Kunjungan Paus Fransiskus

Pengerjaan Kamar Paus Yohanes Paulus II di Ritapiret Selalu Dikawal Perempuan asal Bali

Sekitar 18 jam lamanya Paus Yohanes Paulus II yang telah dinobatkan menjadi santo atau orang kudus berada di Pulau Flores.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
DOK
Paus Yohanes Paulus II. 

Letak kamar tersebut pada sebelah barat dari deretan bangunan di bagian depan. Mungkin dianggap kurang nyaman, pihak keamanan membatalkannya.

Dipilihlah gedung yang ditempati oleh para frater tingkat tiga. Letaknya pada bagian tengah antara deretan gedung depan, di sebelah barat daya ada kapela dan sebuah bangunan kecil. Kemudian di sebelah utara dan timur juga terdapat bangunan.

Beberapa kamar tidur para frater dari bangunan sepanjang 20-an meter lebih itu dirombak menjadi kamar utama Paus Yohanes Paulus II.

Kamar itu diapit kamar mandi di sampingnya. Ada ruang tengah yang membagi kamar tidur Sekretaris Pribadi Bapa Suci, Mgr. Stanislao Dziwisz bersebelahan dengan kamar tidur ditempati oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Francesco Canalini.

Pengerjaan kamar itu dikawal seorang perempuan asal Bali. Semenjak kamar tersebut dibangun selalu setiap saat tak tentu waktu muncul anggota keamanan.

Mereka mewaspadai jangan-jangan ada sesuatu yang ditanamkan di dalam bangunan itu yang bisa membahayakan keselamatan Bapa Suci.

“Saya masih frater tidur di sebelah bawah dari kamar yang direhab itu. Suatu waktu tengah malam, saya bangun hendak ke kamar mandi. Saya kaget ada tentara di luar,” kata Romo Mathias.

Lantai kamar semula semen diganti keramik. Begitu pula kamar mandi dipasangi keramik warna hijau muda dengan tirai yang membatasi untuk mandi, wc dan wastafel menempel pada dinding sebelah kanan dari pintu masuk kamar mandi.

Sebuah lemari pakaian tiga pintu terletak persis pada lorong menuju kamar mandi. Pada bagian atas dinding di samping lemari terdapat sebuah pendingin ruang model jadul (windows).

Sedangkan di kamar tidur ada sebuah tempat tidur besar dan lebar, beralas kasur busa yang tidak terlalu tebal (bukan seperti spring bed saat ini dijual di toko), bantal kepala dan sebuah bantal guling.

Ada pula sebuah kursi dan sebuah meja setengah biro. Lemari kaca berisi kasula yang dipakai Sri Paus dalam perayaan misa di Gelora Samador.

Di kamar inilah, 35 tahun silam, Sri Paus Yohanes Paulus II merebahkan tubuhnya setelah seharian melawat umatnya di tanah Maumere. Momentum yang tak akan lekang oleh waktu.

Kursi dan meja yang digunakan Paus Yohanes Paulus II di Seminari Ritapiret Maumere Oktober 1989.
Kursi dan meja yang digunakan Paus Yohanes Paulus II di Seminari Ritapiret Maumere Oktober 1989. (POS KUPANG/EUGENIUS MOA)

Keadaan kamar itu tak banyak berubah. Jauh dari kesan kamar tidur mewah. Seperti kebanyakan kamar tidur di rumah-rumah keluarga umumnya.

Beberapa tahun pascakunjungan itu, kamar yang ditempati Paus Johanes tidak serta-merta menjadi obyek wisata rohani. Kamar ini sempat dijadikan kamar sakit. Kemudian kamar preses.

Muncul pertimbangan jangan lagi kamar tersebut dihuni oleh salah satu pembina.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved