Berita Ende
Pastikan Tak Ada Korban Lain, BPBD Ende Kerahkan Satu Unit Excavator
jadi dia tidak sadar baru telinga juga agak terganggu," ujar ibu-ibu yang pada saat itu memakai baju hitam tersebut.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, ENDE - Guna memastikan tidak ada korban lain selain Patrianus Padi dan Philipus, dua warga Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende yang tewas tertimbun material tembok penyokong bangunan Kepela Stasi Santo Petrus Lokobolo, Rabu, 22 Mei 2024, BPBD Kabupaten Ende mengerahkan satu unit excavator guna membersihkan material berupa batu dan tanah dari lokasi kejadian.
Pantauan POS-KUPANG.COM, satu unit excavator tersebut tiba di lokasi kejadian sekira pukul 17.41 Wita dan langsung membersihkan material berupa batu dan tanah yang masih berada di lubang pondasi yang dalamnya diperkirakan setinggi dada orang dewasa.
Sekertaris BPBD Kabupaten Ende, Yulius Emanuel Riwu kepada POS-KUPANG.COM di lokasi kejadian mengatakan, setelah mendapat laporan dari warga pihaknya langsung bergerak menuju lokasi kejadian dan mendapati dua warga Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende tewas tertimpa reruntuhan tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko yang roboh.
"Setelah mendapatkan beberapa informasi dari warga kami berupaya mendatangkan satu unit alat berat untuk memastikan kondisi di lapangan apakah masih ada korban atau tidak, Puji Tuhan setelah kita melakukan pembersihan korbannya hanya dua orang," jelas Yulius.
Baca juga: 4.056 Angkatan Kerja di Ende Masih Menganggur, Paling Banyak Perempuan
Diungkapkan Yulius, kejadian tersebut terjadi saat puluhan umat di Stasi Santo Petrus Lokoboko sedang memperbaiki tembok penyokong bangunan kapela.
"Mereka kerja berkelompok atau per KUB kebetulan hari ini jadwal kelompok dari KUB lingkungan lain dan beliau berdua (red: korban) ini kebetulan rumahnya berdekatan dengan kapela jadi mereka berdua ikut membantu sehingga waktu gali pondasi, sisa dari pondasi yang lama itu runtuh dan menimpa kedua korban," ungkap Yulius.
Sebelumnya diberitakan, Patrianus Padi dan Philipus, dua warga Kelurahan Lokoboko, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende yang tewas tertimbun material batu dan tanah dari tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko yang roboh, Rabu, 22 Mei 2024 sekira pukul 16.00 Wita masih ada hubungan keluarga atau masih bersaudara.
Pantauan POS-KUPANG.COM, rumah kedua korban tewas saling bersebelahan atau bertetangga dekat.
Henderikus Rapa, salah satu saksi mata yang pada saat kejadian ada bersama kedua korban di lubang galian pondasi tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko mengatakan, hari ini tugas mengerjakan tembok penyokong kapela tersebut merupakan umat Katolik dari lingkungan 2 Stasi Santo Petrus Lokoboko.
"Hari ini yang kerja kami dari tiga KUB tapi yang masuk di dalam galian pondasi ini kami sekitar 5-6 orang untuk gali, saya bagian pacul yang skop ini mereka dua yang ada di belakang saya, pas dengar bunyi tanah jatuh saya lompat dari bawah sudah tidak bisa hanya lari pake lutut saja pas saya toleh ke belakang tembok sudah jatuh," ungkap Henderikus.
Saat bersamaan, lanjut Henderikus, kedua korban sudah tertimbun material berupa batu dan tanah dari bekas tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko yang roboh ke dalam lubang galian pondasi tembok yang ukurannya kira-kira setinggi dada orang dewasa.
Mendengar adanya bunyi tanah longsor, warga di sekitar tempat kejadian langsung berdatangan guna mengevakuasi kedua korban yang masih ada hubungan keluarga yang dan diperkirakan berusia diatas 50 tahun.
"Saat kami kerja tidak ada tanda-tanda, mereka dua ini masih keluarga, masih baku panggil eja, mereka dua ini eja kandung," ujar Henderikus.
Sementara itu, saksi lain yang merupakan ibu-ibu yang juga ikut membantu pekerjaan tembok penyokong Kapela Santo Petrus Lokoboko yang enggan menyebutkan namanya mengatakan kedua korban diketahui sedikit mengalami gangguan pendengaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.