Opini
Opini: Hipertensi, Pembunuh Diam-diam yang sering Didiamkan
melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala sangatlah penting untuk mengetahuI kondisI tekanan darah seseorang.
Opini: Pembunuh Diam-diam yang sering Didiamkan
Oleh: dr. Berlie Kleinfelter Neonufa
Dokter Umum di RSUD Reda Bolo, Sumba Barat Daya
POS-KUPANG.COM - Hipertensi ata tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang berdampak pada kualitas hidup penderitanya.
Hipertensi bisa menjadi pencetus berbagai penyakit lain, seperti penyakit Jantung, Stroke, Gagal ginjal, kebutaan dan penyakit lainnya yang berakibat tingginya biaya pengobatan dan resiko kematian.
Hipertensi disebut sebagai “the silent killer”atau pembunuh diam-diam. Hal ini dikarenakan hipertensi ini sering tidak menyebabkan keluhan dan gejala yang khas, sehingga penderita tidak menyadarinya.
Seringkali seseorang baru menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi saat sudah menjadi komplikasi seperti Stroke, serangan jantung dan lain-lain.
Berapa Banyak Orang yang Mengidap Hipertensi?
Menurut WHO (World Health Organization), hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.
Sekitar 46 persen orang dewasa penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut dan 1,28miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.
Berdasarkan Hasil Surve Kesehatan Indonesia 2023, Indonesia menunjukkan masih tingginya prevalensi hipertensi (30,8 persen) dan di Provinsi NTT kasus hipertensi mencapai angka yang lumayan tinggi yaitu 28,2 persen.
Apa itu Hipertensi?
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik≥140 dan/atau diastolik ≥90.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Hipertensi esensial/primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi esensial/primer adalah hipertensi yang belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Sedangkan Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dan lain-lain.
Jumlah penderita hipertensi esensial/primer sekitar 90 persen sedangkan hipertens sekunder 10 persen.
Apa Saja Faktor yang Menyebabkan Hipertensi ?
Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut dibagi 2 yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi.
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis kelamin, ras atau etnik, dan faktor genetik, sementara faktor yang dapatd imodifikasi meliput ikelebihan bera tbadan atau obesitas, konsumsi garam yang terlalu banyak, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol secara berlebihan, efek samping obat, merokok, kadar gula tinggi atau diabetes, gangguan fungsi ginjal, dan lain-lain.
Kapan Seseorang Dikatakan Mengidap Hipertensi?
Seseorang dikatakan hipertensi bila setidaknya dalam dua atau tiga kali pemeriksaan di waktu yang berbeda, didapatkan tekanan darah sistolik ≥140 atau tekanandarah diastolic ≥90 mmHg.
Namun, seseorang dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg yang sudah memiliki komplikasi akibat hipertensi, maka akan langsung didiagnosis sebagai hipertensi meskipun baru dilakukan satu kali pemeriksaan tekanan darah di waktu tersebut.
Hipertensi pada dasarnya tidak memberikan gejalas pesifik. Beberapa orang mungkin saja mengalami gejala sakit kepala, mudah lelah atau berdebar-debar.
Namun itu bukan berarti harus menunggu seseorang mengalami gejala dulu baru melakukan pemeriksaan tekanand arah.
Perlu ditekankan lagi bahwa orang dengan hipertensi seringkali datang dalam kondisi sudah mengalami komplikasi dari hipertensi yakni penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, retinopati, dsb.
Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala sangatlah penting untuk mengetahui kondisi tekanan darah seseorang.
Bagaimana Mengatasi Hipertensi?
Hipertens dapat diterapi, tujuan terap hipertens adalah untuk mencegah komplikasi menjadi penyakit jantung/kardiovaskular, serebrovaskular, dan enovaskular, atau dengan kata lain menurunkan efek hipertensi terhadap kerusakan organ.
Pemberian obat anti hipertensi sangat bermanfaat untuk mengobati hipertensi. Namun dengan pemberian obat-obatan saja tidak cukup untuk dapat mengobati penyakit tersebut. Hal yang sangat penting dilakukan adalah melakukan modifikasi gaya hidup.
1. Pemberian Obat Hipertensi
Pemberian obat biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien (usia, jenis kelamin, penyakit lain yang ada pada pasien, dsb.).
Obat harus diminum setiap hari sesuai dengan dosis dan waktu minum yang telah ditentukan oleh dokter, karena obat anti hipertensi penting untuk mengontro tekanan darah. Minum obat antihi pertensi setiap hari, bukanlah merupakan suatu bentuk “ketergantungan obat”, namun merupakan cara untuk selalu mengontrol tekanan darah dalam batas normal.
2. Perubahan Gaya Hidup (Modifikasi gaya hidup)
a) Penurunan Berat Badan
Tujuan pengendalian berat badan adalah mencegah obesitas dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar pinggang<90>
Penurunan berat badan dapat meningkatkan efektivitas pengobatan tekanan darah dan profilrisiko penyakit kardiovaskular.
Penurunan berat badan harus menggunakan pendekatan multidisiplin yang mencakup saran nutrisi, olahraga teratur, dan motivasi
b) Pengaturan Pola Makan
Pasien hipertensi harus disarankan untuk konsumsi makanan sehat dan diet seimbang yang meliputi sayuran, kacang-kacangan, buah segar, produk susu rendah lemak, biji-bijian, ikan dan lemak takj enuh (terutama minyak zaitun) dan memiliki konsums rendah daging merah dana sam lemak jenuh.
Diet harus disertai dengan perubahan gaya hidupl ainnya seperti olahraga dan penurunan berat badan. Terdapat hubungan signifikan antara konsumsi garam dan hipertensi.
Konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan prevalensi hipertensi. Penggunaan natrium yang direkomendasikan sebaiknya tidak lebihdari 2 gram/hari (setaradengan 5-6 gram NaCl perhar iatau 1 sendok teh garam dapur).
c) Aktivitas Fisik Secara Teratur
Pasien disarankan untuk setidaknya melakukan 30 menit latihan aerobik dinamis intensitas sedang (berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) pada 5-7 hari per minggu.
Pada orang dewasa yang sehat disaranka nuntuk meningkatkan aktivitas fisika erobik secara bertahap menjadi 300 menit per minggu dengan aktivita sintensitas sedang atau 150 menit per minggu aktivitas untuk aerobi intensitas tinggi.
d) Hindariasaprokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.
Apakah Hipertensi Dapat Dicegah ?
Ya, hipertensi dapat dicegah dengan cara cek kesehatan secara berkala, hindari asap rokok, rutin aktivitas fisik dan olahraga, diet seimbang, istirahat cukup dan mengelola stress.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.