Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Mei 2024, Anak Kecil, Empunya Kerajaan Allah

yang melompat girang di taman rumput, dan yang bertanya tentang hal-hal kecil, dengan rasa penuh ingin tahunya.

Editor: Rosalina Woso
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
Pastor ohn Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Mei 2024, Anak Kecil, Empunya Kerajaan Allah 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 25 Mei 2024, Anak Kecil, Empunya Kerajaan Allah

Oleh : Pastor John Lewar,SVD

Lectio:
Yakobus 5:13-20;
Mzm. 141:1-2,3.8
Markus: 10:13-16.

Meditatio:
“…sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (ay.14). Tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia, anak kecil sering tidak mendapatkan tempat penting dalam kehidupan masyarakat.

Anak kecil sering dianggap remeh dan rendah oleh orang-orang dewasa. Kita ambil contoh Sambut baru atau Komuni pertama. Komuni pertama adalah hari bahagia bagi anak-anak.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024, “Karena Ketegaran Hatimu"

Tapi survey membuktikan, bahwa yang hadir dalam acara resepsi itu adalah orang muda dan orang dewasa, anak-anak bermain di belakang tenda. Bila ada acara hiburan juga yang tampil dansa atau tebe orang muda dan orang dewasa.

Anak-anak tidak ada tempat di tenda sukacita, mereka tidak diberi kursi atau tempat duduk, tapi hanya berdiri sebagai penonton kalau ada hiburan. Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan masyarakat Yahudi pada zaman Yesus.

Pada zaman itu, anak kecil sangat dianggap remeh, dan rendah oleh orang dewasa karena anak-anak belum matang, belum tahu apa-apa, masih bodoh.

Injil Markus ini berkisah tentang orang-orang yang membawa anak-anak mereka kepada Yesus agar Ia berkenan memberkati mereka. Namun, apa yang terjadi? Para murid malah marah dan melarang mereka mendekati
Yesus. Mungkin saja para murid tidak ingin Yesus terganggu oleh kehadiran anak-anak itu, apalagi dalam tradisi Yahudi, anak-anak sering kali dianggap tidak penting. Namun, sikap para murid bertentangan dengan sikap Yesus.

Melihat tindakan para murid, Yesus ganti memarahi mereka. “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan
menghalang-halangi mereka! Sebab orang-orang seperti itulah yang empuya Kerajaan Allah.” Kedatangan anak kecil menjadi sukacita bagi Yesus tetapi justru kekhawatiran bagi para murid karena akan menghalangi Yesus dalam berkarya.

Peristiwa ini justru menjadi kesempatan bagi Yesus untuk mengajar para murid sekaligus menyingkapkan tentang siapa yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Menurut Yesus, justru orang seperti anak-anak itulah pemilik Kerajaan Allah. Ia pun kemudian memeluk dan memberkati anak-anak itu dan meletakkan tangan-Nya atas mereka.

Keterkaitan antara anak-anak dan Kerajaan Allah begitu kuat.

Pertama, untuk dapat memiliki Kerajaan Allah, kita harus seperti seorang anak kecil: polos, spontan, jujur, apa adanya, mau bertumbuh, mau belajar dan hidup dengan mempercayakan diri sepenuhnya kepada orang tua masing-masing. Sifat-sifat inilah yang juga harus kita miliki agar kita memperoleh Kerajaan Allah.

Kedua, agar kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus menyambut kedatangannya seperti seorang anak kecil. Yang dimaksud adalah penyambutan yang penuh kegembiraan, kehangatan, dan cinta. Kerajaan Allah harus disambut demikian, sebab di sanalah masa depan kita.

Dalam pengalaman hidup, saya selalu terkesan ketika mendengar kata anak kecil. Setiap orang pernah menjadi anak kecil. Bahkan, mereka yang sudah lanjut usia terkadang cenderung memiliki atau akan kembali ke
sifat anak kecil lagi.

Tak dipungkiri, inilah siklus hidup yang terjadi dan dialami hampir setiap orang. Ketika beranjak remaja lalu tumbuh dewasa dan lanjut usia, terkadang kita memiliki kerinduan ingin memiliki mata seorang anak kecil. Mereka yang melihat dunia tanpa kepahitan, yang melompat girang di taman rumput, dan yang bertanya tentang hal-hal kecil, dengan rasa penuh ingin tahunya.

Anak kecil bahagia bukan karena harta yang melimpah, tetapi karena teman yang banyak, yang bisa diajak untuk berbagi canda dan tawa. Dibalik itu, kualitas seperti anak kecil: polos, ceria, dan bahagia itulah yang dibutuhkan saat ini.

Missio: Marilah kita belajar dari seorang anak kecil yang kedatangannya selalu membawa penghiburan dan sukacita. Kita mewujudkan Kerajaan Allah dengan penuh kegembiraan dan sukacita, lewat perbuatanperbuatan kita yang kecil dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Doa: Allah Bapa Mahakasih, ajarilah kami untuk dapat memahami kasih setia-Mu. Bukalah mata hati kami untuk dapat melihat dan menemukan kualitas diri seperti anak kecil yang kedatangannya menjadi penghiburan dan sukacita. Semoga kehadiran kami di tengah-tengah masyarakat juga menjadi berkat penghiburan dan sukacita bagi sesama. Demi Kristus, Tuhan dan perantara kami. Amin

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Sabtu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved