Bansos

Tanggapan Kepala BKKBN RI Soal Wacana Keluarga Pelaku Judi Online Dapat Bansos

Hal ini untuk memastikan bahwa penyaluran bantuab sosial atau bansos itu tidak salah sasaran.

Editor: Ryan Nong
TRIBUNNEWS.COM
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto usai ditemui dalam kegiatan Launching Blueprint Pembangunan Kependudukan Indonesia 2045 pada Momentum Harganas di Semarang, Kamis (27/6/2024). 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto merespon wacana keluarga pelaku judi online untuk mendapatakan bantuan sosial atau bansos.

Dokter Hasto menuturkan, usulan korban pelaku judi online dapt bantuan sosial atau bansos sepatutnya ditinjau kembali. Selain itu, indikator bansos akibat judi online kjuga harus dipertegas.

Hal ini untuk memastikan bahwa penyaluran bantuab sosial atau bansos itu tidak salah sasaran.

Baca juga: Pemerintah Cairkan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Cair Dengan Bansos Tambahan

Misalkan, keluarga pelaku judi online itu memang masuk kategori layaknya kemiskinan ekstrem yang wajib dibantu pemerintah.

Respon itu disampaikan usai ditemui dalam kegiatan Launching Blueprint Pembangunan Kependudukan Indonesia 2045 pada Momentum Harganas di Semarang, Kamis (27/6/2024).

"Kalau tidak ada variabel pendukung saya ragu-ragu, kan penerima bantuan harus memenuhi variabel tertentu ada kemiskinan ekstrim ada janda tua miskin, yang terlantar. Kalau tidak ada itu bagaimana, kalau ada seperti itu tidak judol juga bisa dibantu, jadi jangan pakai hanya indikator judi online," tutur dokter Hasto, dikutip dari Tribunnews.com.

Pihaknya pun berencana melakukan penelitian lebih lanjut apakah judi online mempengaruh pada ketahanan suatu keluarga. Kondisi ini merujuk pada angka perceraian yang tinggi terjadi akhir-akhir ini.

"Mudah-mudahan kamk bisa meneliti apakah unsur judi online ini mempengaruhi perceraian. karena judi online banyak dilakukan menengah kebawah, cenderungnya bapak-bapak kepala rumah tangga yang ikut daripada ibu-ibu. Bagaimana anggota keluarganya bisa terus tumbuh kalau begitu," jelas dia.

Ia menegaskan, judi bertentangan dengan keluarga berencana yang terus digencarkan pemerintah.

“Keluarga berkualitas itu penting, supaya bisa betul-betul menopang kehidupan dan harus cerdas. Keluarga yang dianggap berkualitas itu adalah keluarga yang tenteram, mandiri dan bahagia,” ungkap dokter Hasto. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved