Berita Timor Tengah Utara

Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara Tempuh Langkah Inovatif Tekan Angka Prevalensi Stunting 

Dana BOK yang disediakan di setiap puskesmas untuk penanganan angka prevalensi stunting bersifat stimulan saja. 

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara, Robertus Tjeunfin 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara gencar mendorong penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten TTU. Penurunan angka stunting ini dilaksanakan dengan cara inovatif.

Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten TTU melalui puskesmas-puskesmas mendorong penurunan angka stunting melalui penyediaan protein bagi Ibu Hamil KEK dan bayi-balita. Penyediaan protein ini dilaksanakan melalui anggaran Dana BOK yang disediakan di masing-masing puskesmas.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, Robertus Tjeunfin saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin, 1 Juli 2024.

Ia menjelaskan, bahwa Dana BOK yang disediakan di setiap puskesmas untuk penanganan angka prevalensi stunting bersifat stimulan saja. 

Baca juga: Satpol PP Kabupaten Timor Tengah Utara Gelar Penertiban Lapak Pedagang di Pasar Baru Kefamenanu 

"Agar mendorong peran dari lintas sektor dalam penyediaan makanan bergizi dan sehat," ucap Robert.

Dana BOK puskesmas tersebut berkaitan dengan penyediaan protein untuk ibu hamil. Penyediaan protein dari puskesmas ini telah dilaksanakan beberapa puskesmas di Kabupaten TTU.

Penggunaan dana BOK ini dimulai dengan pemberian bantuan telur ayam kepada Ibu Hamil KEK dan bayi-balita. Diharapkan puskesmas yang lain juga gencar melakukan hal ini.

"Karena protein sangat penting dalam pertumbuhan anak tetapi tidak mengabaikan sayur dan buah," ujarnya.

Sejauh ini penyaluran telur ayam ini telah dilaksanakan di Puskesmas Oeolo dan beberapa puskesmas lain di Kabupaten TTU. Secara khusus penyaluran telur ayam ini telah dilaksanakan Puskesmas Oeolo pada pekan lalu.

Menurutnya, angka prevalensi stunting di Kabupaten Timor Tengah Utara beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Pada penimbangan terakhir Bulan Februari 2024 lalu, angka stunting di Kabupaten TTU turun pada Periode Bulan Agustus 2023 lalu 22, 61 persen menjadi 20, 41 % pada penimbangan Bulan Februari 2024.

Hal ini tidak terlepas dari peran penting instansi lintas sektor dalam upaya penanggulangan angka prevalensi stunting. Angka tersebut diharapkan terus menurun pada periode-periode mendatang.

Dikatakan Robert, peran penting lintas sektor dalam penanganan masalah penyebab langsung angka stunting yakni penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bayi dan balita yang dianggarkan dari Dan BOK Puskesmas dan dana desa. Pemerintah Kabupaten TTU juga gencar melakukan pemeriksaan terhadap bayi dan balita yang sakit. 

"Dari PMT itu mungkin lebih diperhatikan paket layanannya sehingga sasaran yang menerima sesuai dengan golongan usianya,"ujarnya.

Selain itu, mereka juga melakukan upaya penanganan sensitif yang dilaksanakan oleh lintas sektor. Sesuai data yang diperoleh, Provinsi NTT masih menempati peringkat kedua angka stunting tertinggi. Angka ini tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota di NTT.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved