Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, Dosa dan Perlakuan Allah Bagi Manusia

Allah bertanya apakah mereka masih berada dipihak Allah atau sudah berada dipihak lain yang bukan Allah

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-PATER CHRIS SURINONO
Pater Chris Surinono, O.C.D menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, Dosa dan Perlakuan Allah Bagi Manusia 

Oleh: Chris Surinono, O.C.D.

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, Dosa dan Perlakuan Allah Bagi Manusia

Selamat berhari Minggu. Kita memasuki Minggu biasa ke 10. Gereja mengajak kita untuk mengenal bagaimana setan mempermainkan manusia dan bagaimana Allah tetap dan terus mencintai manusia. Dua hal ini yang kita temukan dan refleksikan dalam bacaan Pertama, Kejadian 3: 9-15 dan dalam bacaan Injil: Markus 3: 20-35.

Kisah taman Eden, memberikan gambaran kepada kita pada pertanyaan soal apa itu dosa dan bagaimana situasi diri dan hidup manusia yang berada dalam kondisi keberdosaan itu. Bacaan yang diambil dari Kitab Kejadian menjelaskan itu agar kita paham apa itu dosa dan apa konsekuensinya.

Allah menjumpai manusia di taman Eden, dan bertanya: Dimanakah engkau? Pertanyaan ini bukan karena memang Allah tidak tahu keberadaan mereka. Allah maha tahu, pasti Ia tahu keberadaan mereka. Namun pertanyaan yang diajukan Allah untuk menyatakan bahwa mengapa engkau menjauhi Aku, Tuhan dan Allahmu ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, “Sebab Kata Mereka”

Allah bertanya apakah mereka masih berada dipihak Allah atau sudah berada dipihak lain yang bukan Allah. Doa adalah upaya manusia menjauhkan dirinya dari Allah dan segala kebaikan-Nya. Itulah dosa.

Atas pertanyaan Allah itu, manusia menjawab: Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut karena aku telanjang. Rasa Takut dan malu karena telanjang, sebenarnya bukan alasan yang benar, karena sebelum mereka memakan buah yang dilarang pun, sebenarnya mereka sudah telanjang, tapi mereka tidak takut atau malu. Jadi, jawaban manusia ini adalah konsekuensi dari keberdosaan itu sendiri.

Dialog Manusia dengan Allah dilanjutkan lagi. Allah bertanya soal kesetiaan mereka mengikuti perintah-Nya agar tidak boleh memakan buah dari pohon yang dilarang.

Namun, jawaban manusia ataspertanyaan Allah itu bukan dengan menyadari diri dan bertanggung jawa atas kesalahan yang dibuatnya, melainkan ia justru, bukan hanya mempersalahkan perempuan yang ada disisinya, melainkan juga mempersalahkan Allah yang telah menempatkan perempuan: Perempuan yang Kautempatkan disisiku. Manusia ini justru mempersalahkan pihak lain atas keberdosaan yang ia lakukan.

Jadi, dari apa yang dijelaskan ini, bisa kita katakan bahwa doa adalah menjauhkan diri dari Allah dan segala kebaikan-Nya sehingga manusia bukan saja menjadi menderita, tapi juga menyebabkan penderitaan bagi orang lain. Rangkaian jaringan ini adalah dari menjauhkan diri dari Allah, menerima konsekuensi takut, malu dan menderita akibat dosanya.

Dalam situasi demikian, Allah tentu tidak tinggal diam. Allah tentu tidak ingin kehilangan manusia akibat dosanya; dan tidak ingin jaringan permainan iblis untuk lebih menjauhkan manusia dari Allah. Dalam Injil yang dibacakan hari ini, kita dengar bagaimana kuasa Allah untuk mengembalikan manusia dari kuasa iblis yang menjerumuskan dan membuat manusia semakin menderita. Usaha Yesus untuk mengembalikan mansuia ke jalan yang baik dan benar, justru dianggap tidak waras oleh kaum keluarga-Nya dan bahkan ahli-ahli Taurat menganggap Yesus sudah kerasukan Beelzebul!.

Tuduhan bahwa Yesus tidak waras dan dikuasasi Beezebul ini, bisa dipahami, karena memang Yesus tidak berada didalam jaringan doa dan permainan iblis, yakni menjauhkan diri dari Allah, merasa malu, takut dan mempersalahkan orang lain. Yesus berada diluar jaringan itu, sehingga dianggap tidak waras.

Artinya, orang baik dan yang berusaha untuk berbuat baik bagi sesama; yang berusaha membantu agar manusia tidak terjerumus kedalam jaringan dosa, justru dianggap tidak waras dan dikuasai iblis.

Yesus berusaha untuk menyadarkan bahwa manusia perlu keluar dari jaringan dan permainan iblis itu, dan masuk kedalam jaringan permainan Allah sendiri.

Yesus menghentikan jaringan dosa dengan kuasa kerahiman-Nya. Yesus memperkenalkan pengampunan dan kemurahan hati Allah yang berlimpah kepada mereka yang mau berbalik dari kuasa iblis dengan segala konsekuensi penderitaannya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved