Kunjungan Paus Fransiskus

Paus Yohanes Menekankan Semangat Misionaris Saat Bertemu Para Frater dan Imam di Ledalero

Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, saat itu masih frater tingkat lima Seminari Santo Petrus Ritapiret hadir dalam audensi itu.

|
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
zoom-inlihat foto Paus Yohanes Menekankan Semangat Misionaris Saat Bertemu Para Frater dan Imam di Ledalero
DOK POS KUPANG
Salah satu sudut kampus Seminari Ledalero di Nita, Kabupaten Sikka.

POS-KUPANG.COM, MAUMERE-Kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Maumere 35 tahun silam menjadi tonggak baru Gereja Katolik lebih khusus umat Katolik di Kabupaten Sikka dan Pulau Flores.

Mengapa Paus Johanes Paulus II memilih kunjungan ke Maumere?

Kita boleh menduga mungkin karena mayoritas umat Katolik berada di Pulau Flores. Selain juga ada Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret dan Santo Paulus Ledalero, lembaga mendidik para calon imam.

Seusai merayakan ekaristi di Gelora Samador Maumere, Paus Yohanes Paulus II melakukan audiens dengan 1.000 orang frater dan para imam, biarawan-biarawati di Aula St.Thomas Aquinas Ledalero, Rabu malam 11 Oktober 1989.

Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, saat itu masih frater tingkat lima Seminari Santo Petrus Ritapiret hadir dalam audensi itu. Ia duduk agak di belakang dalam aula.

Menurut Uskup Ewal, Sri Paus berpesan supaya para frater sungguh-sungguh dalam panggilan menjadi imam. Paus menekankan semangat misionaris.

Bunda Teresa dan Paus Yohanes Paulus II melambaikan tangan kepada umat di Nirmal Hriday Home di Kolkata, 3 Februari 1986.
Bunda Teresa dan Paus Yohanes Paulus II melambaikan tangan kepada umat di Nirmal Hriday Home di Kolkata, 3 Februari 1986. (AFP PHOTO / JEAN-CLAUDE DELMAS)

“Sungguhpun kita menjadi imam projo (hanya ada SVD dan Projo), namun sesuai hakekat misionaris. Kita imam di keuskupan pun harus punya semangat misionaris,” ujarnya mengutip pesan Paus Yohanes Paulus II.

Selama delapan belas jam lebih hadir di Maumere, Paus memberi pengaruh luar biasa. Panggilan membiara semakin banyak. Demikian pula keterlibatan umat dalam komunitas basis dan gereja lebih baik.

Bagi Mgr. Ewal, kunjungan Sri Paus ke Flores juga memberi refleksi bahwa Keuskupan Maumere dan Pulau Flores umumnya sebagai tanah rohani yang luar biasa untuk kehidupan beriman.

“Bagi saya, dampak luar biasa. Kehadiran Paus menciptakan suasana kepada setiap orang, mendorong orang mengembangkan hidup imannya dari waktu ke waktu. Paling utama adalah semakin lebih baik hidup rohani terwujud dalam hidup harian,” kata Uskup Ewal.

“Dalam salah satu kesempatan acara di Roma, saya lupa dalam kesempatan apa saat itu, Paus nyeletuk kalau kamu kekurangan panggilan, kamu ke Flores,” kata Mgr. Edwaldus Sedu menirukan pernyataan Paus John Paul II.

Pater Bernard Boli Ujan, ketika kunjungan pastoral Sri Paus 1989 menjadi seremonaris, mengakui kunjungan Paus John Paul II menghadirkan berkat luar biasa.

“Saya merasa bahwa dia datang membawa berkat untuk umat di sini. Setelah dia kembali, panggilan itu melonjak di Flores. Sebelumnya tidak sebanyak seperti saat Paus datang. Sekarang panggilan itu makin bertumbuh dan pengaruhnya besar sekali,” imbuh Pater Bernard Boli Ujan.

Romo Mathias Daven, Moderator Sentro John Paul masih ingat pidato Paus dalam audiens itu. “Saya masih ingat pidatonya menyatakan bahwa dia menantang kami calon imam,” kata Romo Mathias.

Dia mengatakan kalau dulu Flores menjadi tanah misi. Misionaris datang dari Eropa ke Flores, sekarang Flores mengirim ke Eropa dan Eropa menjadi tanah misi baru.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved