Kunjungan Paus Fransiskus

Merasakan Kedamaian di Kamar Paus Yohanes Paulus II di Seminari Ritapiret

Orang kudus tersebut menentukan arah dunia pada abad ke-20. Dia menentukan runtuhnya komunisme. Prestasi yang tidak terbantahkan.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Dion DB Putra
DOK POS KUPANG/FELIKS JANGGU
Edwaldus Martinus Sedu, Pr saat menjabat Praeses Seminari Ritapiret, di kamar tidur Santo Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret, Maumere, Jumat (10/10/2014). Kini beliau menjabat Uskup Maumere. 

Laporan wartawan Pos Kupang, Eugenius Mo’a

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Kanonisasi Paus Yohanes Paulus II menjadi santo atau orang kudus pada tahun 2014 berdampak luar biasa besar terhadap karya dan peninggalan-peninggalannya.

Paus asal Polandia ini pernah bermalam di Seminari Santo Petrus Ritapiret pada Rabu 11 Oktober 1989 dalam dua hari kunjungan ke Maumere tanggal 11-12 Oktober 1989.

Seminari Ritapiret terletak kira-kira 10 Km sebelah barat Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.

“Kami bangga, karena tempat ini pernah diinap oleh seorang santo. Coba bayangkan penerus Santo Petrus itu menginap di sini. Lokasi itu menjadi terberkati,” Romo Mathias Daven, Moderator Sentro John Paul II, kepada Pos-kupang.com, dan TribunFlores.com, di Ritapiret pekan lalu.

Orang kudus tersebut menentukan arah dunia pada abad ke-20. Dia menentukan runtuhnya komunisme. Prestasi yang tidak terbantahkan.

Kamar tidur Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiret Maumere.
Kamar tidur Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiret Maumere. (POS KUPANG/EUGENIUS MOA)

Dia pemikir besar sejajar fulsuf besar lainnya di dunia. Namun sebagai santo,dia menggabungkan teologi dan filsafat dalam satu figur. Dia mengubah dunia bukan dengan filsafat dan teologinya. Tetapi doanya yang mengubah dunia.

Tidak salah tempat ini menjadi simbol kebesaran Gereja Katolik dalam kepemimpinan John Paul II atau Paus Yohanes Paulus II. Seminari Tinggi Ritapiret bangga telah dijadikan Vatikan semalam.

Bisa dibayangkan orang yang menulis sejarah seperti Santo Fransiskus yang pernah melawat Asia. Tidak sebesar tokoh John Paul, tapi dia bisa menjadi kebanggaan orang Asia.

Sedangkan John Paul II menginap di Ritapiret, Nita, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Menurut Romo Matias,sejak Yohanes Paulus II menjadi santo, sejumlah orang memberi kesaksian bahwa mereka merasakan kedamaian dan mukjizat setelah berdoa di kamar Paus.

Mereka yang berdoa di kamar Paus Yohanes Paulus II mengalami situasi damai. Pengalaman batin yang indah.

Memasuki kamar tersebut, seolah kita masuk dalam situasi yang damai dan tenang. Ada roh Tuhan di sana, sebab Yohanes Paulus adalah pendoa ulung.

Kursi yang digunakan Paus Yohanes Paulus II saat memimpin perayaan ekaristi di Gelora Samador Maumere.
Kursi yang digunakan Paus Yohanes Paulus II saat memimpin perayaan ekaristi di Gelora Samador Maumere. (POS KUPANG/EUGENIUS MOA)

Pengunjung yang pernah datang ke sana mengalami situasi damai. Keyakinan itu kuat sekali.

“Saya seringkali doa merasakan kedamaian. Ketika tertimpa masalah, stres, saya datang ke sana,” kata Romo Mathias.

Testimoni pengunjung itu tercatat pada buku kesan dan pesan. Hampir semua mengalami hal luar biasa.

“Saya merasakan kedamaian. Kata kuncinya damai,” Romo Mathias menyampaikan kesan pengunjung.

“Banyak kesaksian yang dialami oleh orang-orang yang berdoa di dalam kamar Paus. Mereka mendapat mukjizat. Doa-doa mereka dikabulkan,” kata Romo Mathias.

“Ada pasangan suami-istri yang telah lama menikah tidak punya keturunan akhirnya bisa mendapatkan keturunan. Ada yang memohon mendapat pekerjaan yang diinginkannya,” kisah Romo Mathias lagi.

Banyak dari pengunjung ke kamar Paus datang dari Pulau Jawa. Setelah doa mereka terkabul, mereka datang lagi untuk bersyukur di tempat ini.

Kamar Paus Yohanes Paulus II selalu dikunjungi hingga kini. Mereka datang dari berbagai latar belakang, suku, ras dan agama.

“Karena ini lokasi wisata rohani terbuka untuk publik, apakah Katolik atau agama yang lain, tempat ini menjadi tempat doa,” kata Romo Mathias.

Di dalam kamar tidur terpampang sampel foto-foto selama kunjungan Paus ke Maumere.

Foto dengan para frater, karyawan/karyawati yang melayani Paus, foto dengan suster kepala masak, foto dengan Pater Prof. Dr. Yosef Glinka, SVD asal Polandia, sebagai kepala divisi masak menu Polandia.

Kasula yang dipakai pada misa di Gelora Samador menjadi ikon kamar ini.

Selain meja, kursi dan tempat tidurnya. Fofo-foto semasa kecil, remaja, dewasa, mengalami panggilan sampai dia wafat. Ada semacam reliqui tersimpan di sana.

Referensi Imam

Kamar tidur Paus Yohanes Paulus II juga memberi dampak kepada calon imam, dia selalu menjadi referensi menjadi imam yang benar.

Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan Mehmet Ali Agca, pria yang mencoba membunuhnya, di sebuah penjara di Italia pada 1983.(AFP/GETTY IMAGES)
Paus Yohanes Paulus II bertemu dengan Mehmet Ali Agca, pria yang mencoba membunuhnya, di sebuah penjara di Italia pada 1983.(AFP/GETTY IMAGES) ()

Tidak hanya kemampuan akademis pandai berteologi, karena semuanya akan mubasir. Kalau tidak punya kekuatan rohani. Karena letak kekudusan seseorang imam dan umat beriman, bukan pada pekerjaan dan kesibukannya.

Tetapi relasi personal dan kehidupan doa. Boleh jadi kita sibuk sekali. Semua imam melayani, namun pada saatnya kita harus sadar bahwa semua pelayanan itu merupakan pelarian dari kekosongan rohani ketimbang pelayanan yang bermakna.

Paus menjadi panutan lembaga pendidikan calon imam Santo Petrus Ritapiret. Dia menjadi referensi untuk perkembangan panggilan.

Banyak kasus di lapangan. Ada imam amburadul, karena kehilangan spiritualitas. Kalau hidup doa sudah hilang maka tinggal tunggu waktu.

Kekuatan seorang imam bukan pada kepintaran berteologi, tetapi mengubah pengetahuan, mentransformasi diri dalam theologi, tetap menjadi pendoa.

“Saya sendiri punya referensi. Refeksi sendiri. Ketika menghadapi beban soal. Saya datang ke kamar Paus. Ini yang selalu saya tawarkan kepada para frater. Ketika engaku tidak lagi menghargai hidup doa, engkau akan gagal,” kata Romo Mathias.

Itulah sosok Yohanes Paulus. Dia menjadikan filsafat dan teologi yang membantu dia mendekat diri dengan Tuhan. Dia meruntuhkan komunisme bukan dengan kekuatan politik, tetapi dengan doa kepada Bunda Maria.

Dia mengalami pengalaman pribadi paling kejam, nyawanya hampir hilang. Dia ditembaki oleh pria asal Turki, peluru tidak mengenai sasaran tubuh yang mematikan. Paus selamat dari maut. Dia bersyukur bisa kembali lagi ke Fatimah.

Untuk melestarikan pemikiranya itu, lima atau enam tahun pasca kunjungan Sri Paus ke Ritapiret itu, terbentuk Sentro John Paul II. Komunitas beranggotakan para frater melakukan diskusi membahas tema-tema aktual pemikiran global John Paul II atau Paus Yohanes Paulus II. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved