Berita NTT
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Plan Indonesia Serukan Kaum Muda Beraksi Atasi Dampak Perubahan Iklim
Kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya kaum muda untuk berperan dalam melakukan aksi mitigasi dan adaptasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2022, Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur ( DLHK NTT ) menggelar Youth Gathering dan Talkshow bertajuk Mari Katong Jaga Bumi.
Kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya kaum muda untuk berperan dalam melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Bersama Plan Indonesia, lebih dari 10.000 kaum muda telah terlibat utuk mendorong aksi-aksi perubahan iklim di lingkungannya, di NTT.
Ida Ngurah, Manajer Program Humanitarian and Resilience Program Plan Indonesia, mengungkapkan dampak perubahan iklim kian dirasakan di Indonesia termasuk di NTT. Dampak ini dirasakan oleh semua kalangan termasuk anak dan kaum muda.
Baca juga: Plan Indonesia Tingkatkan Kapasitas Warga Kupang Berbisnis Sampah
“Peringatan Hari Lingkungan Hidup, 5 Juni ini bukan hanya sekedar perayaan tapi bagaimana kita bisa berkolaborasi bersama untuk memastikan lingkungan hidup tetap dijaga karena bumi kita hanya satu. Melalui empat kaum muda yang hari ini akan bercerita tentang aksi mereka menjaga lingkungan, kami berharap bisa mengubah narasi bahwa anak dan kaum muda adalah kelompok rentan namun mereka juga sebenarnya menjadi kelompok yang berdaya,” ungkap Ngurah, dalam sambutannya di Kantor DLHK NTT, pada Jumat (7/6).
Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia sekaligus menjadi momentum untuk kembali mengingatkan masyarakat agar menjaga dan melestarikan lingkungan ditengah kondisi krisis iklim saat ini.
Ondy Christian Siagian, selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dengan kelestarian lingkungan khususnya permasalahan yang kerap dihadapi di NTT seperti kekeringan dan persoalan sampah.
“Kita sudah ada dalam masa krisis, ada tiga Krisis besar di dunia, krisis iklim, pangan dan energi. Kita sudah masuk di tiga krisis itu. Jadi tidak bisa kita menghindari krisis yang terjadi. Namun, kita yang memahami tentang krisis tersebut, kita diminta untuk selalu menyuarakan dan melakukan aksi-aksi, tidak usah aksi yang terlalu besar dan mendatangkan biaya yang besar, kita mulai aksi dari rumah,” sebutnya.

Cerita 4 Kaum Muda Jaga Lingkungan dan Atasi Perubahan Iklim
Turut hadir sebagai pembicara dalam talkshow adalah empat orang muda yang masing-masing berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Lembata, Kabupaten Nagekeo dan Kota Kupang. Mereka berbagi tentang aksi adaptasi perubahan iklim yang mereka lakukan didaerah masing-masing.
Salah satunya, Helda, (20 tahun) orang muda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan misalnya, yang telah melakukan aksi edukasi pengelolaan dan pemilahan sampah serta sosialisasi terkait perubahan iklim di sekolahnya.
“Saya berharap kaum mudamenyadari bahwa saat ini kondisi iklim tidak baik baik saja. Sehingga kita sebagai kaum muda perlu kolaborasi bersama membangun dan menjaga lingkungan,” ujar Helda.
Selain Youth Gathering dan Talkshow, Hari Lingkungan Hidup sedunia juga diperingati dengan kegiatan Kampanye Jaga di Kawasan Car Free Day, Jalan El Tari, Kupang, NTT. Kegiatan ini menyediakan panggung kepada kaum muda untuk menyampaikan aksinya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, sebanyak 100 bibit pohon juga dibagikan kepada masyarakat.
Melalui program Kepemimpinan Kaum Muda untuk Ketangguhan Iklim, Plan Indonesia memastikan anak, remaja, kaum muda, dan lingkungannya memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menghadapi berbagai kondisi bencana atau krisis akibat perubahan iklim. Program ini berfokus pada Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis komunitas dan adaptasi perubahan iklim yang dipimpin kaum muda.
Beragam aksi adaptasi perubahan iklim telah dipelopori kaum muda NTT, seperti konservasi mata air di Kabupaten Soe, pemasangan alat peringatan dini longsor di Kabupaten Nagekeo dan Kampanye Pengelolaan Sampah di Kupang, NTT.
Adapun Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.