Pilkada 2024
Calon Petahana Cenderung Diunggulkan dan Dijagokan Parpol Karena Punya Elektabilitas Tinggi
Partai-partai politik cenderung memprioritaskan petahana dalam pencalonan Pemilihan Kepala Daerah 2024. Petahana miliki peluang kemenangan lebih besar
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Partai-partai politik cenderung memprioritaskan petahana dalam pencalonan Pemilihan Kepala Daerah 2024. Pasalnya, calon kepala daerah petahana memiliki peluang kemenangan lebih besar dibanding penantangnya. Selain popularitas, umumnya para calon petahana juga memiliki elektabilitas yang jauh lebih signifikan dibanding kandidat pendatang baru.
Dua bulan menjelang pendaftaran bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, sejumlah nama petahana kembali masuk bursa pilkada. Bahkan, sebagian di antaranya sudah mendapatkan tiket dari sejumlah partai politik (parpol) untuk maju pilkada.
Salah satu pasangan yang sudah mengantongi tiket dari banyak parpol adalah Khofifah Indarparawansa-Emil Elestianto Dardak. Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur itu kini telah mendapatkan surat-surat rekomendasi dari lima partai politik untuk menjadi bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub dan cawagub) Jatim.
Lima parpol di antaranya, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), punya kursi di DPRD Jatim. Sementara satu parpol lain, Partai Perindo, diprediksikan tak punya kursi di DPRD Jatim.
Dengan dukungan lima parpol di DPRD Jatim, pencalonan Khofifah-Emil sudah tidak bisa diganggu-gugat. Sebab, lima parpol tersebut diperkirakan menguasai 53 atau 44,16 persen dari 120 kursi DPRD Jatim. Jumlah tersebut sudah di atas ambang batas minimal pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah, 20 persen kursi DPRD.
Petahana lain yang sudah mengantongi dukungan adalah Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat. Kamil telah mendapatkan surat tugas dari Partai Golkar untuk maju di Pilkada Jabar.
Tak hanya itu, Kamil juga diusulkan oleh Gerindra untuk maju di Pilkada DKI Jakarta. Namun, Gerindra masih menanti keputusan Golkar untuk memastikan pengusungan Kamil di Jakarta.
Selain Khofifah dan Kamil, nama Anies Rasyid Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang pernah berkontestasi di Pilpres 2024, juga mulai dilirik sejumlah parpol. Popularitas dan elektabilitas Anies yang dinilai masih tinggi membuat sejumlah parpol melirik, bahkan mendekati Anies agar bersedia kembali maju di Pilgub DKI Jakarta.
Baca juga: NasDem Restui Ilham Akbar Habibie Maju di Pilkada Jawa Barat
Terkait fenomena itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat dihubungi Senin (10/6/2024) menjelaskan, calon petahana biasanya diunggulkan dan dijagokan karena memiliki popularitas dan elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan para penantangnya.
Meski sejumlah nama potensial lain mulai muncul di bursa pilkada, tetapi diperkirakan sulit bersaing karena tidak memiliki popularitas dan elektabilitas sekuat petahana.
”Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak di Jatim, misalnya, tentu per hari ini memang elektabilitasnya paling menjulang dan nyaris tidak ada lawan tanding yang sepadan. Begitu pun dengan Ridwan Kamil di Jabar,” tutur Adi.
Di Jakarta juga demikian. Popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan dinilai paling kuat. Kamil yang didorong maju di Pilkada DKI Jakarta juga diperkirakan akan kesulitan melawan Anies. Sebab, menurut Adi, meski populer di Jabar, Kamil dinilai kurang populer di Jakarta.
”Kalau mau realistis, mau mudah untuk memenangi pertarungan Ridwan Kamil, semestinya Golkar menempatkan Ridwan Kamil maju di Jabar ketimbang harus di Jakarta. Kalau di Jakarta harus kerja keras, apalagi yang dihadapi, misalnya, kemungkinan Anies yang maju kembali,” ujar Adi.
Adi melihat, sangat sulit bagi para penantang untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas untuk menandingi calon petahana. Apalagi, waktu yang tersisa sebelum pendaftaran calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dibuka, tinggal dua bulan lagi. Upaya untuk mengejar elektabilitas pada masa kampanye juga relatif sulit mengingat pemungutan suara tinggal lima bulan lagi.
”Penantang Ridwan Kamil di Jabar akan sulit mengejar dalam kurun waktu empat atau lima bulan. Sulit, misalnya, dalam kurun waktu empat lima bulan juga bisa menyaingi Khofifah-Emil Dardak di Jawa Timur, termasuk juga Anies jika mungkin maju di Pilkada Jakarta,” kata Adi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.