Renungan Kristen Protestan
Renungan Harian Kristen Jumat 17 Mei 2024, Memutus Mata Rantai Kekerasan Inspirasi Kisah Daud & Saul
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:43-44), Daud menunjukkan bahwa kasih dan pengampunan dapat mengatasi kekerasan
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Jumat 17 Mei 2024, Memutus Mata Rantai Kekerasan: Inspirasi dari Kisah Daud dan Saul
Oleh Pdt. Nope Hosiana Daik, M.Th
Bayangkan sebuah lingkaran berantai besar yang setiap bagiannya terbuat dari baja yang keras dan tajam. Setiap kali seseorang mengalami kekerasan, sebuah tangan tak terlihat menambahkan satu lagi mata rantai ke lingkaran tersebut.
Lingkaran ini terus membesar, menyelimuti dan membelenggu lebih banyak orang dalam lingkaran setan kekerasan yang tak berujung. Namun, ada beberapa individu yang memiliki keberanian untuk tidak menambahkan mata rantai baru, tetapi justru memutusnya, sehingga lingkaran itu perlahan mengecil dan akhirnya hilang.
Kekerasan dalam bentuk apapun adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Baik itu kekerasan fisik seperti memukul atau membunuh, kekerasan verbal seperti menghina atau memfitnah, maupun kekerasan ekonomi seperti tidak memberikan nafkah kepada yang berhak.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 12 Mei 2024, Tekun Berdoa
Semua bentuk kekerasan ini, baik yang spontan maupun yang direncanakan, sering kali didorong oleh perasaan iri hati. Mereka yang mengalami perlakuan kasar cenderung membalas dendam, menciptakan lingkaran setan kekerasan yang terus berputar.
Namun, ada harapan dalam bentuk mereka yang memilih untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, memutus mata rantai kekerasan dengan cara yang elegan dan penuh kasih.
Narasi Alkitab dalam 1 Samuel 24:1-23 memberikan kita pelajaran berharga tentang memutus mata rantai kekerasan. Ketika Daud dikejar oleh Saul yang dipenuhi amarah dan ingin membunuhnya, Daud memiliki kesempatan untuk membalas dengan kekerasan, namun ia memilih untuk tidak melakukannya.
Rasa iri hati Saul dipicu oleh pujian yang diterima Daud dari perempuan-perempuan Israel atas kemenangannya melawan bangsa Filistin: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa" (1 Sam 18:7-8).
Iri hati dan kebencian Saul membuatnya mengumpulkan tiga ribu orang terpilih untuk mengejar Daud hingga ke En Gedi. Dalam upaya menghindari Saul, Daud bersembunyi di berbagai tempat hingga akhirnya tiba di gua di En Gedi, di mana Saul tanpa sadar masuk untuk membuang hajat.
Meskipun Daud memiliki kesempatan emas untuk membunuh Saul, ia memilih untuk tidak melakukannya. Daud bukanlah orang yang memanfaatkan kelalaian orang lain untuk keuntungan pribadi.
Ia sadar akan keberadaan Tuhan yang trasendental, dan menyebut Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan, sehingga ia tidak ingin menajiskan dirinya denganmembunuh Saul. Daud berkata: "Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan" (1 Sam 24:11).
Pelajaran dari Daud
Ada dua hal penting yang bisa kita teladani dari sikap Daud:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.