Prakiraan Cuaca

Hadapi Musim Kemarau 2024, BMKG Tekankan Pentingnya Modifikasi Cuaca Atasi Kekeringan dan Karhutla

Hadapi Musim Kemarau 2024, BMKG tekankan pentingnya Modifikasi Cuaca atasi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan ( Karhutla ).

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/CHARLES ABAR
POS-KUPANG.COM/ Sawah di Lingko Molo, Gendang Cara, Kelurahan Wae Belang, Kecamatan Ruteng, Manggarai dilanda kekeringan - Hadapi Musim Kemarau 2024, BMKG Tekankan Pentingnya Modifikasi Cuaca. 

POS-KUPANG.COM.  Menghadapi Musim Kemarau 2024, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya optimalisasi operasi Modifikasi Cuaca dalam menghadapi kerawanan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dikutip dari Siaran Pers BMKG, Dwikorita Karnawati menekankan tentang Modifikasi Cuaca dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ( Kemenkopolhukam ).

Dalam paparannya, Dwikorita Karnawati memprediksi kekeringan akan mendominasi wilayah Indonesia mulai Juni hingga September 2024.

Menghadapi ancaman kekeringan itu, BMKG menekankan pentingnya optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kekeringan dan risiko Karhutla.

Baca juga: Sudah Masuk Musim Kemarau, BMKG Ingatkan NTT Waspada Kekeringan

"Data menunjukkan beberapa lokasi mengalami hari tanpa hujan selama 31-60 hari, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Modifikasi cuaca diperlukan di zona-zona berwarna coklat (curah hujan rendah, kurang dari 20 mm), terutama di Sumatera, Jawa, dan NTT, mulai Juni hingga September" Kata Dwikorita Karnawati dalam Rakor tersebut.

Menurut Dwikorita Karnawati, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau dalam tiga bulan ke depan. Pada bulan Juni, musim kemarau diperkirakan akan melanda sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar, serta Papua dan Papua Selatan.

"Oleh karena itu, perlu adanya penguatan kapasitas modifikasi cuaca nasional, termasuk infrastruktur, sumber daya manusia dan dukungan dari berbagai kementerian/lembaga," tambahnya.

Baca juga: NTT Masih Diguyur Hujan di Musim Kemarau, Begini Penjelasan BMKG

Potensi kebakaran di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara cukup tinggi dengan beberapa titik panas yang terdeteksi.

Koordinasi dan dukungan semua pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.

"Sebelum memasuki puncak musim kemarau, kita akan melakukan penyemaian awan dan menurunkan hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC). Dilaporkan ada 6 provinsi prioritas yang sudah direncanakan untuk melakukan TMC, termasuk laporan dari seluruh provinsi yang sudah menjadi target pelaksanaan TMC" ujar Menkopolhukam Hadi Tjahjanto pada rakor tersebut. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved