Renungah Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 27 Juni 2024, "Iman Tanpa Perbuatan adalah Mati"
Setiap hari kita berbuat amal, membantu dan menolong sesama. Setiap hari kita aktif membersihkan halaman gereja, aktif mengikuti doa di lingkungan.
Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor
SUARA PAGI
Kamis, 27 Juni 2024
Hari Biasa Pekan XII(H)
Lectio:
2Raja 24:8-17
Mazmur 79:1-2.3-5.8.9
Matius 7:21-29
Meditatio: Saya sangat yakin bahwa sebagai orang beriman, setiap hari kita berdoa, membaca dan merenungkan Kitab Suci. Setiap hari kita berbuat amal, membantu dan menolong sesama. Setiap hari kita aktif membersihkan halaman gereja, aktif mengikuti doa di lingkungan.
Dan masih banyak lagi. Saya juga berkeyakinan penuh bahwa masing-masing orang sudah menyebut nama Tuhan ribuan kali. Barangkali kita selalu menangis setiap kali berdoa. Barangkali kita sudah disebut orang saleh, orang suci oleh orang-orang di sekitar kita. Tetapi apakah dengan kesalehan dan banyak berdoa, menjadi jaminan orang masuk Kerajaan Surga?
Pada bagian akhir khotbah-Nya di bukit, Yesus memberikan sebuah pedoman untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan..Tuhan', akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, kecuali dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku disurga” (Matius 7:21). Kata-kata Yesus itu berkenaan dengan doa.
Doa tidak cukup hanya berseru kepadaNya: Tuhan..Tuhan, tetapi harus didukung dengan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Bapa di Surga.
Bapa yang dimaksudkan bukan kehendak yang dilaksanakanNya sendiri dalam rencana penyelamatan, tetapi kehendakNya harus dilaksanakan manusia dalam hidupnya, yaitu menunjukkan kasih kepadaNya.
Dengan demikian, doa sendiri tak akan menyelamatkan manusia kalau tidak dibarengi pelaksanaan konkrit kehendak Bapa. Orang yang berdoa dan melakukan kehendak Bapa, itulah orang beriman. Orang yang berdoa dan melakukan kehendak Bapa itulah orang beriman yang benar yang sama dengan orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Sedangkan setiap orang yang hanya mendengarkan perkataan Yesus dan tidak melakukannya, sama dengan orang bodoh yang mendirikan rumah di atas pasir. Rumah di daerah Palestina memang tidak memiliki pondasi sehingga kokoh tidaknya rumah itu tergantung pada tanah tempat berdirinya.
Oleh karena itu perumpamaan ini mau berbicara tentang siapa yang akan bertahan pada ujian akhir. Sebab hujan, banjir dan angin bertiup kencang, seturut Perjanjian Lama adalah gambaran campur tangan Allah yang menguji ketangguhan hidup manusia.
Nasib manusia pada akhirnya tidak terletak pada kata yang diucapkannya kepada Yesus sekarang, atau pada kata yang akan diucapkannya nanti pada akhir zaman, tetapi pada kenyataan: “Apakah ia melakukan apa yang diucapkannya, apakah pengakuan verbalnya disertai dengan ketaatan moral?” Pengakuan akan Yesus sebagai Tuhan harus dibuktikan/dinyatakan dalam perbuatan.
Tanpa perbuatan, pengakuan iman itu tidak ada artinya. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati (Yak. 2:17, 26) dan tidak dapat menyelamatkan (Yak. 2:14). Yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah mereka “yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.”
Yesus diutus ke dunia sebagai teladan bagi kita dalam melaksanakan kehendak Bapa. Kehendak Bapa-Nya agar semua orang selamat, bahagia, dan sejahtera. Yesus menunjukkan hal itu dengan perkataan dan tindakan-Nya selama tiga tahun hidup bersama para rasul-Nya.
Ia berusaha agar semua orang bahagia bahkan dirinya menjadi kurban untuk jaminan keselamatan kita. Apakah dalam hidup, kita juga berusaha untuk membahagiakan dan menyelamatkan orang lain? Atau sebaliknya, hanya mencari kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri, keluarga, komunitas, atau kelompok sendiri? Mari kita belajar dari Sang Guru, Yesus Kristus.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Kamis 27 Juni 2024, Firman Menerangi Jalan Keadilan
Missio:
Meski terlambat, mulai hari ini kita tidak hanya akan menyerukan nama Tuhan di depan orang banyak. Namun lebih sering melakukan kehendakNya. Tidak hanya kita hafal sabdaNya, tetapi akan kita wujudkan Sabda itu dalam perilaku hidup sehari-hari.
Doa:
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih Engkau begitu mencintai kami dan memberikan teladan bagi kami untuk melakukan kehendak Bapa di surga. Bantulah kami untuk berani berbuat baik demi kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan semua orang. Amin
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Kamis. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.