Berita Timor Tengah Utara

JNE Menjangkau Tapal Batas Negara

Kondisi geografis di Desa Humusu Wini menyebabkan masyarakat setempat kesulitan memperoleh hasil panen yang cukup untuk dijual

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Kurir JNE Express Cabang Kefamenanu saat menyerahkan paket kepada Videlia Inggrit, Rabu, 26 Juni 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Gulungan gelombang pasang yang berbaris dari jantung Selat Ombai sesekali membumbung tinggi usai bersua karang. Panas mentari menyengat kulit. Hal yang lazim bagi wilayah Desa Humusu Wini yang terletak di tepi pantai utara Pulau Timor.

Angin berhembus sepoi-sepoi dari arah timur laut Selat Ombai. Dedaunan kering yang gugur tepat di poros jalan negara selebar 6 meter yang membentang di jantung ibu kota Kecamatan Insana Utara itu bergerak disapu angin. Hari itu Rabu, 26 Juni 2024. Penulis berkesempatan mengunjungi Desa Humusu Wini. Sesekali kendaraan roda dua dan roda empat melintas di ruas jalan utama tersebut.

Desa Humusu Wini merupakan salah satu desa di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayah Desa Humusu Wini 15, 34 km⊃2; dari luas wilayah daratan Kabupaten Timor Tengah Utara, 2.669,70 km⊃2;. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kabupaten TTU pada akhir tahun 2023 sebanyak 272.100 jiwa. 

Demi mencapai jantung ibu kota Kecamatan Insana Utara itu, penulis harus menempuh perjalanan sejauh 54 kilometer dari Kota Kefamenanu. Desa Humusu Wini terletak tepat di perbatasan negara Kesatuan Republik Indonesia dan Negara Demokratik Timor Leste, Distrik Oecusse. Distrik Oecusse ini merupakan wilayah enklave Negara Timor Leste yang berada tepat di dalam wilayah Negara Indonesia.

Mengingat Desa Humusu Wini terletak tepat di perbatasan RI-RDTL, masyarakat Kabupaten TTU menyebut wilayah ini sebagai gerbang Indonesia. Wilayah Desa Humusu Wini sebelumnya merupakan padang sabana. Mayoritas penduduk setempat menopang hidup dari pekerjaan sebagai petani. 

Kondisi geografis ini, menyebabkan masyarakat Desa Humusu Wini mengalami kesulitan ketersediaan air bersih di beberapa titik. Persoalan ini menjadi fakta yang telah terjadi bertahun-tahun. 

Pada tahun ini, masyarakat setempat mengalami gagal panen. Karena kondisi ekonomi yang sangat rumit, masih banyak rumah masyarakat setempat yang masuk kategori tidak layak huni.

Pada kesempatan itu, penulis mengunjungi seorang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Humusu Wini bernama Videlia Inggrit. Ibu satu anak ini merupakan seorang pelaku UMKM di Desa Humusu Wini yang secara spesifik bergerak di dunia bisnis online.

Videlia sibuk menata barang dagangannya di dalam toko kelontong yang dibangun tepat di depan rumahnya. Toko kelontong ini telah setahun menjadi harapan Videlia dan suaminya membangun asa bertahan hidup.

Sebelumnya, Videlia merupakan seorang ibu rumah tangga yang sibuk mengurus rumah tangga keluarganya. Ia selalu berusaha menyibukkan diri menuntaskan pekerjaan rumah. Hal ini dilakukan untuk mengusik rasa jenuh di rumah ketika suaminya bekerja sebagai seorang pegawai di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini.

Kondisi geografis yang sulit dan jarak yang sangat jauh dari Kota Kefamenanu, mendorong Videlia dan suaminya sering membeli bahan sembako di Kota Atambua, Kabupaten Belu untuk dijual di tempat usaha miliknya.

Selain berbisnis online, Videlia dan suaminya juga membuka usah toko kelontong. Pilihan membuka toko kelontong ini bukan tanpa alasan.

Kondisi geografis di Desa Humusu Wini menyebabkan masyarakat setempat kesulitan memperoleh hasil panen yang cukup untuk dijual. Hasil panen di lahan pertanian hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan tak cukup.

JNE Hadir di Tapal Batas Negara RI-RDTL Distrik Oecusse 

Videlia Inggrit telah menjadi pelanggan JNE sejak tahun 2021 lalu. Perkenalan pertama dengan jasa pengiriman PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) bermula ketika dirinya mulai terjun di usaha bisnis online. Kurang lebih sudah 3 tahun terakhir, JNE menjadi bagian penting dari proses perjalanan usahanya.

Sejak tahun 2021 lalu, Videlia perlahan menekuni dunia bisnis online. Ia membeli pakaian dan perlengkapan rumah tangga lainnya melalui aplikasi Shopee di luar Provinsi NTT untuk dijual. 

Pasang-surut dunia bisnis online menjadi hal lumrah bagi Videlia. Sejak menggeluti usaha tersebut, ia selalu memesan barang secara online. 

Ia mengaku dipermudah sejak menjadi pelanggan tetap JNE. Karena pengiriman barang melalui JNE akan diterima langsung oleh Videlia di rumahnya yang terletak di Desa Humusu Wini. Pengiriman via JNE selalu lancar dan tepat waktu.

Jika menggunakan jasa pengiriman lain, Videlia dan suaminya harus menempuh perjalanan sejauh 54 kilometer ke Kota Kefamenanu (Ibukota Kabupaten TTU).

Jarak tempuh yang jauh dan kondisi geografis yang cukup sulit menyebabkan mereka harus menyita waktu dan tenaga. Hal ini disebabkan oleh jasa pengiriman lain tidak melayani pengantaran hingga ke Desa Humusu Wini yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste Distrik Oecusse.

Terkadang, ia memesan paket pakaian di Kota Kupang untuk dijual kembali. Mayoritas pemesanan paket online datang dari Kota Surabaya, Jakarta, Bandung dan Semarang. Pengiriman barang dari Kota Kupang ke Desa Wini memakan waktu dua hari. Sedangkan dari Pulau Jawa selama 3 hingga 4 hari.

Biaya satu kilogram paket yang dikirim melalui jasa pengiriman JNE berkisar Rp. 30.000 hingga Rp.70.000. Seringkali ia menerima potongan biaya pengiriman barang dari toko online maupun dari JNE. Kemudahan-kemudahan ini menjadi alasan Videlia memilih JNE jadi satu-satunya jasa pengiriman barang sejak terjun di dunia usaha.

"Kalau 4 sampai 6 dres seberat 1 kilogram. Jadi saya pesan biasanya satu sampai dua kilo saja," ungkapnya.

Dalam sebulan, ia memesan paket pakaian sebanyak 2 kali sampai 3 kali. Pemesanan paket pakaian ini tergantung permintaan pelanggan. 

Selain biaya pengiriman barang yang murah, ia memperoleh kemudahan dengan menerima langsung paket di rumah. Tidak hanya itu, rentang waktu pengiriman barang terasa singkat.

Usaha Toko Kelontong

Sejak memulai bisnis online, Videlia meraup keuntungan yang cukup besar. Dalam sekali pemesanan paket, ia bisa memperoleh keuntungan bersih Rp. 300.000 hingga Rp. 350.000. Dengan demikian, dalam sebulan keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp. 1.000.000.

Berkat perjuangannya dan dukungan penuh JNE Cabang Kefamenanu, saat ini Videlia perlahan melebarkan dunia usaha toko kelontong. Toko kelontong ini dibangun tepat di depan rumahnya.

Usaha toko kelontong ini mulai berjalan sejak tahun 2023 lalu. Saat ini, usaha toko kelontong ini sudah berjalan selama 1 tahun.

Dalam sebulan, Videlia bisa memperoleh keuntungan usaha tersebut berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 1.000.000. Meskipun pendapatan tidak sebesar toko kelontong lainnya namun, keuntungan tersebut cukup untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari.

Mengingat Desa Wini merupakan daerah yang berada tepat di wilayah perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse, dampak peran JNE menjadi jembatan dunia usaha sangat dirasakan masyarakat setempat.

Jika bisnis berjualan online dan toko kelontong ini mengalami kemajuan signifikan maka, Videlia berencana membuka toko pakaian di depan rumahnya.

Rencana tersebut telah didukung oleh suami dan keluarganya. Rencana ini diharapkan bisa membantu masyarakat agar tidak menyita waktu lama dan menempuh jarak yang jauh ke Kota Kefamenanu untuk membeli pakaian. 

"Sehingga kalau barangnya sudah ada, mereka tinggal datang dan pilih saja," ungkapnya.

JNE Dukung Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Jasa pengiriman barang JNE Express Cabang Kefamenanu pertama kali hadir di Kabupaten Timor Tengah Utara 1 Juni 2015 lalu. Dengan demikian, JNE Express Cabang Kefamenanu telah berkarya di Kabupaten  TTU selama 9 tahun.

Di Kabupaten TTU, JNE telah hadir di 3 kecamatan yakni; Kecamatan Insana, Kecamatan Kota Kefamenanu, dan Kecamatan Insana Utara (berbatasan langsung dengan Negara Demokratik Timor Leste Distrik Oecusse). Sesuai program, JNE akan memberikan pelayanan di 23 kecamatan di Kabupaten TTU.

Kepala Desa Humusu, Petrus Kolo mengatakan, jumlah pelaku UMKM di Desa Humusu Wini mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir. Peningkatan jumlah pelaku UMKM ini didominasi pelaku usaha bisnis online.

Tercatat pertumbuhan jumlah pelaku UMKM di desa itu meningkat 0,5 persen. Lonjakan jumlah pelaku usaha di Desa Humusu Wini tersebut, tidak terlepas dari peran sentral JNE

Sebanyak 110 kepala keluarga berdomisili di Desa Humusu Wini. Mereka tersebar di 4 dusun dan 40 RT. Sekitar 80 persen mata pencaharian masyarakat setempat adalah petani.

Kehadiran JNE di Kecamatan Insana Utara tepatnya di Desa Humusu Wini menjadi salah satu solusi menekan angka pengangguran dan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.

Sejumlah kaum ibu-ibu dan anak gadis di desa tersebut menjalankan usaha berjualan online. Mayoritas dari mereka terjun ke dunia usaha menjual pakaian dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Mereka juga menggunakan jasa pengiriman JNE.

Pada kesempatan berbeda Head Of Sales dan Marketing JNE Express Cabang Utama Kupang yang membawahi area Kefamenanu, Harysandi menjelaskan, perkiraan pengiriman barang dari luar daerah ke Kabupaten TTU mencapai 3000 paket setiap sebulan. Sedangkan pengiriman barang dari Kabupaten TTU ke luar diperkirakan sebanyak 1000 paket setiap bulan.

Saat ini, JNE Express Cabang Kefamenanu sedang memperluas jaringan-jaringan titik penjualan di Kabupaten TTU. Mereka berencana memperluas jaringan mitra penjualan. Melalui program tersebut, JNE berikhtiar untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan metode door to door

Dalam upaya mendukung peningkatan ekonomi, JNE memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Kabupaten TTU terjun ke dunia usaha. Sejumlah produk lokal seperti jamu, madu, kain tenun dan produk lokal lainnya sering dikirim ke luar daerah menggunakan jasa pengiriman JNE.

Head Of Sales dan Marketing JNE Cabang Utama Kupang yang membawahi area Kefamenanu, Harysandi
Head Of Sales dan Marketing JNE Express Cabang Utama Kupang yang membawahi area Kefamenanu, Harysandi

Produk UMKM lokal ini kian mendunia berkat peran JNE Cabang Kefamenanu. Cukup banyak pelaku UMKM yang mengirim produk jamu ke luar Kabupaten TTU.

JNE tak pernah kehabisan solusi menghadirkan produk-produk jasa yang selalu berpihak pada peningkatan ekonomi dan pelaku UMKM. JNE menyediakan jasa pengantaran dan jemput paket di alamat customer menggunakan mobil pikap gratis.

JNE juga selalu menyediakan reward membership atau member JLC (JNE Loyalty Card). Pendaftaran member JLC tanpa dipungut biaya. Ratusan customer di Kabupaten TTU telah mendaftarkan diri sebagai Member JLC.

Member JLC ini memberikan kemudahan kepada customer untuk mendapatkan voucher ongkos pengiriman dan voucher belanja di toko-toko yang telah bekerja sama dengan JNE.

Berdasarkan data, selama 3 tahun terakhir, jumlah customer JNE Express Cabang Kefamenanu mengalami pertumbuhan cukup baik. Jumlah customer meningkat pada kisaran 5 persen sampai 10 persen. 

Peningkatan jumlah customer ini secara tidak langsung menggambarkan adanya peningkatan jumlah pelaku bisnis online shop atau UMKM di Kabupaten TTU.

Hingga saat ini sebanyak 12 kurir yang bertugas mengcover wilayah kerja JNE Express Cabang Kefamenanu. Sebelumnya pada tahun 2015 lalu JNE hanya memiliki 2 kurir untuk melayani pengantaran barang di Kabupaten TTU.

JNE Menjangkau Tapal Batas Negara

Hari Kamis, 27 Juni 2024 penulis menemui Bupati Timor Tengah Utara, Drs. Juandi David. Orang nomor satu di Kabupaten TTU ini baru saja dikunjungi oleh 3 orang pegawai dinas kesehatan. 

Usai melepas kacamata yang melekat di kedua bola matanya, Juandi membeberkan perkembangan pesat yang dialami oleh kabupaten yang terletak tepat di tapal batas RI-RDTL Distrik Oecusse ini.

Juandi menegaskan, berdasarkan data BPS, pada tahun 2023 sendiri jumlah penduduk yang memilih untuk membangun usaha sendiri sebanyak 51.343. Mereka terdiri dari 26.987 laki-laki dan 24.358 perempuan. 

Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Juandi David.
Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Juandi David. (POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON)

Di sisi lain, pada tahun 2020 tercatat sebanyak 1345 Perusahaan Industri Mikro dan Kecil ada di Kabupaten TTU. Setahun kemudian tepatnya pada tahun 2021 jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 5549 dan pada tahun 2022 meningkat signifikan menjadi 10.806.

Baginya, jumlah ini berdampak pada angka kemiskinan di Kabupaten TTU. Pada tahun 2021 angka kemiskinan di Kabupaten mencapai 22,62 persen. Sedangkan pada tahun 2023 angka kemiskinan turun menjadi 21,85 persen atau sebanyak 57,19 ribu orang. 

Capaian ini tidak terlepas dari peran sentral sejumlah perusahaan swasta di Kabupaten TTU secara khusus JNE. Sejak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan Kabupaten TTU, Juandi berpendapat, peran penting jasa pengiriman barang seperti JNE terasa sangat penting.

Saat itu, JNE berperan penting memastikan roda suplai logistik di Kabupaten TTU berjalan lancar. Bisnis online menjadi salah satu solusi membantu masyarakat keluar dari persoalan ekonomi akibat kebijakan pembatasan kegiatan sosial masyarakat waktu itu.

Hingga detik ini, JNE tetap memegang peranan penting menjaga asa pertumbuhan UMKM di Kabupaten TTU. Sebagai jasa pengiriman yang telah membantu mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, tidak mengherankan jika JNE menjadi pilihan utama masyarakat menggunakan jasa pengiriman barang.

Dikatakan Juandi kehadiran JNE di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten TTU, Provinsi NTT merupakan terobosan yang luar biasa. JNE telah menegaskan eksistensinya sebagai jasa pengiriman barang yang berani menjangkau tapal batas negara demi membangkitkan asa ibu rumah tangga menjaga tungku api tetap menyala.

Dari tapal batas NKRI-RDTL, JNE membuktikan kehadirannya sebagai bagian dari pengabdian dan pelayanan kepada bangsa dan masyarakat. (*)

#JNE

#Connecting Happiness

#JNE33Tahun

#JNEContentCompetition2024

#GasssTerusSemangatKreativitasnya

 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved