Lagu Daerah NTT

Wisata NTT, Destinasi Istana Raja Larantuka Kekayaan Masa Lalu yang Masih Tersisa

Kabupaten Flores Timur masih menyimpan kekayaan sejarah yang tak ternilai harganya . Dikutip dari parekrafntt.id, kerajaan Larantuka adalah salah

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
parekrafntt.id
Istana Raja Larantuka di Kabupaten Flores Timur 

Istana Raja yang pertama dibangun di sekitar Taman Doa tetapi sudah hancur dibom oleh tentara Jepang pada waktu itu dan kemudian dibangun kembali pada tahun 1937 di tempat yang sekarang.

Pada tahun 1992, akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah ini menyebabkan beberapa bagian dari bangunan ini rusak dan telah direnovasi.

Raja terakhir yang mendiami istana ini adalah Raja Larantuka ke-21 yaitu Raja Don Lorenzo III Diaz Viera de Godinho (DVG) dengan Permaisuri Dona Martina Kinena Ximenes da Silva yang merupakan anak dari raja Sikka-Maumere Don Thomas Ximenes da Silva .

Ketika diizinkan untuk masuk ke dalam dan melihat bagian-bagian bangunan istana, kita dapat melihat atap bangunannya yang semula dari genteng kini telah diganti dengan seng. Menariknya, hampir semua kayu, lantai, pintu, dan kaca yang masih tampak asli, tidak ada perubahan yang berarti, walaupun sudah beberapa kali mengalami renovasi.

Terdapat pula 4 kamar tidur, ruang tengah, ruang keluarga, dan ruang tamu. Pada bagian belakang terdapat sebuah paviliun dengan 2 kamar.

Pada tembok ruang keluarga terdapat poster permaisuri raja Mama Dona berukuran besar, sementara pada dinding bagian timur terdapat foto raja bersama permaisuri dan ayah dari raja Don Lorenzo III yaitu Raja Don Lorenzo II.

Baca juga: Wisata NTT, Pesona Pantai Oesosole di Rote Ndao, Pasir Putih dengan Tugu Karang Berbentuk Hati

Lantai rumah masih menggunakan keramik yang sudah mulai terlihat buram putih kecoklatan. Terdapat pula sebuah lemari dari kayu jati yang ditempatkan di ruang tengah dan berisi cangkir dan piring keramik jaman dahulu.

Lantai ruangan tengah dan depan dibentangi karpet tebal berbahan kain dalam ukuran yang cukup panjang.

Pada pojok kanan bagian depan istana terdapat sebuah meriam kuno peninggalan Portugis yang letaknya bersebelahan dengan sumur tua.

Total meriam kuno peninggalan Portugis yang ada di istana berjumlah 4 buah, masing-masing dua buah berukuran besar dan kecil.

Selain meriam kuno, di samping kirinya terdapat sebuah meja dari batu ceper berukuran panjang 1 meter dan lebar 40 senti meter, yang ditopang oleh 3 batu pipih.

Meja ini merupakan nuba atau altar yang biasa digunakan untuk meletakan persembahan dan bahan sajian saat ritual adat.

Meskipun kerajaan ini telah dibubarkan akan tetapi upacara adat kerajaan, serta warisan budaya dan agama masih tetap dijalankan dan terpelihara hingga saat ini, dan Rumah Tua, Istana Raja Larantuka itu masih tetap berdiri kokoh dengan sejarah panjangnya.

Bahkan hari ini, Larantuka, Kota kecil yang terletak di kaki Gunung Ile Mandiri ini menjadi salah satu tujuan wisata rohani bagi umat Katolik. ***

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved