Kabar Duka

Pemain Badminton Yunior Tiongkok Zhang Zhijie Meninggal Saat Kejuaraan AJC 2024 di Yogyakarta

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan Bulutangkis Asia dalam pernyataan bersama menyatakan Zhang pingsan saat bertanding melawan Jepang.

Editor: Agustinus Sape
SINA WEIBO
Pemain badminton Tiongkok berusia 17 tahun, Zhang Zhijie meninggal dunia setelah pingsan di lapangan saat Kejuaraan Junior Asia di Yogyakarta, Indonesia. 

POS-KUPANG.COM, Badminton Asia menyampaikan belasungkawa pada Senin (1 Juli) atas meninggalnya pemain Tiongkok berusia 17 tahun Zhang Zhijie, yang meninggal dunia setelah pingsan di lapangan saat Kejuaraan Junior Asia di Yogyakarta, Indonesia.

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan Bulutangkis Asia dalam pernyataan bersama menyatakan Zhang pingsan saat bertanding melawan Jepang. Tim medis turnamen tiba di lokasi sebelum ambulans membawanya ke rumah sakit, di mana Zhang meninggal pada pukul 23.20, tambah mereka.

“Badminton Asia, PBSI dan panitia penyelenggara sangat berduka dan menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada orang tua Zhang, keluarga dan Persatuan Bulu Tangkis China,” kata mereka.

Komite Olimpiade Nasional Indonesia juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Zhang.

Asosiasi bulutangkis Tiongkok mengatakan kepada China Newsweek yang didukung pemerintah pada hari Senin bahwa mereka telah berkomunikasi dengan pihak Indonesia mengenai kekhawatiran mengenai apakah Zhang telah menerima perawatan medis tepat waktu.

Henti jantung

Meninggalnya pebulu tangkis tunggal putra China, Zhang Zhi Jie (17), memantik reaksi keras dari publik Negeri Tirai Bambu.

Satu di antaranya ialah dokter asal China yang menjabat sebagai wakil kepala Unit Gawat Darurat di Zhejiang Chinese Medical University.

Dokter tersebut bernama Lu Xiao. Dia membuat dugaan penyebab meninggalnya Zhang Zhi Jie saat melakoni pertandingan di Asia Junior Championship (AJC) 2024 di Yogyakarta, Minggu (30/6/2024).

Penilaian itu dia lontarkan setelah mengetahui sang atlet mengalami gejala kejang-kejang sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir ketika dibawa ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit.

"Atlet muda seperti itu meninggal mendadak, dan di sana jelas kejang-kejang sebelum kematian mendadak," terang Lu Xiao, dikutip dari media asal China, Singtao.

"Itu mungkin Aritmia (henti jantung)," terangnya menambahkan.

Tak jarang, kita mendengar berita seorang atlet mengalami henti jantung saat tengah bertanding.

Faktanya, aritmia atau gangguan irama jantung adalah gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan denyut jantung menjadi lebih lambat (bradikardi), lebih cepat (takikardi), atau tidak beraturan.

Denyut jantung sendiri dikendalikan oleh sistem kelistrikan sehingga dapat berdenyut dengan irama yang teratur. Normalnya, jantung akan berdenyut 60-100 kali/menit.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved