Kasus Suap Harun Masiku

Buku PDIP Disita KPK, Arahan Megawati Soal Pilkada Bakal Terbongkar

Upaya hukum KPK dalam membongkar sindikat suap oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yakni dengan menyita buku partai, dikhawatirkan berdampak serius.

|
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/HO-DW
BAKAL TERBONGKAR – Pasca buku PDIP disita KPK, Adian Napitupulu khawatir semua strategi politik dan arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akan terbuka ke depan publik. 

POS-KUPANG.COM – Upaya hukum KPK dalam membongkar sindikat suap oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yakni dengan menyita buku partai, dikhawatirkan akan berdampak serius terhadap PDIP.

Pasalnya, semua arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terkait Pilkada 2024 bakal terbongkar semuanya. Pasalnya di buku itu ada banyak hal yang terkait dengan strategi politik partai tersebut.

Hal ini diungkapkan Politisi PDIP, Adian Napitupulu terkait disitanya buku catatan milik Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto saat diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hasto Kristiyanto diperiksa terkait kasus suap yang diduga dilakukan oleh eks Kader PDIP, Harun Masiku yang hingga kini masih menjadi buronan KPK.

Adian mengungkapkan, buku catatan Hasto yang disita KPK itu berisi arahan-arahan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Atas dasar itulah, lanjut Adian pihaknya meminta seluruh kader PDIP untuk waspada. Karena ia mengkhawatirkan semua arahan itu nantinya akan terbongkar seluruhnya ke depan publik.

Pasalnya informasi yang ada di buku catatan Hasto itu bisa disalahgunakan oleh pihak lain, terutama informasi terkait strategi pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

"Ya kita kan begini ya, dalam buku itu kan banyak yang dicatat dan itu kan langkah-langkah partai. Kemudian arahan-arahan ketua umum terkait Pilkada, harusnya kan itu cukup kita saja yang tahu."

"Bahwa kemudian ketika ada orang lain tahu dan menggunakan informasi itu untuk kemudian mengantisipasi langkah-langkah taktik strategi kita."

"Boleh enggak kita menjadi waspada? Ya menurut gue harus waspada," kata Adian dilansir Kompas.com, Minggu 30 Juni 2024.

Lebih lanjut Adian mengaku heran, mengapa KPK harus menyita buku catatan Hasto yang dipegang oleh staf Hasto, Kusnadi.

Adian pun menilai penyitaan buku catatan milik Hasto ini jelas tak sesuai dengan agenda acara pemanggilan Hasto sebagai saksi di Gedung KPK.

Karena buku catatan yang berisikan informasi partai hingga taktik PDIP harus ikut disita oleh KPK.

Untuk itu Adian mendesak KPK untuk bisa menjelaskan alasan mengapa harus menyita buku catatan Hasto.

Agar nantinya tidak menimbulkan persepsi liar di masyarakat.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved