Berita NTT
Disdikbud NTT Klaim Tak Ada Pembangunan Sekolah Mangkrak
bahwa anggaran Kemendikbud tidak usah ditambah karena banyaknya persoalan yang telah dijabarkannya sebelumnya.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengklaim tak ada pembangunan sekolah SMA/SMK/SLB di NTT yang mangkrak.
"Terkait dengan kegiatan pembangunan sarana prasarana sekolah SMA/SMK/SLB itu tidak ada yang mangkrak," kata Kepala Disdikbud NTT, Ambrosius Kodo, Jumat 7 Juni 2024 malam.
Menurut mantan Kepala BPBD NTT ini, ketiadaan proyek mandek pada sekolah itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) ataupun dana alokasi umum (DAU).
Ia tidak mau menanggapi masalah lain terkait dengan pembangunan sekolah di NTT. Ambrosius Kodo menegaskan, tidak ada pembangunan sekolah yang mangkrak di NTT.
Baca juga: Pilgub NTT, Simon Petrus Kamlasi dan Andre Garu Versi Nasdem Penuhi Kriteria Pimpin NTT
"Semuanya berjalan dengan baik. Saya tidak mengomentari yang lain-lain, saya mengatakan pembangunan sarana prasarana gedung sekolah SMA/SMK/SLB di Provinsi NTT itu tidak ada yang mangkrak," kata dia.
"Saya tidak mau mengomentari yang lain, itu mungkin bisa jadi dari sumber bujet yang lain atau darimana itu saya tidak tahu. Dari DAU dan DAK tidak ada yang mangkrak. Semua aman," tambah dia.
Sebelumnya, politisi partai Demokrat asal NTT Anita Jacoba Gah sempat menyinggung tentang 17 sekolah mangkrak yang dikerjakan sejak tahun 2021.
Anita meluapkan amarah terhadap Menteri Nadiem Makarim beserta pejabat Kemendikbud Ristek.
Peristiwa tersebut terjadi dalam rapat Komisi X DPR RI dengan jajaran Kemendikbud Ristek di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 6 Juni 2024.
Anita Gah berbicara dengan nada suara tinggi hingga menunjuk Nadiem Makarim. Dia juga sempat menggebrak meja.
Anggota Komisi X ini meminta pimpinan Komisi X memberikan rekomendasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa Kemendikbud Ristek.
Dilansir dari Kompas.com, awalnya Anita Gah menyinggung kekurangan anggaran Rp 15 triliun di Kemendikbud Ristek. Anita Gah mengatakan, kementerian harusnya melakukan koreksi diri kenapa kekurangan itu bisa terjadi.
Dia kemudian menyebut bahwa realisasi anggaran Kemendikbud Ristek masih bermasalah karena tidak sampai kepada penerima atau peruntukkannya.
Anita Gah memberi contoh, di daerah pemilihan (dapil)-nya di Nusa Tenggara Timur ( NTT ), ada 17 bangunan sekolah yang sampai sekarang belum selesai pembangunannya padahal sudah dianggarkan sejak tahun 2021.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.