Wisata NTT
Wisata NTT - Lestarikan Hutan Adat, Warga Mano Lambaleda Selatan Manggarai Timur Bentuk Pokdarwis
Puncak proses pembentukan Pokdarwis tersebut terjadi pada Kamis (6/6/2024), dengan terpilihnya badan pengurus Pokdarwis Gendang Mano.
Malamnya, usai menebang pohon-pohon itu pada akhir pekan, kata Nikolaus yang kini berusia 51 tahun, ia “memimpikan roh nenek moyang datang menegur.”
Roh itu memberitahunya segera meminta maaf dan “memperingatkan konsekuensi atas tindakan saya.”
Betul saja, Senin berikutnya ia demam tinggi. Seluruh tubuhnya susah bergerak.
“Saya tidak bisa beranjak dari tempat tidur,” tutur Nikolaus kepada Floresa di rumahnya, Rabu, 4 Oktober.
Diantar sang ayah, ia lalu berobat ke seorang dukun yang menganjurkannya mengakui kekeliruan, sekaligus meminta maaf kepada arwah nenek moyang.
Sang ayah lalu membawa telur ayam kampung ke Pong Dode, membuat sebuah ritual, tanda permohonan maaf kepada roh leluhur.
Tak lama kemudian, ia sembuh.
Cerita tentang Pong Dode yang keramat seperti dituturkan Nikolaus menjadi keyakinan turun temurun warga Mano, wilayah di Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terjaganya hutan itu karena ada kepercayaan bahwa semua leluhur orang Mano ada di sana, kata Wilhelmus Sin Jungke, 60 tahun, seorang warga.
“Pong Dode merupakan paru-paru kehidupan orang Mano,” katanya.
Karena ada Pong Dode, kata dia, situasi di Mano relatif aman.
”Mungkin bagi generasi muda, itu hanya mitos. Tetapi, orang Mano punya keyakinan besar seperti itu,” katanya.
Penjaga dan penghuni Pong Dode, katanya, roh dan nenek moyang orang Mano.
“Bahkan di tiap pohon ada penjaga dan penghuninya,” kata Wilhelmus.
“Memang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Kalau lewat mimpi, itu pasti ada.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.