Tokoh NTT
Profil Tokoh NTT, Manuel Alberto Maia Sutradara Film Dokumenter 'Nokas' yang Mendunia
Selain itu Nokas turut berkompetisi dalam program Silver Screen Awards Singapore International Film Festival (SGIFF) 2016
POS-KUPANG.COM- Nama Manuel Alberto Maia dalam dunia perfilman tanah air sudah sangat dikenal. Dia adalah sutradara film dokumenter dan pendiri Komunitas Film Kupang.
Manuel Alberto Maia, lahir pada tahun 1989 di Balibo, Timor Leste dan menyelesaikan gelar Sarjana di Fakultas Pendidikan, Universitas Nusa Cendana di Kupang.
Dia mendirikan Komunitas Film Kupang pada 2011 dan membuat beberapa film dokumenter pendek termasuk KAOS KUPANG (2012) dan KABAR DARI MEDAN (2014).
Nokas (2016) adalah film dokumenter panjang pertamanya. Nokas, diputar di Eurasia International Film Festival 2016 di Almaty, Kazakhstan.
Festival film ini memberikan kesempatan bertemu dan berdialog antara budaya Eropa dan Asia.
Selain itu Nokas turut berkompetisi dalam program Silver Screen Awards Singapore International Film Festival (SGIFF) 2016.
Baca juga: Profil Tokoh NTT, Yakobus Jacki Uly Putra asli NTT Mantan Kapolda
Selain itu, Film Fiksi Pendek yang berjudul Siko produksi Komunitas Film Kupang, masuk dalam Nominator Piala Citra 2018.
Film Siko yang disutradarai Manuel Alberto Maia menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga pasca referendum 1999 di Timor Leste.
Film ini menggunakan aktor dari kamp-kamp pengungsi asal Timor Leste, yang hingga saat ini masih tinggal di Indonesia
Naskah Siko ditulis dan disutradarai sendiri oleh Manuel Alberto Maia. Manuel yang disapa Abe.
Ia mengatakan lokasi syuting di Boneana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, salah satu tempat yang juga menjadi kamp pengungsian masyarakat asal Timor-Timur sembilan belas tahun silam, proses produksi Siko berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Film Fiksi Pendek yang berjudul Siko produksi Komunitas Film Kupang, masuk dalam Nominator Piala Citra 2018.
Baca juga: Profil Tokoh NTT, Sosok Herman Wutun Praktisi Koperasi dari Dirut Puskud Sampai Duduk di Senayan
Dalam nominator ini ada tujuh film yakni Siko karya Manuel Alberto Maia, Elegi Melodi Karya Jason Iskandar, Joko Karya Luhki Herwanagoyi, Joko karya Suryo Wijogo, Kado karya Aditya Ahmad, Melawan Arus karya Eka Saputri dan Topo Pendem karya Imam Syafii
Film Siko berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga pasca referendum 1999 di Timor Leste.
Film ini menggunakan aktor dari kamp-kamp pengungsi asal Timor Leste, yang hingga saat ini masih tinggal di Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.