Puisi

Puisi: Aku Boleh Mencintainya?

Bolehkah aku berdiri di hadapannya sambil menggenggam tangannya, lalu mengatakan bahwa aku suka padanya?

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM
Ilustrasi. 

Oleh Ippin Juru

Secangkir kopi pahit buatan mama duduk termangu menatap wajahku, sembari bertanya pada diriku, kemanakah pikiranmu sampai-sampai belum sedikitpun engkau menyentuh aku?

Jemari kaku tak sengaja menyentuh cangkir itu, membuatku sadar bahwa aku belum mencicipi kopi itu.

Aku kemudian mengambilnya, lalu sedikit demi sedikit ku teguk, Wah....Kenikmatan kopi mulai meracuni diriku. Senyum malu perlahan nampak dari bibir, lamunanku telah sampai pada tujuannya.

Pelan-pelan suara hati berbisik bolehkah aku mencintainya? Bolehkah aku berdiri di hadapannya sambil menggenggam tangannya, lalu mengatakan bahwa aku suka padanya?

Ah....siapakah aku sampai-sampai dia harus menerima perasaanku? Tapi, kopi ini sangat nikmat, meskipun pahit namun dia memberikan sejuta harapan untuk tujuanku...Ya, aku mungkin tak sebanding dengan harapannya tapi akan ku perjuangkan perasaanku untuk bersama dia merakan masa depan...

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved