sudah mendengarkan dan terlibat dalam wawancara ini. Saya mau mengatakan begini, seperti diungkapkan oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignasius Suharyo, marilah kita menyambut Paus, memang pertama-tama sebagai pribadi, tapi juga gagasan-gagasannya.
Kita mempelajari gagasan Paus dan semoga kita bisa mengimplementasikan gagasan-gagasan Paus yang kebanyakan berkaitan dengan isu-isu sosial, isu-isu lingkungan hidup, isu-isu manusia. Semoga ini menjadi spirit gerakan kepada kita semua, kepada umat Katolik untuk menggelorakan semangat tersebut sehingga banyak orang merasakan kebaikan Tuhan.
Banyak orang, bukan hanya umat Katolik, tetapi seluruh orang itu merasakan yang namanya kebaikan Tuhan karena kita berpartisipasi untuk membuat gereja dan dunia menjadi tempat yang lebih baik lagi, gereja yang lebih terlibat dalam masyarakat dan sehingga dunia menjadi lebih baik lagi.
Lalu untuk pihak-pihak yang non-Katolik, Paus Franciskus itu kan baru satu atau dua tahun sebagai Paus kan langsung terpilih sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia, karena Paus Franciscus memang punya hubungan yang namanya sifat interen, gereja katolik, tapi banyak untuk urusan ekstern dan urusan ekstern itu adalah urusan-urusan kemanusiaan, pengungsi.
Lalu kemudian piagam Abu Dhabi, lalu kemudian berbagi macam isu-isu sosial yang dia senantiasa addres ingatkan kepada para pemimpin dunia mengenai perdamaian, keadilan, mengenai kesejahteraan sosial, kemanusiaan, dan ini bukan hanya mimpi org katolik, ini adalah mimpi kita bersama, maka kunjungan paus Fransiskus juga mudah-mudahan memberikan inspirasi untuk para pemimpin agama lain setidaknya paling yang enggak datang ke Istiqlal nanti untuk menggerakkan umatnya bahwa kita sama-sama walupun berbeda Tapi kita punya concern yang sama, kita punya value yang sama, kita punya mimpi yang sama.
Seperti itu kurang lebih, tapi lebih daripada itu juga paus Fransiskus mengunjungi ke Indonesia kan menandakan adanya kedekatan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Vatikan. Dan kedekatan diplomatik yg namanya hubungan diplomatik kan pasti berubah yang kebaikan gitu, bukan yang tidak baik. semoga ini menunjukkan Indonesia yang semakin bersaudara yang membuka dirinya untuk berbagi pihak, pihak lain dan keterbukaan tersebut membawa semangat persaudaraan yang akhirnya berubah pada kebaikan. Saya yakin semua agama dengan berbagai macam latar belakang perbedaan kitab suci, ajaran, Tata tertib, ini kita disatukan dengan tanah yg sam, mimpi yang sama ,udara yg sama dan semuanya pengen dunia menjadi lebih baik lagi. (tribun network/yuda)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.