Renungah Harian Katolik

Ut Producat Bona Vitae: Hidup yang Membuahkan Kebaikan

Penginjil Matius, 13:36-43, mengetengahkan kepada kita tentang hidup yang membuahkan kebaikan sebagai jaminan masuk surga.

Editor: Agustinus Sape
Dok. Pribad
RD Yudel Neno 

Renungan Harian Katolik, Selasa 28 Juli 2020

Ut Producat Bona Vitae: Hidup yang Membuahkan Kebaikan (Matius, 13:36-43)

Oleh: RD. Yudel Neno

POS-KUPANG.COM - Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa. Sejak Allah menghembuskan nafas kehidupan kepadanya, saat itu, Allah dirasakan dan diimani sebagai sumber kehidupan.

Kehidupan terus dijalani karena belas kasihan Allah, terus dipertahankan karena kekuatan Allah. Daripada kehidupan itu sendiri, muncul tugas istimewa, melakukan satu kebaikan demi menggandakan kebaikan-kebaikan yang lain.

Penginjil Matius, 13:36-43, mengetengahkan kepada kita tentang hidup yang membuahkan kebaikan sebagai jaminan masuk surga.

Ketika para murid mempertanyakan perumpamaan Yesus tentang lalang di ladang, Yesus menjawab dengan pasti; Orang yang menabur benih baik ialah anak manusia. Orang yang menaburkan benih lalang, hatinya menyukai permusuhan, yang merupakan kesukaan iblis.

Yesus sebetulnya menyampaikan suatu konsekuensi serius, bahwa kalau hidup baik, jaminannya masuk surga, tetapi kalau hidup penuh permusuhan, tempatnya di dapur api, yang penuh dengan ratapan dan kertak gigi.

Hidup baik yang dimaksud, menunjuk tegas pada diri Yesus sendiri, yang adalah gandum, yang rela diberikan seutuhnya demi kesejahteraan umat manusia.

Santo Basilius Agung berkata : Sama seperti biji yang jatuh ke bumi, menghasilkan banyak buah bagi yang menabur, demikian juga pemberian sedekah akan menghasilkan pahala besar di kemudian hari.

Yesus menuntun kita untuk menjadikan hidup membuahkan banyak kebaikan. Kalau kebaikan yang ingin kita lakukan benar-benar tulus, sesuai dengan spirit Yesus yang berpihak pada kaum kecil dan tertindas, maka kita akan terhindar dari mentalitas lalang, yang sukanya bukan pada kebaikan, melainkan menghambat, membasmi dan membunuh.

Mari kita mengikuti teladan hidup Yesus yang telah berkorban untuk keselamatan kita. Pengorbanan Yesus adalah kebaikan tertinggi Allah pada umat manusia.

Sama seperti gandum telah memberikan kehidupan bagi banyak orang, sedemikian itu, kita sebagai para pengikut Kristus, hendaknya berlomba-lomba menghasilkan kebaikan: menghargai sesama yang sedang bertumbuh dan berkembang; membantu sesama yang berkekurangan; peduli sesama yang sakit.

Pada akhirnya perbuatan-perbuatan kecil yang bernilai besar, akan bercahaya ibarat matahari dalam Kerajaan Bapa dan perbuatan-perbuatan yang menghalang dan mencelakakan, akan menghadapi nasib dapur api.

Doa : Ya Tuhan, tumbuhkanlah dalam diri kami, niat untuk selalu berbuat baik, agar daripadanya, keharuman NamaMulah yang berkuasa di dunia ini. Amin.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved