Berita Belu

Kemenkes Simulasi Penanggulangan Potensi Wabah, Bupati Belu Dorong Kewaspadaan dan Kesiapan

Ia juga menekankan, untuk memeriksa kesiapan semua pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan penyakit berpotensi wabah

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) telah menggelar simulasi penanggulangan kejadian berpotensi Wabah/KKM di Pintu Masuk Pos Lintas Batas Darat Negara Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Senin 15 Mei 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Bupati Belu, dr. Agus Taolin menyoroti penyakit kolera sebagai salah satu penyakit yang masuk kriteria penyakit karantina, atau penyakit yang bisa menyebabkan wabah. 

Hal ini diungkap Bupati Taolin saat kegiatan simulasi penanggulangan kejadian berpotensi wabah/KKM yang digelar Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di PLBN Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Rabu 16 Mei 2024.

"Walaupun saat ini di Kabupaten Belu dan di Indonesia tidak terdapat kasus penyakit kolera, namun kewaspadaan dan kesiapan semua pihak sangat penting dalam menanggulangi penyakit kolera, terutama di pintu masuk atau PLBN antar negara seperti di Motaain Kabupaten Belu, mengingat negara tetangga memiliki akses langsung ke negara-negara yang berpotensi terjadinya penyakit kolera," ujarnya.

Ia juga menekankan, untuk memeriksa kesiapan semua pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan penyakit berpotensi wabah, diperlukan kegiatan simulasi penanggulangan penyakit kolera. Hal ini bertujuan agar petugas, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan kolera memahami cara penanggulangannya.

Menurutnya, selain Covid-19 yang menjadi wabah pada tahun 2019, di Kabupaten Belu diketahui bahwa selama 5 tahun terakhir tidak terjadi kejadian luar biasa penyakit berpotensi wabah.

"Hal ini disebabkan oleh adanya Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) yang cepat dan tanggap, dari tingkat puskesmas hingga tingkat pusat. Namun, keberadaan Kabupaten Belu di wilayah perbatasan antara negara memiliki risiko yang cukup tinggi terjadinya kejadian luar biasa penyakit berpotensi wabah, mengingat mobilitas yang tinggi dan hubungan kekerabatan antara penduduk di Kabupaten Belu dan negara tetangga," tambahnya.

Oleh karena itu, Bupati Belu juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI atas pelaksanaan kegiatan simulasi penanggulangan penyakit berpotensi wabah di PLBN Motaain Kabupaten Belu.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Belu, kami menyambut baik dan berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI atas pelaksanaan kegiatan simulasi penanggulangan penyakit berpotensi wabah di PLBN Motaain Kabupaten Belu, agar dipahami oleh para pemangku kepentingan sesuai tugas dan tanggung jawabnya sehingga masalah kedaruratan penyakit potensi wabah di Kabupaten Belu dapat ditanggulangi," katanya.

"Semoga kegiatan simulasi ini juga memberikan keyakinan kepada masyarakat di Kabupaten Belu dan wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Belu bahwa Kabupaten Belu aman dan nyaman untuk dikunjungi, terutama dari segi kesehatan," pungkasnya. 

Baca juga: Kemenkes RI Gelar Simulasi Penanggulangan Penyakit Berpotensi Wabah di PLBN Motaain

Kegiatan simulasi dengan tema penanganan kejadian penyakit kolera lintas batas negara, diawali dengan apel kesiapan yang melibatkan kurang lebih 150 orang peserta yang terdiri dari personel TNI-Polri, staf BNPP PLBN Motaain, unsur CIQS PLBN Motaain dan merupakan kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) Dinas Kesehatan TNI AU, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Belu, dan instansi terkait.

Dalam kegiatan ini dihadiri oleh dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Drh. Pebi Purwo Suseno dari Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), perwakilan dari Lakespra, dr. Saryanto Mabesau dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT. 

Selain itu hadir juga Kepala Administrator PLBN Motaain, Engelberthus Klau serta perwakilan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Denpasar dan Loka Kekarantinaan Kesehatan Entikong, serta pimpinan Forkopimda dan tamu undangan lainnya. (cr23)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved