Kunjungan Paus Fransiskus

Umat di Maumere Menangis Mendengar Paus Yohanes Paulus II Berdoa dalam Bahasa Indonesia

Budaya lokal tersirat utuh dalam perayaan menyatu dalam liturgi membawa umat terpaku dan menyatu dengan Sri Paus Yohanes Paulus II.

|
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/EUGENIUS MOA
Pater Bernard Boli Ujan, SVD. 

Anggota lainya Romo Vinsensius Sensi Potokota yang di kemudian hari diangkat menjadi Uskup Agung Ende, dan Pater Soter Dino.

Seorang lagi tak diingat namanya oleh Pater Bernard kala itu menjabat Ketua Yayasan Persekolahan Umat Katolik Maumere.

“Saya diberi tugas mendampingi seksi liturgi panitia, selain bisa komunikasi langsung dengan Vatikan, Mgr. Piero Marini sebagai seremonaris utama. Kami semua sebagai seremonaris,” kisah Pater Bernard kepada Pos kupang Jumat petang 3 Mei 2024 di Kampus STFK Ledalero.

Karena perannya itu, Pater Bernard terlibat aktif dalam seluruh persiapan sampai hari H kedatangan Paus John Paul II. Gedung, perlengkapan, dekorasi, musik liturgi dan tarian liturgi, meski hanya turut memberi gagasan. Termasuk koor harus dilatih sungguh-sungguh.

Pater Bernard Boli Ujan, SVD
Pater Bernard Boli Ujan, SVD (POS KUPANG/EUGENIUS MOA)

Bahkan karena tugas diembannya itu pula ketika Paus Yohanes Paulus II tiba di Bandara Waioti, Pater Bernard berada di ruang tunggu bersama Mgr. Piero Marini.

Tarian liturgi mengiringi lagu dirancang koreografer terkenal Maumere saat itu, Herman Yoseph dengan istrinya. Rancangan liturgi harus sesuai dengan lagu-lagu daerah dari seluruh Flores. Terutama melodi Maumere, selain juga daerah lain di Pulau Flores.

Lagu Salam Maria dimodifikasi teksnya oleh Oscar Pareira Mandalangi sebagai lagu pembuka sambutan kepada Paus Yohanes Paulus II.

Ratusan orang penari menyesuaikan dengan langgam daerah di Flores. Ada gerak tari Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende Lio, Maumere dan Lamaholot (Flores Timur dan Lembata).

Selama misa berlangsung, Pater Bernard selalu berada tak jauh dari posisi Paus Yohanes Paulus II. Dia menyaksikan raut wajah Paus Yohanes Paulus II merespons penerimaan umat.

“Ooo… dia senang… gembira,” kenang Pater Bernard.

Bagaimana Paus dapat menguasai Bahasa Indonesia untuk memimpin misa? Teks homili entah siapa yang menyiapkannya. Pater Bernard mengaku tak tahu persis.

Namun, panitia diminta segera mengirim teks homili ke Vatikan. Naskah kotbah tiba si sana. Pihak Vatikan menanyakan siapa yang bisa melatih atau memandu Paus. Disebutlah nama Pater Guido Tisera, SVD (almarhum) saat itu studi Kitab Suci di Roma.

“Homili Paus dalam Bahasa Indonesia mungkin dilatih oleh Pater Guido. Umat senang sekali ikuti misa. Paus belum lama dilatih mengucapkan kata-kata dalam Bahasa Indonesia. Tapi Paus tidak salah mengucapkan setiap kalimat,”kenang Pater Bernard.

“Saya tahu orang Polandia (asal negara Paus Yohanes Paulus II) sangat cepat menguasai bahasa asing, sehingga sangat terlatih,” Pater Bernard menambahkan.

Berperan sebagai seremonarius, Pater Bernard terpilih di antara 100 orang yang menerima komuni langsung dari Paus Yohanes Paulus II.

“Saya menjadi orang terakhir atau orang ke-100 orang yang dipilih menerima komuni dari Paus Yohanes Paulus II,” ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved